♪- The Chapter : 11 -♪

32 13 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'2021'

"Aku menemukannya."

Rasa senang tak terpungkiri dari wajah Matthew. Entah bagaimana ia harus bersikap, karena pria yang selama ini menjadi bayang-bayang semata- sekarang sudah ada tepat di hadapannya.

"Ray.."

"Theo?"

Oh tidak.. Bukan yang itu Matthew!

"Kau mencariku Theoku sayang?" ucap pemuda itu datang dari balik pintunya.

"Aku- tidak." Matthew mulai membelakangi pemuda ilusinya itu.

Tapi percuma saja, ia tak bisa menghilangkan Ray palsu disana jika pikirannya masih terbayang akan Ray asli. Ilusinya mulai berjalan mendekat dan meraih dagu Matthew.

"Baiklah, ternyata kau sudah merindukanku lagi setelah sekian lama Theo. Tidak usah bohong sayang." ucapnya sambil mengelus wajah itu. Matthew mulai memejamkan matanya erat, takut terjebak lagi dalam pandangan Ray.

"Buka matamu sayang.. Aku tak bisa menautkan manik kita dalam pandangan yang memabukkan."

Matthew tersentak kaget ketika sesuatu benda menubruk pada bibirnya. Dengan cepat ia melepaskannya dan-

hah, hah, hah..

Dia terbangun dengan nafas berat. Sialan saja, ternyata itu hanya mimpi.

Matthew mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Matanya sedikit blur ketika ia baru saja bangun tidur, membuatnya kadang kebingungan untuk melihat. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, guna ntuk memulihkan penglihatannya.

Tubuhnya terasa remuk, seperti habis ditindih oleh seseorang. Ia tidak berharap Ray melakukannya, tapi jika yang asli mungkin- ia mau saja..

Sedikit ambigu ya:)

Lupakan itu, sekarang Matthew harus mencari Ray sebelum kelas yang dimulai pada siang harinya.

Ia bergegas menyiapkan dirinya sendiri, mandi dan berpakaian rapi. Tetap dengan nuansa 'casual' agar terlihat santai tapi dengan paduan warna yang rapi. (bingung gak tuh)

Matthew pergi ke stasiun dulu, untuk mengambil mobil yang akan ia sewa. Karena didaerahnya tidak ada, jadi ia harus menyewa di tempat lain.

Kondisi didalam kereta tak terlalu ramai, membuat ia bisa menulis di sana. Sudah lama ia tak membuat sebuah kalimat dalam buku catatan hariannya, kini ia membuka halaman terakhir- melihat satu pesan asing seperti bukan tulisannya.

-"Mungkin kaulah orang terbodoh yang pernah aku temui sepanjang hidupku. Tapi disinilah kau membuatku hidup di otak binasamu- memberimu kode, sinyal, sentuhan, dan selama 1 minggu ini aku hidup dengan hanya netra kita yang bertemu pandang."-

-"Kadangku tersenyum malu saat kau melakukan hal manis padaku, tak dapat dipungkiri ternyata penulis seperti ini tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang bukan."-

Ia membaca setiap rentetan kata yang tertera disana. Merinding sesaat baginya karena sudah menduga satu orang yang terlintas dalam pemikirannya.

Ini Ray yang menulis.

Matthew menjadi sedikit merinding karena hayalannya tak juga hanya bisa menulis, tapi ia bisa rasakan juga selama ini. Karena sebelumnya mereka pernah melakukan hal- (chapter 4 & 7)

Oh yaampun, apa selama ini Matthew melakukannya dengan guling yang ada di kamar?

Semburat malu terhantar dalam satu titik yaitu pada pipi dan telinganya, rasanya ia mau menampar saja dirinya. Tapi bagaimana nasib pipi mulusnya kalau begitu?

Ia menggelengkan kepalanya ribut, berusaha melupakan apa yang terjadi pada masa lalu. Pada saat itu pun ia harus jujur, ia menyukainya.

Ray sangat indah, lebih indah dari apapun yang ada di bumi. Kini ia tak harus hanya sadar, tapi ia harus berjuang untuk mendapatkan Ray yang sebenarnya.

Ia mengulum senyumnya sambil menulis:

-"Untuk ke sekian kalinya aku menulis untuk 'Mu'. Kadang dengan ocehan anehmu membuatku rindu akan separuh jiwa yang hilang dariku. Bagaikan tak punya tempat untuk menjadi rumah, kini kau menjadi rumah yang ternyaman untukku jadikan sebagai kata 'Pulang'. Seperti yang kau tahu- Aku begitu mencintaimu, sampai ke akarnya."-

Matthew menangis diam didalam kereta itu, mulutnya tergerak ingin berkata- "Aku begitu bodoh dalam mencintaimu, sampai ku tahu kau hanyalah delusiku."

.
.
.

"Ini kunci mobilnya Mr. Matthew. Semoga aman dalam berkemudi." ucap sang pelayan yang ada di sana. Matthew menganggukkan kepalanya sambil melempar senyum malu.

Ia kini pergi untuk menjemput satu orang yang selama ini ia dambakan.

"Tunggu aku.. Ray!"

Pergi ke alamat tempat tinggalnya atau universitasnya? Tunggu, ia harus pergi ke mana terlebih dahulu sekarang?

Dengan cepat Matthew merogoh saku celananya, berharap untuk menemukan benda pipih miliknya. Ia terlihat mengotak-atik ponselnya itu untuk ia mencari sebuah file.

Jarinya ia gerakan 'scroll' ke bawah untuk mencari alamat dari Ray. Tak perlu waktu lama, Matthew langsung menuju ke satu tujuan utama.

Rumahnya.

.
.
.

Suara mobil yang Matthew sewa sekarang memenuhi depan rumah orang itu. Tak lama kemudian ia keluar untuk mengetuk pintu disana.

tok, tok, tok..

...

Tidak ada jawaban dari dalam.

Matthew mulai memeriksa jendela rumah yang ada disana sambil mengetuk pintu itu. Dan tetap tidak ada sahutan. Ia mulai terbaring lemas di teras rumah itu, apa sesusah ini untuk mencarinya?

Ia melihat tak ada sepatu maupun alas kaki apapun disana. Jadi, apa ia harus beralih ke tujuan kedua?

Tak tahu harus apa pun, ia juga akan tetap kesana nanti. Matthew menyerah mencarinya disini. Kini ia mulai mengendarai mobil lagi.

Melihat minimarket yang tak jauh dari sana membuat Matthew ingin mengambil waktu istirahatnya sebentar. Tapi bukan makanan yang sebenarnya ia cari, tapi—

Ray yang asli sedang menunggu di luar minimarket itu. Seolah mendapat jackpot, ia segera menghampiri harta karunnya.

Mobil Matthew berhenti tepat di depan pria itu berdiri. Tampak dengan wajah bingungnya, tiba-tiba saja seseorang berhenti dengan mobilnya.

Matthew membuka jendela samping, netra mereka bertemu dengan cepat membuatnya seiring tak bisa terlalu lama disana.

"Need a ride sweetie?"

.
.
.

♪☆≡~ Rona Sastra ~≡☆♪

.
.
.

rubbinggyuu note:
Nanggung sebenernya tapi coba aja kulanjut chapter 12 nanti. Oke mulai cukup lega karena sedikit lagi selesai.

Aku udah kasih bocoran project SooKai ku belum ya? Btw belum keluar kok ceritanya. Masih edit chap satu. Tolong tunggu aja ya🙏

Masih mau liat akhir Rona Sastra?
-22 April 2023

Rona Sastra - TaeGyu Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang