PROLOG

26 5 10
                                    

"Pukul 23.45. Dalam 5 menit kita akan membuka tirai. Para pemain telah berada diposisinya masing-masing ...."

Jantungku tidak bisa berhenti berdebar. Hormon adrenalinku berpacu cepat, situasi ini membuat monsterku terbangun.

"BUKA TIRAINYA!"

Teriakan lantang terdengar, kemudian tenggelam dalam alunan musik klasik yang diputar. Di kursi-kursi itu, kegembiraan terlihat di binar mata orang-orang itu.

Mendebarkan, wajah memerah orang-orang itu membuat jantungku berdebar kencang. Asap menyebar keseluruh ruangan, banyak mawar merah dilemparkan ke panggung sebagai tanda kepuasan mereka.

Teriakan orang-orang menjadi penutup teater, sorakan yang lambat laun menghilang seperti tenggelam dalam air. Teater pertama telah selesai dengan sukses, banyak penonton bertepuk tangan untuk teater ini.

"Semuanya selesai."

Tak lama, tembakan terdengar. Alunan musik kembali menyelimuti ruangan itu. Dalam sekejap lautan merah terbentuk.

"Wah, bukankah keterlaluan jika kalian hanya menonton? Beri kami super chat dong~"

Jika dihitung, mungkin ada sekitar 6 orang yang memiliki senjata ditangan mereka. Menghabisi 58 orang dengan kurun waktu 10 menit, bahkan mungkin bisa jadi kurang dari 10 menit.

"Bagaimana dengan keadaan disana?" Seorang pria bertanya pada rekannya.

"Yosh, aman. Waktunya bermain dengan Naga Merah." Seorang gadis menjawab seraya mengacungkan jempolnya, tanda bahwa semuanya lancar.

"Usahakan untuk tidak menginjak jalur api, kita akan keluar melalui jalur belakang."

"OKEE!" Semua orang menjawab dengan serentak hingga membuat suara mereka bergema di ruangan yang tertutup itu.

***

Hari ini adalah hari yang sangat besar untukku, peran terakhir serta penutup dari semua teater ini. Dewa kematian terus memberikanku sebuah pertanda untuk mengakhiri semuanya.

"Sial! tidak ada waktu lagi"

Dengan waktu yang terbatas dan banyaknya musuh membuatku semakin terpojok, apalagi jika mengingat bahwa hanya aku seorang yang masih hidup.

Dalam hitungan detik semuanya selesai, ledakan besar yang terjadi begitu saja membuat semua orang tewas seketika.

BRAK

"ANJING LO BAJINGAN"

"HAH LO JUGA MATI? GILA SIAPA SIH NI ORANG"

Diruangan itu orang orang mematikan streaming-nya secara bersamaan, karakter mereka semua dibunuh oleh seorang anonim secara brutal.

"Kayanya dia orang yang kita cari"

Semua atensi berpindah pada seorang gadis yang tengah duduk di kursi gaming berwarna pink itu.

"Dia lebih licik dari yang kita kira"

Semua orang setuju dengan ucapan sang gadis, orang yang mereka hadapi kini bukan orang biasa tetapi seorang kriminal kelas kakap.

"Seandainya jejaknya bisa dilacak, mungkin kita ngga perlu repot repot main ginian"

"Yah mungkin kalo dia segampang itu di tangkap kita ngga perlu turun gini kan?"

5 orang lainnya yang terdiam tiba tiba saja tertawa secara bersamaan, seperti orang gila yang tidak memiliki beban.

"Rasanya kaya jadi detektif anjir, apa jangan jangan kita ini murid conan ha- WOY MAU KEMANA LO SEMUA? TUNGGUIN !! GUE MASIH KOLORAN"

***
The Teater of Sherly
Started !!

Sorry kalo ngga jelas, yang jelas warna duit doang.

The Teater of SherlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang