Lana memasuki kamar Maria, mengambil salah satu kunci yang bertuliskan Kamar tuan Zegas, kemudian ia keluar dari sana, kebetulan Naka baru saja tiba di rumah.
"Ini kunci cadangannya tuan," ujar Lana seraya memberikan kunci tersebut, mengingat Naka yang memintanya untuk mengambil kunci itu dari kamar Maria.
"Ikut gue, jangan banyak tanya," pinta Naka, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar Zegas, memasuki kamar Zegas yang sempat terkunci.
Setelah itu Naka menggeser pintu merah tersebut, lalu memasuki ruangan itu diikuti oleh Lana, tak lupa ia menyalakan lampu di sana.
Naka mengedarkan pandangannya sejenak, menyibak tirai di sana hingga terlihat banyak foto keluarga Luceryst, namun tanpa dirinya.
Naka beralih membuka lemari pendek itu, menarik kotak besar di dalamnya dan membukanya, terdapat banyak barangnya yang hilang, ternyata benar Zegas yang mengambilnya.
Naka pun memasukan sisa barang-barang yang berada di lemari itu ke dalam kotak besar, kemudian menutupnya rapat-rapat, tak lupa ia juga mengecek lemari lain, takut-takut ada yang tertinggal.
"Lo bawa ini dan masukin ke bagasi mobil gue," ucap Naka sambil memberikan kotak yang tak terlalu berat itu pada Lana.
"Tapi tuan, jika tuan Zegas tahu bagaimana?"
"Dia gak akan tau kalau lo gak ngomong."
"Tapi tuan—."
"Lo tinggal bilang gak tau apa-apa, lo ikut tidur sama mereka," ucap Naka menyela ucapan Lana.
"B-baik tuan."
Naka tersenyum kecil melihat Lana yang ketakutan, "jangan ceritain tentang kejadian malam ini ke siapa pun, kalau sampe orang lain tau, gue bakal lepasin salah satu yang ada di badan lo," bisiknya.
"Ya, tuan.." Lana pun segera pergi menuju ke depan sana, ia sedikit bingung mendengar ancaman Naka.
"Lepasin salah satu yang ada di badan gue? Baju? Dia mau gue bugil depan dia? Cabul banget," lirih Lana.
Sementara itu Naka memasuki kamar Shian, ia melihat Shian yang terlelap di atas kasurnya, ia pun menggendong tubuh Shian dan membawanya keluar.
Kemudian memasukan Shian ke dalam mobilnya, membuat Lana terdiam dengan tatapan terkejut, pasalnya ia sempat diberi pesan oleh Maria, bahwa ia tidak boleh membiarkan Naka dan Shian pergi keluar rumah.
"Tuan.." lirih Lana yang membuat Naka menoleh.
"Gue gak main-main sama ancaman gue, Lana." Setelah mengatakan itu Naka memasuki mobilnya dan pergi dari kediaman keluarga Luceryst.
Lana pun menghela napas lirih, "seenggaknya si idiot bego itu udah pergi, gue muak denger ocehan gak berbobotnya."
Dan malam itu, Lana memasuki kamarnya dan terlelap seperti bisa, besok ia harus bersikap bahwa dirinya juga mendadak mengantuk karena minuman itu.
**
Keesokan harinya, maid terbangun lebih dulu seperti biasanya, mereka nampak curiga karena terlelap lebih sore dan secara bersamaan, namun tak ada yang berbincang untuk membahas, mereka segera bekerja walau dengan kepala yang terasa mau pecah, benar-benar pusing.
Acha sudah membersihkan diri dan berpakaian, ia sarapan dan segera meminum obat.
"Kenapa Cha?" Tanya Maria yang melihat Acha habis meminum obat di dapur.
"Kepalaku kayak berat gitu, sakit.."
Mari mendekat dengan tatapan cemas, "aku juga, Cha. Sampe susah bangun tadi, maid yang lain juga sama dan sempet ngeluh sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With The Boss ✔️
Romance🔞 Tentang Acha dan ketiga majikannya! - Sleep With The Devil - Sleep With The Boss