Setelah ucapan yang Nike katakan kepada Count Rustelian, gerombolan bangsawan mulai berbisik-bisik kembali. Mayoritas dari mereka mendukung Nike karena dia melakukan hal yang benar dan juga dia merupakan pewaris sah yang kuasanya lebih tinggi dari count tersebut. Sedangkan sebagian kecilnya tidak suka dengan tindakannya karena menilai bahwa dia arogan. Terutama paman Nike, Baron Soventian. Dia menggerutu dalam hati bahwa kedudukan itu adalah miliknya dan akan segera kembali kepadanya.Dalam posisinya, akan lebih memalukan bagi Count Rustelian untuk meneruskan masalah ini. Karena selain putranya dulu yang salah, posisinya juga di bawah Duke. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi dia memilih untuk menyerah dan meminta maaf atas kesalahannya. Luke juga disuruh menunduk untuk minta maaf kepada Nike. Tapi selain kepada Nike, Nike meminta Luke untuk minta maaf kepada adiknya. Dengan enggan dia akhirnya melakukannya.
Pesta ulang tahun itu seharusnya masih berlanjut sedikit lebih lama lagi, tapi karena masalah ini akhirnya Nike memutuskan untuk pulang lebih dulu. Mereka bertiga pamitan kepada Baron Helmes dan meminta maaf kepadanya atas keributan yang telah terjadi. Dan Baron Helmes yang merupakan tuan rumah kali ini akhirnya juga ikut membungkukkan badan atas ketidaknyamanannya.
"Hah, pak tua itu benar-benar menyebalkan," ucap Nike saat membayangkan kejadian tadi. "Lain kali jika ada orang yang menyinggungmu seperti tadi, kamu tidak perlu sungkan untuk membalasnya. Mereka hanya orang-orang tidak tahu diri yang suka menindas."
"Aku mengerti," balas Agies sedikit muram. Tapi sebenarnya di dalam hatinya, dia tengah tersenyum puas karena diizinkan untuk melakukan hal itu. Lain kali dia akan membalasnya dengan benar saat menemukan orang-orang seperti Luke.
Perjalanan itu terasa panjang, karena rasa lelah yang mereka dapatkan dari pesta tadi.
--🦋--
Mereka sampai di kediaman sekitaran pukul tujuh malam. Zefani yang mengetahuinya langsung meminta pelayan dapur untuk menyiapkan makan malam. Tapi sebelum itu, Nike memilih untuk mandi terlebih dahulu karena tubuhnya terasa lengket. Setelah itu barulah dia makan malam. Tapi hari ini Roan tidak bersama dengan Nike dan Agies, karena dia dipanggil oleh ayahnya.
"Tuan, Baron Soventian mengirimkan seseorang. Dan orang itu berkata bahwa Baron akan ke sini besok siang, apakah anda akan menerimanya?" tanya Zefani yang berdiri di dekat meja makan.
"Pamanku? Ada perlu apa?"
"Utusannya berkata bahwa Baron ingin memperkenalkan seseorang kepada anda," jawab Zefani.
"Seseorang, ya. Baiklah, katakan padanya dia bisa bertemu denganku besok."
Zefani mengangguk lalu keluar ruangan. Dia segera menyampaikan pesan Nike kepada utusan Baron Soventian yang sedang menuggu di pos penjagaan.
'Apalagi yang dipikirkan orang itu?' pikir Nike sambil memasukkan makanannya ke dalam mulut. Kalau dipikir-pikir lagi, baron memang belum melakukan pergerakan apa-apa lagi selama dua tahun ini. Dan baru kali ini dia ingin bertemu dengannya. Atau mungkin dia sudah melakukannya, tapi Roan lebih dulu mencegahnya.
'Sudahlah, untuk apa memikirkan hal itu. Aku akan segera mengetahuinya ketika dia sampai di sini,' batin Nike.
"Ngomong-ngomong, Agies, sebentar lagi usiamu akan mencapai 12 tahun bukan. Apakah kamu ingin pergi ke akademi?"
"Akademi?" Agies berhenti sejenak menyendok makanan di piring.
"Kamu bisa pergi ke sana jika kamu mau. Tapi bahkan walaupun kamu tidak mau, itu akan lebih baik jika kamu tetap ke sana. Kamu akan mendapatkan banyak pelajaran," jelas Nike.
Agies lupa bahwa cepat atau lambat dia akan pergi ke akademi. Tempat seluruh pelajar mendapatkan ilmu. Entah mereka dari kalangan rakyat biasa ataupun bangsawan. Kelas di sana tentunya sudah dibagi oleh pemegang wewenang, kecuali mereka yang benar-benar dari kalangan bawah tapi memiliki kekuatan lebih, mereka bisa mengajukan diri untuk masuk ke kelas para bangsawan yang fasilitasnya tentu saja lebih baik.
"Aku akan pergi," balas Agies dengan sungguh-sungguh. Dia memang ingin pergi ke sana. Dia ingin mencari rekan yang berguna untuknya. Meskipun Agies tidak memiliki hasrat untuk merebut 'kursi' milik Nike, tapi tetap saja dia memiliki hasrat untuk membangun kekuatannya sendiri. Bukan untuk melawan Nike, tapi justru untuk melindunginya ketika Nike tidak bisa melakukan sesuatu sendirian.
"Hmm, baguslah. Kukira kamu akan menolaknya. Aku akan segera mengurus berkasnya nanti. Kamu bisa pergi ke sana mungkin sekitar empat atau lima bulan lagi."
Agies mengangguk. Dan keduanya melanjutkan makan malam mereka dengan tenang. Meskipun ada banyak hal yang singgah di benak Nike.
'Dalam novel, saat Agies pergi ke akademi dia sudah berusia 14 tahun. Dan dia akan membawa seorang teman sampah bernama Leric yang merupakan putra dari Viscount Adeneir. Dia suka membujuk-bujuki Agies untuk berlaku buruk di kehidupan kedua dan mengajaknya minum-minum di bar serta berjudi. Tapi sampai hari ini jalan hidup Agies sudah berubah karena aku masih hidup, jadi mungkin hal itu tidak akan terjadi. Untuk berjaga-jaga saja aku akan mengatakannya kepadanya.'
"Agies, selama di akademi, pintar-pintarlah dalam bergaul. Karena tidak semua orang akan memberikan pengaruh baik kepadamu, ada juga yang buruk. Jadi berhati-hatilah. Dan seperti kataku tadi, kamu tidak perlu sungkan untuk menghajar orang yang memulai perkelahian denganmu."
"Baik, kak. Aku mengerti dan akan selalu mengingatnya," balas Agies sambil tersenyum manis yang membuat Nike merasa lega.
--🦋--
Esok hari pun tiba. Tidak seperti pesan semalam yang mengatakan bahwa baron akan ke sini siang hari, dia malah datang ke sini pagi-pagi sekali. Sampai membuat Nike kebingungan untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu. Dan siapa sangka, selain membawa putranya yang lebih tua satu tahun dari Nike, dia juga membawa seorang gadis yang dia maksud semalam.
'Jadi ini yang dia maksud ingin memperkenalkan seseorang kepadaku?'
Nike tersenyum kecut. Dan dengan sesuka hatinya, baron membahas omong kosong tentang pertunagannya.
'DASAR GILA!'
.
.
Tbc.
Vote dulu & comment
Biar gak 3L
Lelah, letih, lesu🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Villain's Brother (REVISI)
FantasyEgi, pria dewasa berumur 21 tahun baru saja bertengkar dengan adik perempuannya kemarin sore. Mereka bertengkar karena sebuah novel berjudul "The Reborn of Marquess". Adiknya itu terus-terusan membaca novel tersebut sampai dia lupa belajar. Karena i...