Aryo dan Indah membantu memindahkan beberapa barang-barang yang dirasa berharga dan memiliki banyak kenangan bagi Stela ke kamar tamu di rumahnya yang hampir tak pernah di pakai. Ruangannya cukup besar untuk menampung barang-barang Stela. Lemari-lemari di rumah Stela juga Stela ijinkan untuk di pakai dipabrik tempat usaha mertuanya. Sementara barang-barang lain yang tidak di gunakan lagi seperti meja makan dan meja tamu juga perabotan dapur lainnya di bagikan ke tetangganya yang membutuhkan dan membiarkan mereka mengambil sendiri.
Belum ada yang mengabari David terkait hal ini. Indah dan Aryo yang langsung mengurus semuanya agar Stela yang kembali mendapat cobaan itu bisa menenangkan diri terlebih dahulu. Indah sudah memberikan nomor telfon David pada Stela, namun Stela rasanya masih belum sempat memberitaunya.
"Stela takut bilang sama Mas David," ucap Stela saat makan malam bersama mertuanya. "Mas lagi kerja, aku ngabarin hal buruk terus. Kayak aku tu dateng bawa sial buat Mas," lanjut Stela yang begitu takut dan malu akan kondisinya yang terus memburuk.
"Enggak Stela, jangan mikir gitu. David gak mungkin mikir gitu. Lagian David kan suaminya Stela, jadi gapapa kalo Stela terbuka sama David," ucap Indah yang di angguki Aryo.
"Besok samperin aja ke lokasi, ngomongnya waktu ketemu langsung aja," saran Aryo.
Stela terdiam lalu menatap mertuanya bergantian. Indah langsung tersenyum sambil mengangguk meyakinkan Stela jika semua akan baik-baik saja.
"Besok kita kesana sambil bawain masakan kesukaan David, jadi ngobrolnya bisa enak," saran Indah yang semangat menghibur Stela.
"Makasih Mi, Pi...kalo gak ada Mami sama Papi Stela gak tau harus minta tolong sama siapa lagi," ucap Stela lalu menyeka airmatanya sebelum berlinangan di pipinya.
***
Anca masih sakit tubuhnya masih demam namun ia tetap memaksakan diri pergi ke lokasi syuting. Suntik hormon yang ketiga kalinya ini tak kunjung membuatnya terbiasa. Beberapa pil pereda rasa nyeri sudah ia minum namun rasa sakitnya akan kembali muncul tak lama setelahnya. Beruntung lokasi syutingnya cukup dekat dan tempat istirahat juga ada.
Anca memperhatikan David sebagai artisnya. Melihat David yang terus di dekati oleh Kinan dengan banyak perhatian, seperti tawaran memesan makanan yang sama bahkan tawaran untuk meminjam bantal atau selimutnya. Kinan terlihat perhatian dan menunjukkan betapa sukanya ia pada David. Begitu berbeda dengan tanggapan David yang seperlunya saja.
Anca sedikit miris melihat bagaimana usaha Kinan untuk merebut hati David. David terlalu kaku untuk di dekati, terlalu menjaga diri meskipun ia seorang aktor dan mantan anggota boyband. Meskipun saat dikamera David bisa berakting dengan lancar dan terlihat natural, tapi tetap saja begitu kamera berhenti David kembali ke setelan pabriknya, pendiam dan dingin. Mengingatkan Anca pada awal ketertarikannya pada Hasan, pendiam, dingin, namun perhatian.
"Mas Anca masih demam?" tanya Kinan yang memberikan perhatian pada Anca.
Anca tersenyum lalu mengangguk. "Gapapa santai aja," jawab Anca.
Anca tau Kinan bukan ingin memperhatikannya, ia hanya mencoba terlihat ramah dan penyayang di depan David. Kinan yang Anca rasa akan terlihat spesial ternyata tidak jauh beda dari kebanyakan perempuan lainnya juga. Bukan Anca cemburu pada Kinan yang mendekati David, tapi cara Kinan membuat Anca muak melihatnya.
David menghela nafas lega melihat beritanya yang muncul di akun sosmed Lambe Turah kembali. Kabar baru yang mengklarifikasi semuanya dan meluruskan spekulasi masyarakat sebelum menjodoh-jodohkannya dengan Kinan.
"Mas Anca, nanti Mami mau kesini," ucap David mengabari Anca.
"Wah enak ya David masih bisa ketemu Maminya..." saut Kinan dengan suaranya yang berusaha terdengar begitu imut.
David hanya meringis lalu mengangguk. "Iya," jawab David singkat.
Kinan langsung berinisiatif untuk mendekat dan curhat soal keluarganya, namun disaat bersamaan David di panggil asisten sutradara untuk kembali take. Anca yang melihatnya hanya pura-pura tak melihat kejadian barusan sambil mengecek ponselnya.
"Kinan liat deh!" seru Sita sambil menunjukkan postingan terbaru dari Lambe Turah.
Kinan mengerutkan alisnya terlihat jelas ia tidak suka dengan kabar baru soal syuting yang ia jalani bersama David. Anca terus memperhatikannya hingga Kinan menyadari jika Anca memperhatikannya. Kinan langsung tersenyum dan mengangguk dengan ceria.
"Syukurlah jadi gak banyak yang ngejodoh-jodohin," ucap Kinan sebelum Anca menghakiminya.
Anca hanya diam lalu mengangkat telfon dari Indah yang mengatakan jika ia tak bisa masuk karena masih take pengambilan gambar. Anca segera berlari keluar menemui Indah. Beruntung ia masih memakai pakaian yang terlihat maskulin, jadi ia tak perlu meminjam pakaian yang di bawa David. Maklum Indah tidak suka pria ngondek karena takut membawa pengaruh buruk pada putranya.
Tapi saat Anca sampai di tempat parkir ia malah teralihkan pada seorang gadis yang di ajak Maminya David. Seorang gadis berpenampilan syari' dan tertutup dengan kulit putih dan wajah yang polos tanpa polsean make up. Anca begitu tertegun dan terpesona melihatnya.
"Anca!" panggil Indah sambil melambaikan tangannya memanggil Anca.
Anca langsung tersadar dan berlari mendekat ke arah Indah. "Sama siapa Tante?" tanya Anca to the poin begitu penasaran pada gadis manis yang diajak Maminya David.
Indah tersenyum sumringah mendengar pertanyaan Anca. "Ini Stela, anaknya Tante sekarang," jawab Indah.
Anca seketika teringat pada cerita David soal anak mendiang ustadz yang mengajar di pengajian Maminya yang menjadi yatim piatu. Anca langsung mengangguk lalu tersenyun. "Anca, manajernya David," ucap Anca memperkenalkan diri pada Stela tanpa menjabat tangannya.
"Stela," jawab Stela lembut.
Bagai di lempar kembali kemasa lalu, setelah Anca mendengar suara lembut Stela ia langsung teringat pada Mbak Azizah. Guru ngaji di kampungnya sekaligus perempuan pertama yang membuatnya ingin terus berangkat ke TPA meskipun ia tak punya teman dan terus di bully.
"Ajik! Gak boleh jahat sama Anjas!" omel Mbak Azizah yang berusaha terlihat garang dan marah pada anak-anak nakal yang mengganggu Anca.
"Wlek! Biarin aja! Anak ronggeng haram gak pantes ngaji! Najis dia! Kayak anjing!" teriak Ajik menghina Anca kecil yang masih duduk di kelas 3 SD.
"Astaghfirullah hal adzim!" geram Mbak Azizah, lalu kembali memfokuskan diri mengajari Anca mengaji dengan sabar dan lembut.
Dari semua orang yang Anca temui hanya Mbak Azizah yang baik padanya. Jarak umurnya 11 tahun dengan Anca. Mbak Azizah juga hanya datang untuk pengabdian disana selama dua tahun saja. Mbak Azizah memperlakukan Anca dengan baik, sabar, dan lembut. Anca selalu mendapat pujian dari Mbak Azizah, pujian sederhana seperti anak pintar, hebat, keren yang tak pernah Anca terima dari oranglain sebelumnya.
"Anjas pinter ngajinya, hebat!" puji Mbak Azizah sambil mengelus punggung Anca dan mengantarnya keluar sampai gerbang masjid.
Pertama kali dalam hidup Anca ia merasa dihargai dan jadi begitu menyayangi orang lain. Pertama kalinya juga Anca ingin menyampaikan perasaannya jika ia jatuh cinta pada guru ngajinya itu. Anca belum paham cinta, tapi saat itu hari-hari ia mengaji dan merasa di sayangi. Ia ingin mengatakan terimakasih dan sayang pada guru ngajinya, itu saja mungkin.
Tapi sayang niatan sesederhana itu yang Anca tunda-tunda membuatnya kehilangan kesempatan menyatakan perasaannya pada Mbak Azizah. Mbak Azizah mati terbunuh di kebun dekat tempat wudhu masjid. Mbak Azizah mati setelah diperkosa, tapi tak ada kejelasan setelahnya. Setelah itu pula Anca tak pernah lagi kemasjid dan memilih untuk ikut ibunya pindah ke ibukota untuk menjadi penari sekaligus melacur.
*****
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Aktor
RomanceDavid yang baru saja memulai debutnya sebagai aktor setelah kontraknya sebagai seorang anggota boyband selesai tiba-tiba di minta untuk menikah dengan Stela, anak dari ustadz yang selama ini mengisi acara pengajian mingguan maminya. David yang sela...