3. BUKA

3 0 0
                                    

Saat membuka notifikasi itu, aku tersenyum 'senang' melihat dia tengah merayakan ulang tahun wanitanya disalah satu cafe. Senyum wanita itu sangat lebar, menandakan jika ia sangat amat bahagia bisa bersama laki laki sepertinya.

Kue ulang tahun dengan tulisan 'Selamat Ulang Tahun Cantik' dan sekotak kado di sebelahnya serta dua makanan dan minuman pesanan mereka, juga foto mereka berdua yang sangat romantis menunjukan seberapa dicintainya wanita itu.

Katakan aku iri. Ayolah, siapa yang tidak iri melihat orang lain sebegitu dicintai oleh laki laki dengan begitu tulus, terlihat seperti sangat tersusun untuk menyiapkan perayaan ulang tahun itu. Bukan perihal apa kadonya dan berapa harga kue ulang tahunnya, tapi ini tentang seberapa besar effort laki laki itu.

Drtt drtt, ponselku kembali bergetar. Kini notifikasi WhatsApp dari Razi tentunya,

Razi
Temenin aku ngopi ya Renjana, pleasee🥺🥺

Renjana
kpn?

Razi
Semarang

Renjana
jauh, mls

Razi
Sekarang maksudku, di seekopi

Renjana
18.45 blm nympe berarti gjdi

Razi
Siap, otw sekarang

Ini baru pukul 18.20, rumahku dan rumahnya menempuh waktu kira kira 15 menit.

__________

Renjana tengah berada di kediaman teman sebangkunya, Naura namanya. Niatnya ingin mengerjakan tugas bersama, tapi niat tinggallah niat. Mereka asyik mengobrol dengan ditemani beberapa cemilan yang ada.

"Perasaan daritadi handphone kamu nyala terus, ada chat masuk?," tanya Naura, Renjana meraih ponselnya dan benar saja ada pesan dari Bagas,

Pradipta Bagaskara
Kamu di rumah nggak?

Pradipta Bagaskara
Feeling aku sih kamu diluar rumah

Pradipta Bagaskara
Benar nggak?

Pradipta Bagaskara
Sibuk banget ya Na?

Renjana
di rumah tmn, lgi ngobrol aj

Pradipta Bagaskara
Rumah temen kamu dimana emang?

Renjana
jln teratai no 17

Pradipta Bagaskara
Kebetulan aku lagi kerja kelompok di rumah temen, jln teratai no 10. mau pulang bareng nggak Na?

*pov Bagas
Sorry ya, Na. Aku bohong ke kamu, aku nggak lagi kerja kelompok di rumah temen, aku cuman pengen ketemu sama kamu.*

Renjana
ga ush Gas, aku bisa pulang sendiri

Pradipta Bagaskara
Ini udah sore lho Na, lagian kita udah kenal lama kan? kamu nggak percaya sama aku?

Renjana
bkn gitu Gas, aku ga mau ngerepotin orang lain

Pradipta Bagaskara
Kalo gitu, jangan anggap aku orang lain Na.

Renjana
mksdnya?

Pradipta Bagaskara
Lupain aja, mau pulang sekarang?

Renjana
5 menitan lagi kykny

Pradipta Bagaskara
Okee, sampai ketemu 5 menit lagi Na

Renjana mulai membereskan alat tulisnya ke dalam tas.

"Pulang sekarang,Na?" tanya Naura,
"Bentar lagi Nau," jawab Renjana,
"Mau aku anter ke jalan depan?," tawar Naura,
"Nggak usah, aku sendiri aja." tolak Renjana,
"Beneran?," Naura memastikan,
"Iya beneran." jawab Renjana. Kemudian ia pamit dan setelah berjalan sedikit agak jauh dari rumah Naura, ia mengeluarkan ponselnya.

Renjana
jngn jmpt, aku udh jln

Renjana mengirim pesan untuk Bagas, tapi yang dituju hanya centang satu. Biarlah, Renjana memang tidak ingin diantar pulang oleh Bagas, maka dari itu ia langsung pamit sebelum lima menit.

"Padahal belum lima menit lho,Na." ucap seseorang yg memelankan laju motornya di sebelah Renjana.
"Ba-Bagas," Renjana terbata, cepat sekali lelaki ini muncul.

"Ayo naik, udah mulai gelap tuh. Nanti kamu bisa kehujanan." tutur Bagas, Renjana mendongkak dan benar, awan sore dan mendung menjadi satu.
"Ayo Renjanaa, aku nggak bakal gigit." canda Bagas, Renjana pun naik di atas motor itu.

Motor mulai melaju menuju ke rumah Renjana,
"Kamu masih tau rumah aku, Gas?" tanya Renjana,
"Lupa dikit hehe," jawab Bagas sembari cengengesan,

"Bagus deh, turunin di gangnya aja Gas." pinta Renjana,
"Ganteng doang jemput cewe depan gang," Bagas mengucapkan kata kata yang sering ia dengar di media sosial,
"Di depan aja Gas," keukeuh Renjana,
"Iya Renjana Sasikirana yang cantik jelita," jawab Bagas.

Bagas pun menepati ucapannya, iya menghentikan motornya di gang yang Renjana maksud.

"Makasih, maaf ngerepotin." ucap Renjana,
"Sama sama. Tapi, Na aku mau tau jadi ojek pribadi kamu " ujar Bagaskara.
"Apaan si, Gas." ucap Renjana sambil sedikit melotot.
"Becanda,Na. Udah sana jalan." perintah Bagas,
"Ya udah, bye." Renjana berjalan memasuki gang itu, Bagas memperhatikannya hingga ia tak lagi melihat punggung Renjana barulah ia menghidupkan kembali mesin motornya dan pulang ke rumahnya.

__________


"Jadi kapan mau buka hati,Na?" tanya Razi dengan tatapan penuh harap,
"Nggak tau Zi, kamu cari yang bisa bales perasaan kamu aja Zi. Aku nggak mau kamu terus nungguin aku yang bahkan aku sendiri nggak tau mau sampe kapan." jawabku,

"Sesusah itu ya Na?, sesayang itu kamu sama dia?," tanya Razi yang membuatku semakin bingung, aku tak mampu menjawabnya.

"Aku bakal terus nungguin kamu Na," ucap Razi sembari tersenyum.

Banyak sekali kata yang bertebaran di otak ku, Razi selalu ingin aku menuangkan semuanya kepadanya tapi rasanya tidak mungkin. Tidak mungkin aku setega itu untuk mencerikan sosok yang membuatku menjadi gila kepada orang yang menggilaiku.

__________

"Untuk Razi Bumantara,
Jika kita memang ditakdirkan bersama semoga rasa itu segera ada, dan rasamu untukku semoga tak pernah berubah rasa. Namun jika kita memang tidak ditakdirkan menjadi kita, semoga yang menjadi takdirmu bisa mengimbangi rasa sayangmu." itu monologku dengan tuhan.

-15 Mei 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang