Octagon 3 : 68 - Dua Mei, Dua Berlawanan Pt. 7

263 36 63
                                    

Pukul 1 siang.

Juyeon sudah pergi kembali ke rumah sakit, ditemani oleh Younghoon, di mana keduanya sudah beristirahat. Dikarenakan kedua orang tua Juyeon pun harus pulang, beristirahat juga, dan sore menuju malam nanti akan membuka toko, agar tak tutup terlalu lama dan menimbulkan kecurigaan pada lingkungannya.

Sudah nyaman dengan lingkungan baik, mereka ingin terus baik.

Sehingga yang berada di satu kamar hotel itu adalah San dan Wooyoung.

Sebenarnya, Wooyoung yang sudah lebih dahulu mandi, memilih untuk langsung terlelap. Ya, agar tak membuang waktu karena mereka berencana untuk bangun pukul lima atau enam sore nanti. Kemudian pukul tujuh, akan pergi ke rumah sakit.

Tetapi Wooyoung belum tidur.

Walau mengantuk, walau merasa lelah, tetapi masih diam memejamkan mata, dengan posisi memunggungi kamar mandi.

Tak lama, San keluar dari kamar mandi.

Di posisi San, dirinya langsung mengenakan pakaian dan duduk di tepi kasur. San mengecek dahulu ponsel Seonghwa yang dayanya tengah diisi.

Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Lino; satu telah terjawab pagi tadi. Ya, setidaknya untuk menjelaskan pada Lino bahwa San masih belum bisa pulang dan ponsel milik Seonghwa masih bersamanya.

San menghela napasnya pelan, sebelum menaruh kembali ponsel tersebut.

Kemudian San naik ke atas kasur, untuk membaringkan tubuhnya.

Sebenarnya, San takut Wooyoung berpikir bahwa dirinya jahat jika melakukan ini. Hanya saja, San langsung merapat, mendekat pada Wooyoung dan kemudian menarik selimut untuk keduanya.

San memeluk tubuh Wooyoung dari belakang, sambil mengubur wajahnya di tengkuk tersebut.

Sulit.

San juga tak ingin merasa seperti ini.

Tapi... San berada di sini.

Ingin kedamaian dari kalutnya hati juga pikirannya; rasanya, kehidupan ini semakin hari semakin berat saja.

San berharap Wooyoung akan selalu bisa menjadi... tempat tenangnya.

Selagi Wooyoung, mempertahankan diri memejamkan mata sembari menelan ludahnya dalam diam. Wooyoung benci perasaan ini. Satu perasaan yang tengah dirasakannya.

Bukan ketidakrelaannya melepas Juyeon.

Bukan ketidakrelaannya menunggu San.

Hanya... keegoisannya yang tak ingin... diam terlalu lama. Tidakkah ada yang paham? Rasa ini cukup menyiksa untuk seseorang yang sering... ditinggalkan.

:-:-:-:-:

Sambil menunduk, Seonghwa yang menekuk lutut dan memeluknya dengan satu tangan, memainkan karpet bulu yang menjadi alasnya duduk dengan satu tangan lainnya. Dalam diam, sejak tadi, karena tak berani memulai dan bicara.

Seonghwa hanya berharap, semuanya tak akan serumit ini.

Namun jelas, semua serumit dengan adanya Lino duduk menghadapnya secara bersila, di rumah santai yang kini hanya terisi keduanya. Dikarenakan Yunho meminta izin untuk kembali ke rumah utama, ada hal yang ingin dilakukannya, pun juga membuatnya ingin menyendiri.

Keheningan itu pekat tercipta.

Seonghwa terus mempertahankan diri, tanpa kontak mata.

Hanya saja, Lino tak akan membiarkan kedatangannya hanya seperti ini. Jadi Lino mengulurkan tangan dari posisi duduk mereka yang tak terlalu berjauhan, untuk menyentuh kepalanya pelan.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang