[5.] Kacang Mahal

4.7K 72 1
                                    

Di sini. Dua orang laki-laki saling melemparkan tatapan permusuhannya masing-masing.

"Ngapain lo nyuruh gue ke sini?" Tanya Eric tak santai.

Gasendra hanya tersenyum miring menanggapinya. Tanpa aba-aba, laki-laki itu memberikan beberapa bogeman pada wajah Eric.

"Shit! Apa yang lo lakuin anjing?!" Teriak Eric.

Eric hendak membalas, namun pergerakan Gasendra lebih cepat dari dugaannya. Laki-laki itu meninju wajah Eric dengan membabi buta, hingga kini wajah Eric dipenuhi luka dan darah segar.

"Lo?!" Eric tidak mampu berkata-kata lagi karena merasakan perih pada bibirnya yang sudah robek.

"Itu balasan buat lo karena lo udah nyakitin Reyna." Ucapnya setelah lama terdiam.

Setelah itu Gasendra melenggang pergi meninggalkan Eric yang sudah terkapar lemah. Biarlah laki-laki itu membusuk di sana. Ini juga salahnya karena sudah berani menyakiti miliknya. Jadi, dia harus menerima konsekuensinya.

•••••

Pagi-pagi buta begini Reyna dipaksakan harus berangkat sekolah lebih awal karena dirinya yang mendapatkan jadwal piket.

Wanita itu tadi diantarkan oleh kekasihnya, Gasendra. Namun, entah laki-laki itu pergi ke mana setelah mengantarkan Reyna masuk ke dalam kelas. Reyna pun tidak tahu.

Reyna menaruh tasnya terlebih dahulu di bangkunya sebelum menjalankan aktivitasnya untuk piket membersihkan kelas.

Sial sekali. Kenapa teman-temannya yang mendapatkan jadwal piket dengannya belum datang juga? Ia hanya seorang diri yang piket di kelas ini sekarang.

Tak lama, suara seorang perempuan dan juga laki-laki terdengar di Indra pendengaran Reyna. Reyna memutar bola matanya malas ketika suara itu terdengar tak asing baginya.

Reyna menyibukkan dirinya dengan menyapu kelas, mengabaikan Tania dan juga Gasendra yang memasuki kelas sembari tertawa. Hanya Tania yang tertawa, tidak dengan Gasendra yang hanya memasang wajah datar.

Kebetulan Reyna sekelas dengan Tania, sedangkan Gasendra sekelas dengan Eric.

"Sayang, kamu duduk dulu di sini." Tania menyuruh Gasendra untuk duduk di sampingnya yang terdapat bangku kosong.

Gasendra menurut. Ia mendudukkan dirinya di bangku samping Tania tanpa membuka suara.

Ketika Gasendra sudah duduk tepat di sampingnya, Tania langsung menyandarkan kepalanya di bahu Gasendra yang sangat nyaman itu.

Reyna yang menatap itu hanya bisa menggerutu dalam hati. Kesal sekali ketika Gasendra hanya diam saja dengan perlakuan Tania yang menempel pada laki-laki itu.

"Kamu sayang sama aku nggak?" Tanya Tania dengan suara yang sedikit keras.

Gasendra hanya diam tanpa berniat membalas.

"Sayang? Kok nggak jawab?" Tanya Tania ketika Gasendra hanya diam.

Reyna mencibir pelan mendengar Tania yang sangat menuntut untuk dijawab.

Reyna menunduk untuk menyapu kolong meja guru.

"Sen—"

LOVE WITH PASSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang