"Melipat perahu, dan berhenti mencarimu."
-Naa.---
"Capek.."
Nadya, gadis yang baru menginjak usia 12 tahun itu terbaring dengan jompo nya dikasur miliknya.
"Gila, tau gitu mending ga usah ikut ikut main Voly! Mana dikantin es abis." Gerutunya tak jelas.
Hoamm..
Nadya mengantuk, ia mulai menutup perlahan kedua matanya dan pergi ke alam mimpi.
---
"Hai."
Nadya bangun, ia membuka matanya.
'Bunga tidur, hah?'
Nadya melihat sekeliling, ia melihat lelaki yang sedang berjongkok di samping kanan tepat ia berbaring.
Mereka bertatapan cukup lama, "ada apa? Ayo ikuti aku!" Ujar lelaki itu dan langsung menarik tangan Nadya.
Nadya hanya diam sembari menatap sekeliling.
Tidak buruk.
Hanya Pantai dengan laut yang terbentang luas, dan langit senja yang menenangkan.
Mereka berdua berlarian diatas pasir putih yang menghangat.
Lelaki itu mengajak Nadya pergi ke suatu tempat, dibawah pohon kelapa yang sangat amat tinggi, terdapat karpet dengan meja kecil diseberang kiri karpet tersebut.
Lelaki itu melambatkan larinya dan berhenti tepat dibelakang karpet tersebut.
"Duduklah."
Mereka duduk bersamaan. "Aku Althan, Althan Wahaza."
Nadya menatapi lamat lamat lelaki ini, perawakannya tinggi, sepertinya ia baru menginjak usia 15 tahun, pakaiannya khas pakaian sekolah jaman lampau, wajahnya campuran Belanda dan Indonesia.
"Siapa kau?"
"Aku Althan! Althan Wahaza! Kau tidak mendengarku?" Dari logatnya ketara bahwa ia memang anak dari jaman lampau.
'Aku bermimpi bertemu dengan seorang anak belanda, huh? Aneh.'
"Ak-"
"Tidak perlu memberitahu tentang dirimu, aku sudah tau semuanya. Namamu Nadya bukan? Nadya Dwy Cahya! Kau lahir 4 Mei 2011 bukan? Kau baru menginjak Usia 12 tahun di bulan ini! Kau sudah berpindah dan menjual rumah sebanyak 3 kali! Kau lahir di Kalimantan Tengah, Palangkaraya! Lalu kau pindah ke Jawa, dikota Kudus. Lalu pindah lagi ke Sumatra Selatan, dikota Palembang! Kau anak tengah, punya kakak perempuan dan satu adik laki laki." Rincinya.
Nadya tersenyum, "Yeah, itu aku."
"Sekarang gantian, aku yang harus memperkenalkan diriku."
"Aku Althan, Althan Wahaza, aku berumur 15 tahun di bulan lalu, aku anak belanda, Ayahku berperan penting di Negaramu. Aku tidak bisa memberi tahu kan Margaku, karena aku tidak ingin kau mengetahui ayahku dan keluargaku. Aku dari keluarga terpandang, aku tidak tau mengapa aku bisa berada di pantai ini dan melihatnya yang sedang berbaring, aku menghampiri mu, kupikir kau seorang putri duyung yang terdampar, ternyata tidak haha."
Mereka diam, menikmati semilir angin yang menerpa indah dianak rambut mereka.
Tangan Althan mendekati Tangan Nadya dan menggenggam nya, Nadya menoleh, ia menatapi wajah tenang milik Althan.
Wajahnya tampan, bola matanya berwarna biru, alisnya sedikit tebal, rahangnya tegas, dan bibir yang menawan, warna kulitnya putih yang hampir kepucatan.
Nadya menatap tangannya yang digenggam oleh Althan, "Maaf, tapi izinkan aku, aku membutuhkannya." Ujar Althan yang masih menatap laut yang tenang.
Nadya tersenyum kecil dan kembali menatap lautan yang menenangkan.
Ia menyukai mimpinya.
"Ini, minumlah." Althan memberi gelas yang berisi air kelapa itu kepada Nadya.
Nadya mengambil itu dan meminumnya, aneh.. Bukankah di mimpi itu tidak bisa merasakan atau dirasakan? Tapi.. Mengapa aku bisa merasakan genggaman dan Rasa dari semua ini?
Nadya Pov :
"Althan."
Althan menoleh padaku, "ya?"
"Apakah kita bisa bertemu..lagi?"
Althan diam, tampak seperti merenungkan sesuatu. "Kuharap.. Iya." Jawabnya Ragu.
Tentu terdengar jelas bahwa ia Ragu, jika Althan saja Ragu.. Apalagi aku?
---
Inget, resapi kata katanya, sambung kata yang dicetak tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAN
Random"Aku terlalu dalam mencintaimu, sehingga aku lupa.. kau hanyalah ilusi belaka." "Aku ilusimu, bukan pasangan mu." ---- DEMI APA?? BARU PERTAMA KALI INI BIKIN CERITA STRAIGHT!! BIASANYA KAN CERITA HOMO YGY. Disini cuman nyeritain mimpi aku selama...