Octagon 3 : 71 - Dua Mei, Dua Berlawanan Pt. 10

288 43 54
                                    

San langsung berlari, walau masih menjaga langkahnya agar tak mengganggu orang lainnya di rumah sakit itu, ketika dirinya sampai. San secara tergesa pula, mendatangi Younghoon, yang sudah menunggunya tepat di depan pintu ruang inap yang dihuni oleh Flora.

Penuh tanda tanya, San menatapnya.

Di saat Younghoon, agak mengedik ke belakang, bermaksud pada pintu kamar tersebut dan langsung menjelaskan tanpa basa-basi. "Tadi... tadi kami berdua lagi ngobrol sama dokter, jadi Kak Flora ditinggal. Pas kami balik, rupanya ada yang jenguk dia. Kami berdua juga gak tau kenapa orang-orang ini bisa tau."

"Siapa?" San mengernyit, pada pertanyaan bodoh dari pernyataan yang baru saja Younghoon berikan. "Berapa orang? Terus, kenapa berakhir dengan Juyeon ribut?"

"Tiga." Younghoon menjawab, agak menarik napasnya. "Juyeon langsung ngamuk saat tau mereka temannya Kak Flora. Juyeon sesensitif itu, apalagi Kak Flora sampai sekarang masih sering coba turun dari kasur, ngamuk gak terima, 'kan?"

San terdiam, melupakan rasa lelah dan kantuknya.

Selagi Younghoon mengedik kembali, kali ini pada arah lorong berbelok. "Mereka nunggu di sana; kafetaria. Gue jadinya juga bingung juga, kalau memang benar mereka teman Flora. Karena Flora juga mau ketemu mereka waktu kepergok itu."

"Astaga..." San meringis pelan.

Younghoon mengangguk, merasakan lelahnya juga. "Iya. Astaga. Tadi susah sih misahin mereka; makanya gue nelpon lo. Karena mereka juga masuk akal buat orang-orang lain di sini, juga dokter, kalau mereka punya hak buat jenguk. Bukti yang mereka kasih, foto-foto mereka barengan."

"Berarti memang teman." San bergumam. "Cuma kenapa bisa tau?"

Younghoon menggelengkan kepala dalam ketidaktahuan, tetapi mencoba menebak. "Mungkin mereka memang tinggal di kota ini. Mungkin selama Juyeon gak tau, kakaknya ada di kota ini. Jadi, kabar nyebar, mungkin? Ya, itu agak aneh, tapi bisa aja, bukan, mulut ke mulut antar kenalan? Bisa aja ada satu di rumah sakit ini."

"Benar..." San bergumam lagi, sebelum muncul dengan satu idenya. "Mereka di kafetaria? Biar gue ngomong ke mereka, dan lo ke Juyeon lagi. Oke?"

"Gak apa?" tanya Younghoon memastikan. "Sorry gue ganggu istirahat lo dan--"

Di sana San langsung memotong. "Santai. Gue juga belum nyenyak."

Bohong.

San langsung tersenyum, menepuk lengan atas Younghoon, lalu beranjak pamit. "Nanti chat atau telepon aja kalau ada apa-apa."

Hal itu membuat Younghoon mengangguk.

Sehingga San segera meninggalkan area, untuk menuju kafetaria yang dimaksud. Di sana, San tak tahu ciri-cirinya, hanya saja mencari tiga orang yang sekiranya pengunjung dan anak muda.

Saat menemukannya, San langsung menghampiri sembari berdeham pelan, untuk mendapatkan perhatian.

"Hei, sorry, kalian temannya Flora—"

"Loh, Desan?"

Kalimat San terputus, ketika satu dari tiga itu mengenalinya. Di saat San harus mengernyit pelan, berpikir beberapa detik, sebelum kemudian tersadar di sana.

"Oh! Topan? Anjir, ke mana aja lo? Gue gak tau lo SMA ke mana!"

Yang dipanggil, bernama Topan, langsung terkekeh menepuk sampingnya. "Lulus SMP, gue pindah ke sini! Ikut nyokap! Lo masih di Batavia?"

San langsung dipersilahkan duduk, di mana San langsung melakukannya, sembari menaruh ponsel Seonghwa di atas meja. Kantuknya menghilang seketika; San bertemu dengan satu teman lamanya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang