"Ini lokasi terakhir Shani jauh sekali" Ucap Ara setelah beberapa saat, dia yang sedang memangku laptop menatap Gracia bingung.
Gracia yang penasaran ikut menatap layar di depan Ara, alis kanannya terangkat.
"Itu terlalu jauh, Shani juga orang baru di sini" Raut wajah Gracia berubah panik, setelah mengetahui Shani dengan pasti dia bergegas bangkit.
"Aku ikut!"
"Tidak perlu, bagaimana jika polisi mendapatkan informasi Aaron"
Ara yang mendengar itu terdiam, setelah mengucapkan beberapa kata Gracia berlalu pergi.
Gracia memutar kemudi dan melajukan kendaraannya. Matanya terlihat fokus menatap kedepan.
Di tempat yang berbeda...
Shani membuka matanya perlahan, dia meringis kecil ketika merasakan pusing dan sakit di tengkuknya.
Setelah pengelihatannya jelas Shani menatap sekelilingnya.
Beberapa meter di depan terlihat Marsha yang belum sadarkan diri bersandar di dinding yang lumutan dengan luka di kepalanya, karena terlalu lama dibiarkan darah pada luka tersebut telah mengering.
"Marsha...Sha..." Panggil Shani, dia merangkak ke arah Marsha dengan penuh kekhawatiran.
Shani berkali-kali menepuk pipi Marsha akan tetapi tidak ada reaksi, hal ini membuat Shani semakin takut.
"Sha...bangun...kita harus pergi dari sini" Lirih Shani.
Tidak ada sahutan sama sekali, Marsha tetap pingsan.
Shani yang tidak tahu harus berbuat apa berbalik dan menatap sekeliling. Ruangan persegi yang saat ini mereka tempati sangat tertutup, tidak ada jendela sama sekali. Hanya ada satu pintu besi yang sudah mulai berkarat, bahkan pencahayaan di dalam ruangan tersebut hanya di lengkapi sebuah lampu dengan cahaya yang mulai redup.
Seolah-olah lampu siap padam kapan saja.
Shani yang masih takut memegang lututnya dan tertatih-tatih bangkit, dia berjalan ke arah pintu dan memukulnya berkali-kali.
"HEIII KENZO! BUKA!" Teriak Shani.
5 menit kemudian...
Suara Shani berubah serak, tangannya mulai memerah karena sejak tadi memukul pintu di depannya.
Dan lagi Marsha sama sekali belum membuka matanya.
Shani berjalan ke arah Marsha dan meletakkan jari telunjuknya di bawah hidung Marsha. Setelah memastikan jika Marsha masih bernafas dia tanpa sadar menghela nafas lega.
Ceklek!!!
Pintu besi di ruangan tersebut terbuka perlahan, di ambang pintu terlihat Kenzo dan juga Christy yang menggendong si kecil Aaron.
"Kalian! Apa yang kalian lakukan melanggar hukum!" Shani menatap tajam ke arah dua orang di depannya.
Kenzo tertawa kecil, dia merasa geli dengan apa yang Shani ucapkan.
"Apa yang aku lakukan tidak ada bedanya dengan apa yang papamu lakukan" Cibir Kenzo.
Shani menatap bingung pria tinggi yang berdiri tidak jauh darinya.
"Apa yang papaku lakukan?"
"Membunuh ayahku, dia bisa saja menyelamatkannya saat ayahku terperangkap di dalam mobil tapi dia tidak melakukannya sama sekali" Mata Kenzo menerawang jauh, meskipun ayahnya hanya seorang sopir dia tetaplah ayah yang berharga baginya.
Mata Shani melotot tanpa sadar.
"K-kamu anaknya?"
Christy yang tidak tahu arah pembicaraan dua orang ini menyikut Kenzo dan menatapnya penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanficSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)