Bab 49

88 3 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sambil menyandar dipan tempat tidurnya, Firman mencatat berbagai hal mulai kapan terjadinya perundungan, kapan Mira mulai merundungnya, dan kapan Mira berdamai dengannya. Semua dicatatnya. Beruntung Firman masih bisa menggunakan kemampuan otaknya untuk mengingat.

Permainan hangat yang dilakukannya bersama sang istri di unit 20-7, itu sudah sebulan yang lalu. Namun alih-alih mendapatkan hasil, malah dia merasa tidak ada perubahan apa pun dalam diri. Terlebih beberapa hari belakangan. Mimpi buruk terus mendatanginya dan membuatnya tetap mengorek ingatan tentang Mira. Mengenai hal tersebut, Firman sungguh dibuat penasaran terkait masa lalu Mira yang belum sepenuhnya terungkap.

Sambil menggigit bibir bawahnya, Firman mencoba menelaah analisis yang telah dibuatnya dalam satu buku catatan.

"Banyak rahasia yang belum terungkap, apalagi aku menduga kamu sungguh menyembunyikan sesuatu, Mir," gumam Firman kemudian menuliskan satu kolom di bagian bawah.

'Kebenaran', itulah yang dia tulis sebagai subjek. Di situlah tempat Firman mencatat jika saja ada kebenaran tentang Mira maupun Yudi terungkap. Atau bisa dikatakan, semua hal jadi jelas terkait masa lalunya.

Juga tentang Yudi yang sempat memperlihatkan rekaman suara Mira, apa Yudi benar kali ini atau cuma omong kosong belaka? Firman berharap kebenaran tersebut bisa menuntaskan rasa penasarannya.

Aku mau bukan kamu otak perundungan itu, Mir. Aku harap orang lain, bukan kamu. Batin Firman sambil menutup buku catatan miliknya.

Sementara itu pada siang hari, Mira ke unit apartemen milik Lexi untuk membahas sesuatu. Si empunya unit pun menyuruh Mira duduk di meja makan dekat kulkas. Sementara Lexi duduk di sisi tempat tidur miliknya.

"Apa kali ini tentang Yudi?" tanya wanita rambut panjang bergelombang itu. "Aku sudah duga sih, Yudi itu berulah lagi. Dia terus saja semena-mena terhadap kita."

"Aku tuh takut, nanti Yudi malah lebih cerdik daripada kita. Dia bisa nekat loh pada Firman," ujar Mira menuturkan kegelisahannya sambil menyeruput minuman kaleng ukuran 360 ml yang diberikan Lexi barusan. "Ngomong-ngomong, kamu ada rencana nggak biar kita bisa hadapi si Yudi?"

Lexi terdiam, merenung seraya mencoba memikirkan sesuatu. "Kalau masalah itu, kita nggak bisa baca alur rencana kita seperti apa. Asal kamu tahu ya, Mir. Yudi itu pintar banget main cantik. Kita cuma perlu memainkan kepekaan kita, daripada kecolongan."

Helaan napas dari Mira menjadi jawaban. Mira membenarkan ucapan sahabatnya. Yudi punya berbagai macam cara untuk mendapatkan keinginannya. Termasuk bagaimana Yudi sangat ingin menghabisi Firman yang merebut posisinya menjadi terbaik.

"Oh iya, kamu kan dapat teror dari Yudi, kalau nggak salah sudah sebulan lalu. Apa benar, suara yang ada di rekaman punya Yudi itu, suara kamu?" tanya Lexi seraya memastikan.

Tentu saja Lexi mendapatkan rekamannya juga. Mira sengaja meneruskan pesan rekaman tersebut agar semata-mata mencari solusi.

"Kalau saja nih ya, Yudi nekat mengirim rekaman itu ke Firman, bisa-bisa kalian bakal pisah. Aku sangat yakin." Lexi menuturkan spekulasinya. "Kita kan nggak tahu perasaan Firman gimana. Kalau saja dia tahu penyebab perundungannya adalah kamu. Bisa jadi Firman benar-benar membenci kamu."

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang