Chap 13

35 38 30
                                    

Pagi-pagi sekali seorang gadis berlari dengan membawa tas selempangnya. Gadis itu terlihat terburu-buru menghampiri halte bus, dengan tidak sabarnya saat bus baru saja tiba di depan halte, gadis itu langsung berlari masuk sampai mendapat cibiran dari penumpang lain yang merasa risih.

Gadis itu menghiraukan cibiran orang-orang tentang dirinya, yang ia pikirkan sekarang hanyalah "bagaimana keadaan ayahnya?" Gadis itu terlaku takut untuk kehilangan, semalaman mencari cara agar ia bisa pulang ke desa tempatnya tinggal, uang bulanan yang diberi oleh ayahnya masih tersisa, ia berniat menggunakan uang itu untuk kembali ke desa.

Wajahnya terlihat resah, ia menatap lekat-lekat layar ponselnya berharap mendapat kabar baik dari seseorang yang merawat ayahnya.

Pagi tadi gadis itu mendapat telepon dari ibu Roni bahwa ayahnya sedang di rawat di RS.Cantika dan dalam keadaan koma, gadis itu tanpa pikir panjang langsung pergi bersiap untuk menemui ayahnya di RS.Cantika dengan berbekal ponsel dan uang sebesar delapan ratus ribu, ia berharap uang ini dapat mengantarkannya menemui ayahnya.

"Hey nak! Kau terlihat sangat pucat, apa kau sakit?" Seorang wanita tua menghampiri tempat duduk Naya di dalam bus, wanita itu terlihat khawatir, tangannya meraba kening Naya dan ternyata panas, lalu ia mendudukkan dirinya di samping Naya.

Naya menoleh dengan wajah pucat pasinya, ia tak menghiraukan rasa pusing di kepalanya, yang ia pikirnya hanya tentang keselamatan ayahnya, hanya itu.

"Tak apa nyonya, aku baik-baik saja" jawab Naya dengan senyumannya.

Wanita itu menggeleng dan mengeluarkan sesuatu dari tas yang ia bawa. Naya melihatnya, sebuah botol obat?

"Kau demam, apakah sudah minum obat?" Tanya wanita itu lagi, Naya menggeleng lesu.

"Minumlah" wanita itu menyodorkan botol obatnya kearah Naya, tanpa ingin menolak Naya mengambilnya dan berterima kasih pada wanita tua itu.

"Kau mirip dengan cucuku, sangat mirip" perkataan wanita tua itu menghentikan aksi meminum obatnya. Tunggu! Apakah wanita tua itu mengenalnya?

"Mungkin hanya mirip nyonya" balas Naya.

"Apa kau tak sekolah? Kemana tujuanmu?" Tanya wanita itu lagi.

Naya dengan sedikit ragu menjawab "Ayahku mengalami kecelakaan, aku berniat menjenguknya di rumah sakit" Ia menutup kembali botol obat itu dan mengembalikannya, namun wanita itu menggeleng dan mendorong kembali botol obat itu. Wanita itu memberikan obatnya untuk Naya.

"Semoga ayahmu baik-baik saja" ucap wanita tua itu, Naya mengangguk dan tersenyum. Wanita itu ramah sekali.

Bus berhenti di halte no.26 tepat di depan sebuah butik ternama bernama "Angela Butik" .

"Saya sudah sampai, ucapkan salamku untuk keluargamu" wanita itu berdiri dan melangkah keluar pintu bus, wanita itu sedikit melambaikan tangannya dan tersenyum saat ia turun di atas trotoar halte.

Naya balas tersenyum, bus kembali berjalan melewati banyaknya gedung menjulang tinggi. Naya sedikit membenarkan duduknya karena pegal, namun sesuatu terjatuh dari kursi sampingnya, sebuah dompet dengan logo G dan J itu terlihat sangat modis, apakah itu milik wanita tua tadi? Jika ia, maka ia harus mengembalikannya, pasti wanita itu akan mencari dompetnya yang hilang.









Akhirnya setelah mengalami perjalanan melalui bus dan kereta, kini Naya telah sampai di depan RS.Cantika tempat ayahnya di rawat, ia dengan terburu-buru menghampiri resepsionis untuk menanyakan kamar rawat ayahnya.

"Permisi, pasien bernama Candra yang mengalami kecelakaan semalam ada di ruangan mana?" Tanya Naya terburu-buru.

"Pasien bernama Candra berada di kamar rawat VIP.03 lantai 4, apakah nona salah satu keluarga korban?" Jawab tanya resepsionis itu.

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang