"Mas Anca!" panggil David yang melihat Anca ada di dekat mobil Maminya sambil memperhatikan Stela. David sudah khawatir jika Stela berkata macam-macam pada Anca. Namun saat ia datang ia malah melihat Stela yang sedang mengaji sambil disemak oleh Maminya sementara Anca diam memperhatikan saja.
"Eh! Vid, ini ternyata Mamimu punya anak lagi," ucap Anca kaget melihat kedatangan David yang baru selesai take.
David meringis lalu mengangguk canggung, sementara Stela menutup Qur'annya dan meletakkannya di kantung kursi mobil.
"Ini Mami bawain baju ganti sama makanan buat kamu," ucap Indah sambil memeluk David.
Stela hanya tersenyum simpul lalu membawa keluar wadah makanan yang di bawa mertuanya.
"Biar ku bantu," ucap Anca yang langsung sigap membantu Stela dan mengarahkannya untuk membawa masuk kedalam.
David dan Maminya juga ikut membantu membawa barang-barang. Semua orang yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan David dan mengenal Indah langsung datang untuk menyapa. Semua sudah hafal jika Indah datang pasti membawa makanan, minimal cemilan untuk para crew juga.
"Halo Tante, saya Kinan," sapa Kinan sambil memperkenalkan diri.
Indah menyaliminya sambil tersenyum. "Indah, Maminya David," ucap Indah ikut memperkenalkan diri.
David senang bisa melihat Stela, jujur ia sedikit berdebar-debar saat melihat Stela yang ikut datang ke lokasi bersama Maminya. Sudah lama David merindukan wajah Stela yang polos dan suaranya yang lembut saat bicara. Meskipun disaat bersamaan juga ia merasa takut dan deg-degan jika Stela atau Maminya keceplosan soal pernikahannya.
"Om gak ikut Tan?" tanya Kinan basa-basi.
"Enggak, Papi lagi ngurus pabrik," jawab Indah lalu duduk dan ikut bersama Stela membantu menyajikan makanan yang ia bawa dari rumah. "Dicoba, ini bikinnya bareng sama Stela loh," ucap Indah bangga sambil menatap Stela yang tersipu malu di sampingnya.
Anca ikut tersenyum melihat Stela yang tersipu. Stela cantik dan kalem, Anca sangat terpesona dengannya meskipun Stela tidak pecicilan dan banyak omong. David duduk di samping Stela dengan perasaan gugup, takut jika terlalu dekat dengan Stela akan di curigai namun jika ia banyak tingkah akan semakin mengundang tanya.
"Kamu kenapa ikut?" tanya David pelan.
"Ada yang mau diomongin langsung sama Mas," jawab Stela lalu meletakkan mangkuk plastik berisi sup matahari untuk David.
David menghela nafas pelan ia melihat sekeliling. Tak ada celah untuknya agar bisa mengobrol berdua dengan Stela. Tak mungkin juga mengobrol di kamarmandi.
"Kalo cepet dua hari lagi aku pulang sebenernya," ucap David disela makannya.
Stela mengangguk lalu tersenyum. Anca kembali tertegun dengan cara Stela menanggapi David dengan begitu kalem.
"Mas Anca mau juga?" tawar Stela. "Ini aku yang bikin, agak berantakan gak kayak bikinan Mami tapi," lanjut Stela yang langsung di angguki Anca. "Maaf ya, gak rapi..." ucap Stela memberikan semangkuk sup matahari untuk Anca.
Biasanya Anca yang melayani orang-orang di lokasi. Kali ini ada perempuan yang melayaninya.
"Ini gapapa kok, enak juga..." ucap Anca berusaha terlihat maskulin didepan Stela.
Stela tersenyum mendengar jawaban Anca lalu mengambilkan onigiri untuknya juga. "Mas David mau juga?" tawar Stela.
Ponsel Indah berbunyi cukup nyaring. "Assalamualaikum..." saut Indah lalu bangun dari duduknya dan berjalan keluar untuk bicara dengan orang yang menelfonnya.
Stela dan yang lain hanya memperhatikan Indah sekilas lalu membiarkannya keluar agar bisa bicara lebih nyaman.
"Masakanmu enak, aku suka," puji Anca tiba-tiba.
David menaikkan sebelah alisnya. Ia tau Anca tidak suka sayuran, baru kali ini juga David mendengar Anca memuji makanan. Namun tak berhenti sampai disitu David yang heran itu tiba-tiba jadi kesal karena Stela yang tersenyum sumringah mendengar pujian Anca.
"Mas tadi aku bikin ini, rapi. Tapi kecil, Mami yang ajarin," ucap Stela menunjukkan onigiri buatannya untuk David.
"Buatanmu jelek, bentuknya gak enak. Apa bisa di telen ini?" cibir David yang melihat hiasan pada onigirinya yang terlihat imut dan malah membuatnya salah tingkah.
"Ah begitu ya, besok lagi aku belajar bikin yang bener," ucap Stela berusaha menutupi kesedihannya atas cibiran David yang begitu menusuk sambil mengambil kembali onigirinya.
"Buat aku aja, aku laper banget," ucap Anca tiba-tiba menawarkan diri.
Bila melihat Kinan caper David sudah biasa belakangan ini, tapi melihat Anca yang tiba-tiba semangat dan ceria untuk mendapat perhatian Stela ini terasa begitu aneh. David tau Anca seorang gay, David juga tau bila Anca sudah mulai menjalani treatment suntik hormon. Untuk apa Anca mencari perhatian Stela? Pikir David bingung.
"Gak usah Mas Anca, Stela aja yang makan," ucap Stela sambil tersenyum merasa langsung senang dan terhibur karena Anca yang begitu ramah dan baik padanya.
"Yang dibikin Stela yang mana lagi?" tanya Anca antusias.
"Emm...ini...ini...sama ini juga..." ucap Stela sambil menunjuk ayam goreng, kremesan dan sambal. "Mami bilang itu kesukaannya Mas David, jadi aku bikin. Tapi kayaknya Mas David gak suka masakanku," sambung Stela sambil meringis.
David merasa terpojok begitu mendengar ucapan Stela meskipun pelan dan lembut itu.
"Ayam goreng kremesnya mantep banget, sambelnya juga! Jos lah!" puji Toni yang tiba-tiba datang untuk mengembalikan piringnya.
Anca tersenyum begitu pula dengan Stela. "David ma emang gitu Dek Stela, emang suka pilih-pilih makanan," ucap Anca yang tiba-tiba begitu asik dan akrab dengan Stela.
David kaget mendengar Anca yang tiba-tiba memanggil Stela dengan tambahan Dek. Anca tak pernah seperti itu sebelumnya, Anca selalu kemayu dengan suaranya yang sengaja dibuat-buat halus. Baru ini Anca terlihat maskulin dan normal. David benar-benar heran apa yang membuat Anca berubah 180⁰ seperti ini. Apa hanya karena ada Maminya? Tapi rasanya spekulasi itu yang paling masuk akal.
"Mami pulang duluan sebentar ya, nanti Mami balik lagi. Mas Adit sama istrinya tiba-tiba pulang," ucap Indah buru-buru. "Titip Stela sebentar ya," pamit Indah yang langsung pulang bersama supirnya yang dibayar untuk bekerja hari ini saja.
Seketika Stela langsung panik melihat mertuanya yang langsung pergi meninggalkannya sendirian. Anca dan David juga yang lain langsung menatap Stela dengan pandangan yang canggung.
"Dia siapa sih Vid?" tanya Kinan sedikit jutek sambil menatap Stela kesal.
Stela dan David saling bertukar pandang, keduanya sama-sama bingung harus berkata apa.
"Stela, anak baru maminya David. Anak nemu gede," jawab Anca mewakili Stela dan David.
"Anak nemu gede?" tanya Sita heran.
Anca mengangguk. "Ustadz guru ngaji Maminya David kan meninggal, nah kebetulan Stela ini deket sama Maminya David, terus kayak diadobsi gitu," jelas Anca dengan bahasa yang lebih lembut untuk di dengar, terutama oleh Stela.
Stela dan David kemopak menganggu setuju, setidaknya jawaban itu lebih aman daripada mereka sendiri yang menjawab dan akan menjadi boomerang.
"Oh anak pungut..." ucap Kinan sambil menganggukkan kepalanya paham sekaligus memandang Stela lebih rendah lagi.
David sedikit tidak nyaman dengan cara Kinan memandang rendah Stela karena menganggapnya hanya sebagai anak pungut keluarganya.
"David nanti latian bareng ya, abis ini kan kita take," ucap Kinan dengan suaranya yang langsung terdengar imut seperti anak-anak.
David menatap Stela seolah meminta ijin padanya. Stela hanya tersenyum simpul lalu kembali makan seolah tak mendengar apapun.
"Kamu disini aja, nemenin Mas Anca," ucap David lalu menyelesaikan makannya sebelum kembali bersiap untuk take kembali.
****
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Aktor
RomansaDavid yang baru saja memulai debutnya sebagai aktor setelah kontraknya sebagai seorang anggota boyband selesai tiba-tiba di minta untuk menikah dengan Stela, anak dari ustadz yang selama ini mengisi acara pengajian mingguan maminya. David yang sela...