Chapter 31

2.3K 414 47
                                    

Gadis itu menghembuskan nafasnya, ia melihat lelaki dihadapannya tampak sangat kelelahan dan tubuhnya dipenuhi banyaknya luka. Berbeda dengan [Name] yang ditubuhnya hanya terdapat luka kecil.

Ryuuichi menatap tak percaya [Name], dirinya tidak dapat bernafas dengan benar dikarenakan terdapat racun didalam tubuhnya, wajahnya sudah pucat pasi.

"[N-name]..." panggil Ryuuichi dengan nafas yang hampir habis.

[Name] menatap tajam lelaki itu, ia menodongkan pedangnya dileher lelaki itu, Ryuuichi tersenyum kecil dan menatap gadis Uchiha dihadapannya.

"Kata-kata terakhir?" tanya [Name].

"A-aku mencintaimu..."

Jlebb



























































































Deburan ombak menerpa kaki [Name]. Pandangan kosong menatap senja dilaut seorang diri, tanpa siapapun disisinya.

Wajah yang tampak pucat, lalu rambut urak urakan, baju yang dipenuhi dengan bercakan darah dari seseorang.

Ia melirik kearah tangannya, bekas darah Ryuuichi masih tersisa. Ucapan Ryuuichi masih terngiang-ngiang dikepalanya.

Bak radio rusak yang lirik lagunya masih berputar-putar, untuk sekedar bernafas saja sangat susah...

Hahaha...

Selucu ini takdir mampu membuatnya tak berdaya untuk kesekian kalinya.

Tentang seorang anak perempuan yang dipatahkan berkali-kali oleh keadaan.

Berpura-pura tegar dihadapan orang yang menceritakan betapa bahagianya dia dengan keluarganya yang utuh.

Mental dijatuhkan, mata dibutakan, hati dimatikan, bahkan jantung yang berdetak seolah-olah berkata.

"Untuk apa? Hancurnya keluarga membuatku sadar bagaimana cara menerima keadaan tanpa membenci kehidupan"

Dirinya dilatih keras oleh keadaan yang membunuhnya secara perlahan. Yang ia ketahui sekarang itu... Menangis itu tidak ada gunanya.

Dan menangis tidak membuat Dunia yang kejam ini melemah seketika... Takdir akan semakin kejam padanya jika dirinya memperlihatkan air mata.

Gadis itu kemudian menunjuk matahari, senyuman kosong terpatri halus diwajahnya. "Hei, Dev, kau berjanji akan menjemputku kan? Jemputlah aku sekarang juga..."

"Tidak cukupkah kau membuatku terluka untuk kesekian kalinya? Tidak cukupkah kau membuatku trauma? Tidak cukup kah kau membuatku menangis?.."

Dirinya bertanya pada langit tanpa awan, matahari mulai menghilang dan digantikan dengan bulan. Tangannya masih menunjuk kearah langit.

"Dev.... Terkadang aku bingung dengan pola pikirmu..., tapi aku tetap menyayangimu, aku membunuh orang yang katanya mencintaiku..."

"Kuakui, dulu pernah aku berpikir kalau aku menyukai Ryuu. Tapi kenapa takdir sekejam ini? Kenapa tanganku bergerak dengan sendirinya menusuk jantung Ryuu?"

"Aku... Aku menyukainya, aku menyukai Ryuu. Bahkan sebelum dia mencintaiku, aku mencintainya lebih dulu.."

Air mata kembali menetes, disusuli dengan hujan deras membuatnya terkekeh pelan. "Bahkan hujanpun tahu kalau aku membenci air mata, hujan bahkan lebih baik darimu, Dev"

  UCHIHA PRIK  Boruto: Naruto Next Generation (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang