Part 74

3.4K 461 27
                                    

Shani tanpa sadar berlari kearah Gracia, ketika memastikan jika Gracia baik-baik saja dia terisak kecil.

"Sshhh, jangan menangis" Kata Gracia sambil mengusap lembut air mata Shani.

"A-aku takut, hiks"

Diperlakukan seperti itu membuat Shani semakin terisak. Gracia tersenyum lembut, tatapannya kemudian teralih ke baby Aaron.

"Kita ke rumah sakit sekarang"

Mobil Gracia melaju meninggalkan tambang tua tersebut.

Saat berada di tambang, baik Marsha maupun Shani keduanya sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tetapi sekarang saat diperjalanan kerumah sakit mereka akhirnya merasakan rasa sakit di sekujur tubuh.

Bahkan ada beberapa luka bakar yang dangkal di kulit tipis mereka. Melihat itu Shani cepat-cepat memastikan tubuh baby Aaron.

Bayi itu tidak dalam keadaan sehat, tetapi jauh lebih baik daripada ketika masih terjebak di dalam terowongan.

"Aku sudah menghubungi Ara, dia harusnya ke rumah sakit sekarang" Marsha yang duduk di kursi belakang sambil mengamati lukanya meringis kecil.

"Bagaimana keadaan Aaron?" Tanya Gracia yang tetap fokus ke jalanan.

"Dia tertidur, tapi aku tidak tahu itu baik atau buruk. Saat di tambang dia banyak menghirup asap" Shani mengigit bibir bawahnya khawatir.

"Harusnya dia baik-baik saja, kita bergantian memberinya nafas buatan agar tidak sesak nafas di dalam" Marsha yang duduk di belakang menimpali.

Mendengar itu baik Shani maupun Gracia, keduanya menghela nafas lega.

"Tapi tidak ada Kenzo di sana, dia kemana?" Tanya Gracia.

Shani menjelaskan semuanya, kening Gracia terlipat dalam mendengar itu. Cengkramannya di kemudi mengencang.

Sebentar lagi mobil yang membawa mereka akan tiba di rumah sakit.









•••









Ara, setelah mendapatkan panggilan Marsha bergegas ke rumah sakit. Saat mendengar seluruh cerita dari Marsha dia merasa jantungnya melompat dan meninggalkan tempatnya.

Karena takut Chika yang masih shock dan bangun dari pingsannya menjadi panik dia hanya bisa diam-diam pergi ke rumah sakit meninggalkan Chika dengan kedua orangtuanya.

Ara melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia bahkan tidak berhenti meskipun lampu merah menyala.

Setelah menyetir beberapa saat, Ara menghentikan mobilnya di parkiran rumah sakit.

Matanya yang hitam menatap sekeliling, diparkiran mobil Gracia belum terlihat sama sekali itu berarti mereka belum tiba.

Ara melirik jam di pergelangan tangannya, sambil menunggu mereka tiba dia terlebih dahulu menyiapkan dokter.

Mobil Gracia akhirnya melaju kearah parkiran, ketika melihat itu Ara bergegas maju.

Ara tidak dapat menahan tangisnya saat melihat wajah lemah putranya yang berada di pelukan Shani.

Dokter yang telah disiapkan oleh Ara bergegas maju, beberapa perawat mengikutinya dari belakang.

"Aaron..." Ara meraih tubuh putranya dan menggendongnya.

Baby Aaron yang seolah merasakan kehadiran mommy-nya itu membuka matanya sedikit dan kembali menangis, tetapi tangisnya terdengar serak dan kecil.

"Dok...." Panggil Ara.

You Are My Home (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang