Bel sekolah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba.
Para murid yang berada di perpustakaan kalang kabut, dikarenakan tugas mereka belum selesai dikerjakan.
"Yang bunyiin bel siapa, sih?!"
"Omg! Tugas gue belom selesai!"
"Tuh guru minta disantet kek nya, disuruh ngerjain tugas beginian cuman satu jam doang? Gila emang!"
"Jancok! Gue baru baca setengah!"
"Lah, apalagi gue! Baru baca selembar, anying!"
"Astagfirullah, ngapain aja lo dari tadi?"
"Push rank, hehe."
"Pasrah aja lah, ikhlas gue mah nilai raport kecil."
"Emang setiap taun juga nilai lo kecil, ogeb!"
"Ayo semuanya kumpulin!" Ditengah kecemasan orang-orang, Ray berteriak meminta lembar tugas teman-teman sekelasnya.
"Anjing, Ray! Baru juga nulis satu kata!" Nayra membalas, gadis itu terlihat sangat frustasi dengan rambut yang sudah acak-acakan.
Berbeda halnya dengan Arvelyn, gadis bermanik hazel itu tersenyum pongah mengangkat kertas miliknya. Dengan penuh percaya diri, ia menyerahkan kertas tersebut kepada Ray.
"Nih, Ray. Karena gue pinter, jadi udah beres." Ucap Arvelyn sambil mengibaskan rambutnya.
Ray menatap tak percaya gadis dihadapannya itu, ia memeriksa kertas milik Arvelyn guna memastikan. Setelah melihatnya, Ray malah curiga kepada gadis itu.
"Lo liat google, ya?" Tanyanya yang langsung dibantah oleh sang empu.
"Nggak, ya! Mana ada gue liat google, orang hp gue dikumpulin!" Balas Arvelyn dengan muka julidnya.
Ray terdiam tak bisa menjawab, namun matanya masih senantiasa menatap curiga kepada gadis itu.
Arvelyn yang risih ditatap seperti itu oleh Ray, memelototi pemuda itu. "Apa lo, liat-liat gue begitu? Iri? Dengki?" Ujarnya melipat kedua tangan di dada.
Mendengar itu Ray menggeleng, lalu tatapannya beralih ke arah tempat dimana Arvelyn duduk tadi. Seketika kepalanya mengangguk mengerti, ketika melihat keberadaan Kenzo di sana. Pasti gadis ini bermain curang.
Kembali menatap Arvelyn, Ray berucap. "Lo boleh istirahat."
"Dari tadi kek!" Balas Arvelyn.
Gadis itu menatap teman-temannya, yang kini juga tengah menatapnya. Tersenyum jahil, ia berteriak. "Bye-bye chingguuu! Selamat menikmati kesengsaraan kalian!"
°°°°°
Arvelyn memakan seblak super pedas miliknya dengan khidmat, gadis itu tampak fokus dengan makanannya, sesekali melihat keributan yang tengah terjadi.
Huft... Semuanya masih berjalan sesuai alur.
"Gue bilang jangan ganggu dia!"
"Tapi dia yang mulai duluan!"
Fokus Arvelyn seketika tertarik, ia menatap lamat kearah sepasang muda-mudi yang sedang adu mulut.
Menghela nafas panjang, Arvelyn bergumam. "Seenggaknya gue berhasil ngehindar dari satu plot yang bakal bikin hidup gue hancur nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Fiancé [HIATUS]
Teen FictionNaya Rivera, gadis 19 tahun yang mati akibat kecelakaan beruntun yang dialaminya ketika ia hendak pergi ke kampus. Namun bukannya pergi ke alam baka, jiwa Naya malah tersesat ke dalam tubuh seorang figuran di dalam novel yang baru saja selesai dibac...