Berada dalam situasi —dimana kita tengah mengasihani diri sendiri, adalah part paling menyedihkan di dalam hidup.
Itulah yang Haechan rasakan sekarang, mata sembabnya terlihat jelas sore ini. Semenjak pulang dari sekolah kemaren, ia langsung buru-buru ke kamar untuk tidur dan baru bangun sekitar lima belas menit yang lalu di hari berikutnya.
Banyak tertidur membuat hatinya sedikit lebih tenang, walaupun sebenarnya setelah terbangun. Semua masalah itu kembali menyerbu di kepala, tapi setidaknya Haechan punya beberapa jam untuk melupakan semua itu.
Ini bukan lagi tentang bagaimana kejamnya seorang Lee Jeno membully Haechan setiap harinya, namun masalah terbesarnya adalah. Bagaimana mungkin mulut bodohnya ini sudah melampaui batas memaki bahkan meneriaki Mark Jung dan melibatkan pria kejam itu dalam masalah antara dirinya dan Jeno. Padahal Mark bahkan tak ada urusannya dengan semu itu.
Padahal, kemaren sebelum memutuskan untuk memberikan ponsel milik Mark. Saat Haechan tengah duduk di tribun lapangan untuk menenangkan diri. Sebuah ide picik tiba-tiba saja melintas di fikirannya. Yaitu —bagaimana jika ia berusaha sekuat tenaga untuk mendekati Mark, bahkan mengerahkan segala usaha agar Pria Jung itu mau menjadi kekasihnya, walaupun agak sulit sekalipun. Semua ini tentu saja Haechan lakukan agar Jeno tak berani lagi mengganggunya.
Yaa, memang terdengar sangat kejam. Tapi Haechan membutuhkan seorang perisai agar ia terbebas dari tatapan kebencian Lee Jeno serta bullyan pria itu setiap detiknya, dan Mark adalah orang yang tepat untuk menengahi situasi buruk yang sudah lama terjadi ini.
Haechan yakin sekali, setelah ia menyandang status sebagai kekasih dari Mark, tentu saja Lee Jeno tak akan mau mengganggu pacar dari taman dekatnya kan?? Apalagi kalau dilihat-lihat, jika dua orang pria berandal itu bertengkar, pastilah Mark yang akan jadi pemenangnya, karna menurut rumor. Pria Jung itu pernah mematahkan lengan seseorang, kalian ingat kan??
Tapi semua rencana itu sudah gagal bahkan sebelum Haechan memulainya.
Kesempatan untuk mendekati Mark sudah tak ada lagi karna mulut sialannya ini tak hentinya mengumpati Pria Jung itu kemaren.
Yang tersisa sekarang hanyalah perasaan takutnya pada Mark, membayangkan bagaimana jika mereka bertemu nantinya, mengingat bagaimana wajah merah padam Mark saat Haechan beranjak dari parkiran dan pergi meninggalkan pria itu.
Aishh, persetan dengan semua hal. Untuk saat ini Haechan hanya ingin melanjutkan tidurnya dan terbangun di awal pekan untuk berangkat ke sekolah dan berusaha sekuat tenaga untuk bersembunyi dari Pria Jung itu.
Baru saja pemuda berkulit tan itu berniat menarik lagi selimut untuk menutupi tubuhnya dan melanjutkan tidur, suara ponsel di atas nakas membuatnya mengeluh, dan menghela nafas berat setelah menemukan nama Huang Renjun tampil disana.
Menyebalkan sekali karna pemuda itu mengajak Haechan untuk menemaninya menjemput mobil miliknya yang barusaja selesai di perbaiki di bengkel.
Awalnya Haechan sempat menolak, namun sesaat setelahnya ia baru ingat kalau minggu ini jadwal rutin untuk service mobilnya juga.
Haechan menghela nafas berat, bagaimana mungkin ia bisa melupakan hal-hal penting semacam itu. Ini semua terjadi mungkin karna hatinya yang kacau semenjak berurusan dengan Mark Jung akhir-akhir ini, itu bisa saja terjadi kan??
Lima belas menit lamanya Haechan mengendarai mobil ditengah padatnya jalanan kota seoul sore ini, kemudian ia berhenti tepat di depan sebuah pagar besi berwarna putih rumah bergaya eropa milik keluarga Huang tersebut.
Pemuda itu kemudian masuk ke dalam mobil setelah beberapa menit lamanya Haechan menunggu.
"Mata Lo kenapa sembab gitu?" Tanya Renjun sembari memasang sabuk pengaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCADE [ Markhyuck ]
JugendliteraturMature🔞 Seo Haechan tak menyangka jika kehidupan SMA-nya akan menjadi hancur karna bullyan tak berdasar yang dilakukan oleh Lee Jeno terhadap dirinya. Entah apa awal mulanya, namun tatapan kebencian dari pria itu setiap harinya membuat Haechan kewa...