"Orangtua yang menjijikan adalah mereka yang hanya ingin didengar tanpa pernah mengerti perasaan anaknya."
- Just B, YourBie03XVII CHAPTER XVII
°°°
Naruto meneguk air dari keran air yang berada di dekat pintu gerbang sekolah, merasakan rasa segar yang mengalir di tenggorokannya. "Ah, benar-benar menyegarkan."
"Ayo pulang," ucap Sasuke dengan wajah acuhnya sembari menenteng tas yang berada di atas bahunya.
Naruto menarik nafasnya panjang. Sejujurnya laki-laki dengan rambut kuning itu tak bersemangat untuk pulang bukan karena ia tidak suka berada di rumah melainkan karena perjalanan pulang menuju rumah.
Hari ini Naruto, Sasuke dan Sakura berangkat ke sekolah diantar oleh Minato namun sayangnya laki-laki itu tak bisa datang dan mengantar mereka pulang karena ada perkiraan cuaca ekstrim. Tentu saja karena laki-laki itu bekerja di BMKG sebagai tenaga ahli perkiraan cuaca.
"Bagaimana jika kita naik taksi? Atau bus saja jika ingin lebih murah," ucap Naruto sambil mengangkat tangannya membuat Sasuke yang melihatnya berdecak kesal.
"Memangnya kau perempuan? Bahkan Sakura tak ada di sini," ucap Sasuke sambil melipat tangannya di depan dada sementara Naruto memajukan bibirnya.
Nyatanya Sakura memang tak ada di tengah-tengah mereka saat ini. Perempuan dengan helaian merah muda itu pulang lebih dulu dan melewatkan kelas khusus karena harus menjemput bundanya yang baru kembali dari desa.
"Omong-omong bukankah Sakura terlihat aneh? Wajahnya memerah sepanjang hari," komentar Naruto saat ia melangkahkan kakinya membuat Sasuke berdehem pelan.
Baru beberapa langkah rasanya mereka berjalan keluar dari gerbang sekolah saat seorang laki-laki berjas dengan tubuh tegap dan kekar menghadang mereka.
Naruto mendongakkan kepalanya, menatap wajah laki-laki itu yang terlihat bengis di matanya. "Paman sepertinya kau menghalangi jalan kami."
Laki-laki dengan tubuh tegap dan kekar itu mengabaikan ucapan Naruto, ia justru menolehkan kepalanya dan menatap Sasuke membuat Naruto juga menatap Sasuke.
"Kau kenal dia?" tanya Naruto sambil menunjuk laki-laki di hadapan mereka itu dengan tatapan bingungnya, setahunya Sasuke tak mengenal seseorang seperti laki-laki itu dan benar saja, Sasuke menggelengkan kepalanya pertanda ia tak tahu siapa laki-laki itu.
"Kau Sasuke kan?" tanya laki-laki itu membuat kening Sasuke berkerut, laki-laki itu lantas menolehkan kepalanya dan menatap Naruto. Keduanya lantas saling melemparkan tatapan bingung.
"Hn, Paman siapa?" tanya Sasuke.
"Kalau begitu kau harus ikut kami," ucap laki-laki itu memundurkan langkah kakinya, memberikan ruang hingga Naruto dan Sasuke bisa melihat sebuah mobil berwarna hitam di sana.
"Tunggu sebentar Paman. Teman saya ini orang baik-baik, saya bisa menjamin ia tidak pernah memakai narkoba atau melakukan kejahatan apapun. Sungguh, saya tidak bohong bahkan mungkin satu-satunya kejahatan yang ia lakukan adalah karena ia terlahir dengan wajah tampan," ucap Naruto yang tampaknya salah paham, berpikir jika laki-laki itu adalah polisi dan hendak menangkap Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School
ФанфикMenjadi bayi yang tak diinginkan dan terlahir cacat jantung bukanlah keinginan Sasuke, ia tak pernah ingin dibuang ke panti asuhan atau bahkan mendapatkan orang tua angkat sekalipun mereka sangat menyayanginya. Sasuke membenci takdirnya yang seolah...