Malam itu cuaca begitu cerah, gemerlap cahaya bintang menghias angkasa, sang bulan terlihat begitu ceria diantara sela-sela kerlap-kerlipnya bintang. Panorama malam yang begitu indah ini tidak begitu saja Brown lewatkan, dengan ditemani dengan segelas susu dan beberapa biskuit Brown menikmati pemandangan ini sambil duduk diatas kursi goyangnya yang berada dihalaman teras rumahnya.
Semilir angin berhembus menyentuh daun telinga Brown.
"Ahh.. sejuk sekali udara malam ini, sepertinya begadang adalah pilihan yang tepat untuk mengarungi malam ini." ucap Brown
Beberapa terlihat orang melintas di depan rumahnya, setiap orang yang melewat pasti menyapa dirinya. Maklum, Brown ini meski orangnya sangat misterius sekali akan tetapi dia sangat ramah kepada siapapun yang ia temui dijalan. Di kota ini tak ada seorangpun yang paling disenangi kecuali Brown. Kecuali bagi istrinya, Cony.
Jika Brown memiliki sifat ramah dan tertutup, justru Cony sebaliknya, ia memiliki sifat angkuh dan ceplas-ceplos serta senang membicarakan gosip tentang orang lain. Bahkan, orang yang pertama kali menyebarkan gosip bahwa Yura adalah seorang dewi adalah dialah sendiri.
Dari arah pintu rumah tiba-tiba saja muncul Cony dan menoleh kearah Brown.
"Mas, makan malamnya udah aku siapin tuh diatas meja." kata Cony.
Brown tidak menjawab ia hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya saja.
"Oh iya mas, kalau mau makan, jangan lupa itu si Sally suruh bangun gitu."
"Loh kenapa nggak sekalian sama kamu aja Con ?"
"Aku lagi sibuk mas, itu masih ada ikan yang belum beres aku goreng."
Tiba-tiba saja dari dalam rumah tercium bau aroma gosong.
"Sniff.. sniff... hehe kayanya ikan gorengnya udah keburu gosong deh, mendingan kalau dah gosong gitu kamu aja yang bangunin mbak Sally, yah ?"
"Mas ini gimana sih ?! Udah tau masakan istrinya keburu gosong, eh malah dibecandain, udah ah aku gak mau tau pokoknya mas yang bangunin dia, TITIK !"
Dengan segera Cony berlari ke arah dapur, Brown terkekeh-kekeh dengan kekonyolan yang dilakukan oleh istrinya itu. Malam semakin larut dan udara malam pun semakin dingin, Brown pun segera menghabiskan minuman dan biskuit yang dia bawa ke halaman teras dan segera masuk kedalam.
Brown beranjak kedalam kamar Sally.
"Mbak... mbak... bangun, makan malamnya udah disiapin, ntar takut keburu diabisin sama istri saya." bisik Brown sambil menggerakkan kedua bahu Sally.
*Grok.... fufufufu Grokk fuuuuu
"Ni orang kalau dah ngorok emang susah dibangunin, aku harus cari cara lain untuk membangunkannya."
Brown melangkah ke arah saklar lampu dan mematikan lampu dikamar tersebut. Saat lampu mati, tiba-tiba saja tubuh Sally yang sedari tadi tidur pulasnya seperti mayat tersebut terperejat.
Sambil berteriak Sally berkata "TOLONG.... TOLONG.... AKU BUTA, SESEORANG TOLONG AKU !"
Mendengar teriakan tersebut seketika saja Brown tertawa terbahak-bahak dan segera menyalakan lampu kembali. Disisi lain, Cony yang sedang membawa tiga piring sontak langsung menjatuhkan dan memecahkan ketiga piring tersebut. Dengan rasa cemas, ia langsung berlari menuju kamar Sally.
Namun sesampainya dikamar, ternyata tidak terjadi kejadian apa-apa. Yang terlihat hanya Sally yang wajahnya pucat dan nafasnya tersengal-sengal dan suaminya yang sedang memegang perut sambil dengan nikmatnya tertawa terbahak-bahak.