08. First Day.

20.8K 2K 22
                                    

***

Hari ini lumayan menyenangkan, karena hari ini hari pertama ia bekerja. Identitasnya bisa di bilang di sembunyikan, juga bisa di bilang tidak karena ia tetap menggunakan nama Cannilya Lizzianna V. Hanya Velasquez-nya saja yang tidak di tunjukan.

Gadis itu juga ternyata di terima dengan baik oleh orang-orang kantor, ya walaupun banyak juga yang judes-judes seperti kata Papinya.

Tapi untung saja, teman satu devisinya cukup baik. "Lizzie, udah selesai?" Tanya teman barunya, Milova. Atau biasanya di panggil dengan sebutan Milo.

"Hm, udah kok Milo. Emangnya kenapa?" Tanya Nilya sembari memperbaiki kacamatanya lagi.

"Ayo makan siang!" Ajaknya tanpa persetujuan Nilya, langsung saja menarik tangan gadis itu. "Kita pake tangga aja ya? Kalo pake lift pasti pada penuh." Ujar Milova ketika berada di depan tangga, setelah Nilya mengangguk akhir kedua orang itu menaiki tangga, di mana kantin berada tepat di lantai dua kantor ini. Sedangkan mereka berada di lantai empat.

Kedua gadis itu akhirnya sedikit bercengkrama saat-saat menuju ke kantin kantor, sesampainya di sana keduanya juga asik berbincang. Sebenarnya ini juga semacam cafetaria karena kini kedua orang itu tengah mengambil jatah makan mereka. Jadinya saat bekerja disini setiap harinya kalian di berikan jatah makan siang. Tapi jika ingin membeli makanan yang sesuai selera juga ada beragam.

Saat sudah berada di meja mereka, tatapan Nilya tak sengaja menatap para cosplay jalang kemarin. Tapi langsung ia hiraukan, takutnya ia nanti di jadikan sasaran bullyan.

Ya, meja para cosplayer jalang itu berada di samping mejanya, dan mereka kini tengah membicarakan tentang kedua Kakaknya yang kelewatan ganteng itu.

"Lizz! Kamu tahu kan soal, dua anak cowoknya Pak Bos?" Tanya Milova dengan senyuman malu-malu, mungkin karena mendengar perbincangan di sebrang sana membuat Milova berbincang juga tentang hal ini.

Nilya langsung menatap Milova dengan aneh, lalu mengangguk. "Kamu pernah lihat nggak?" Tanya Milova dengan semangat empat limanya.

Ya, iyalah barusan tadi pagi gue lihat, tapi nggak bosan sih ngeliat muka mereka, ganteng-ganteng, wkwk. Batinnya berujar demikian, tangannya juga tergerak mengambil ponselnya dimana pada layar kunci ada fotonya bersama Sagara di sana, dan di layar awal ada fotonya bersama Kaezar.

Huhuhu, beruntung juga memiliki Kakak ganteng, wkwk. "Pernah sih, tapi cuma sekilas. Pas aku ngelamar kerja di perusahaannya anak Pak Bos yang pertama." Ujarnya mencoba untuk santai, padahal mah dalam hati berbeda lagi.

"Wih! Kamu pernah coba ngelamar kerja di sana?" Nilya mengangguk saja sebagai jawaban. "Terus-terus, gimana-gimana ganteng banget kan?" Tanya Milova dengan antusiasnya.

Nilya mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada dagu. "Kalo di pikir-pikir sih emang ganteng banget." Ujarnya seadanya, ya ia tak akan berbohong karena kedua Kakaknya itu kelewat tampan.

"Wahh! Beruntung banget dong kamu, aku aja cuma ngeliat di sosmed mereka." Katanya terus saja membicarakan kedua Kakak siscon nya itu. "Eh, kamu tahu nggak. Kemarin itu si anak kedua ngeposting fotonya sama cewek!" Ujar Milova dengan hebohnya, ia juga langsung mencari postingan Instagram milik Sagara untuk di perlihatkan kepada Nilya.

Nilya juga langsung menunggu apa yang akan di perlihatkan kepadanya, ia juga harus membalas kehebohan temannya ini, walaupun sebenarnya ia sangat bosan karena terus membahas kedua Kakaknya itu.

"Nih-nih, liat deh!" Ia memperlihatkan sebuah foto dimana Sagara tengah memotret Nilya yang tengah tertidur di sampingnya, ini baru saja terjadi beberapa hari yang lalu.

Nilya hanya mengangguk saja. Tapi dalam hati ia serasa ingin menghajar lelaki itu, jika bisa. Karena ya pasti tidak akan bisa, tenaga lelaki itu lebih kuat darinya, walaupun ia punya jurus abal-abal yang di ajarkan oleh salah satu temannya di tubuhnya yang sebelumnya.

"Beruntung banget sumpah nih cewek!" Komentar Milova, yang terus saja di tanggapi oleh Nilya.

Ya, ia menanggapinya dengan seadanya saja. Akhirnya jam makan siang sudah selesai, dan mereka pun kembali ke tempat kerja masing-masing.

***

Nilya mengatur letak kacamatanya, sembari memegang tas selempangnya, ia menghela nafas karena hari ini ia harus lembur, tapi ada banyak karyawan juga yang lembur hari ini.

Ting!

Gadis itu mengangkat ponselnya ketika ada notifikasi dari aplikasi chatting.

Papi Aaron.
Nilya, kalo udah capek nggak usah di paksain, ya? Nanti kamu bisa sakit.
Ke ruangan Papi aja dulu, Papi udah mau pulang kok ini.

Anda.
Ihh Papi, kan Nilya udah bilang jangan ngasih privileges buat aku, nanti orang-orang pada curiga.

Papi Aaron.
Yaudah, nanti Jericho asisten Papi yang bakalan nganter kamu kemari. Tungguin aja, dia udah di lantai 3.

Anda.
Read.

Nilya menghela nafas, ketika asisten Papinya kini berada di lantai itu, dan berhadapan langsung dengannya.

"Cannilya Lizzianna. Anda di panggil ke ruangan Tuan Velasquez." Ujar asisten Papinya yang bernama Jericho, lelaki itu langsung to the point dalam mengatakan kejujurannya.

Terlihat orang-orang yang masih ada di sana menatap ke arah Nilya bertanya-tanya, begitu juga dengan Milova yang sangat penasaran, kenapa Pak Bos memanggil Nilya. Karyawan yang baru saja bekerja hari ini dan dalam masa training.

Nilya berjalan menuju lift khusus Bos dan klien, lalu masuk ke dalam bersama Jericho. "Papi liatin aku terus ya?" Tanyanya kepada Jericho.

"Iya Nona. Tuan selalu mengecek setiap kegiatan anda." Ujar lelaki itu dengan sopan, ia sudah tahu siapa Nilya dan apa mau dari anak Bosnya ini.

Gadis itu melepaskan kacamatanya, lalu memberikannya kepada Jericho. "Pegangin dulu." Gadis itu bahkan kini melepas high heelsnya.

Membuatnya sekarang tidak memakai alas kaki, jujur saja ia malas memakai high heels yang cukup tinggi ini walaupun sudah terbiasa, tapi enakan memakai sendal. Jericho tak berani menegur gadis itu, ia hanya bisa tersenyum tipis dengan tingkah dari anak Bosnya ini.

Saat keluar dari sana, ia langsung saja masuk ke ruangan Papinya tanpa permisi. "Halo Papi!" Sapanya dengan baterai 1% kepada pria paruh baya yang masih mengurus beberapa berkas di atas mejanya.

Aaron mengalihkan pandangannya, menatap gadis itu yang terlihat sangat kelelahan. "Capek?" Tanya pria itu yang langsung mendapatkan pelototan dari anak gadisnya.

"Papi, nggak liat? Aku udah 6L lemah, letih, lesuh, lelah, letoy, lunglai." Ujar gadis itu dengan nada merengeknya.

"Heleh, siapa yang kemarin sok-sokan mau kerja?" Cibir pria itu dengan wajah menjengkelkannya.

Bibir Nilya maju beberapa milimeter ke depan mendengar ucapan Papinya ini. "Udah ah! Aku mau isthirahat." Ia segera berjalan menuju sebuah pintu, yang setahunya di dalam sana ada kamar kecil untuk isthirahat.

Aaron hanya terkekeh melihat anaknya itu. Jericho sudah lama masuk ke dalam sana, dan melihat interaksi keduanya. Ia sudah menaruh high heels, juga kacamata kotak membosankan milik Nilya ke tempat yang seharusnya.

"Dia lucu kan, Jeri?" Tanya Aaron kepada pria berusia 27 tahun di depannya. Jericho menampilkan senyuman tipisnya lalu mengangguk setuju.

Walaupun dia sudah dewasa, dia tetap putri kecilku.

***

Next? 70 vote.

This Part Ends On:
Senin, 17 April 2023.

Obsessed With You [Pre-Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang