Piu Piu

11 1 0
                                    

Suasana tegang di ruangan Billy akhirnya berakhir ketika Dimas keluar dengan emosi yang memuncak setelah Jessica menutup pidatonya.

"Saya yang punya power."

Billy menghembuskan nafas lega karena tidak ada pertumpahan darah di kantornya. Akhirnya ia dan Aurora pergi dengan gerak cepat takut jika Jessica banyak tanya atau malah ingin ikut.

"Kayaknya seru deh motoran sore-sore gini," ujar Aurora melihat sepasang kekasih yang berhenti di samping mobil mereka saat lampu merah.

"Kamu suka naik motor?"

"Pernah naik sekali. Nebeng Josh ke kampus," ujar Aurora sambil membuka permen miltika rasa strawberry lalu memasukan ke mulutnya. Ia mengangkat sudut bibirnya merasakan manis permen itu menyapa lidahnya.

"Kamu mau?" Tanya Aurora menawarkan permen pada Billy. Pria itu menggeleng sambil mengusap sebelah pipi Aurora yang menggembung karena permen.

"Oh iya, yang tadi itu siapa? Aku tau Kak Jessie emang nyeremin, tapi yang tadi itu puluhan kali lipat dari yang biasanya."

"Dia pernah ke rumah waktu kita bikin kue buat Josh. Kamu gak inget?" Tanya Billy membuat Aurora berfikir sejenak lalu mengangguk-angguk dengan wajah kagetnya. Ternyata pria yang menjadi pemicu pertengkarannya bersama Billy dulu.

"Namanya Dimas, dia itu dari PT Jaguar. Nah, PT Jaguar ini tanda tangan kontrak sama W Corp. Dari kita, Jessie penanggung jawabnya. Jessie minta Dimas diganti, soalnya mereka punya masa lalu yang buruk."

Billy berhenti sejenak lalu tersenyum gemas melihat ekspresi Aurora yang begitu serius mendengarkannya. Ia mencubit pelan pipi gadis itu dan melepaskannya setelah mendapatkan pukulan di lengannya.

"Iih sakit, terus?"

"Ya gitu, Dimas gak terima. Kan kamu liat sendiri tadi mereka adu mulut," ujar Billy sambil mengusap pipi Aurora yang tadi ia cubit.

"Emang dulu Kak Jessie sama tuh cowok kenapa?" Tanya Aurora yang masih penasaran dengan kejadian di kantor tadi.

"Dimas itu mantan pacarnya sahabat Jessie. Dulu dia selingkuh, pernah berantem hampir mukul mantannya sama Jessie, pernah celakain Azka juga. Makanya Jessie benci banget sama-"

"Eh bentar deh. Si Dimas Dimas itu mantannya Kak Audrey?" Potong Aurora dengan wajah terkejutnya.

"Iya, kamu kenal Audrey?"

"Ya kenal lah. Kan sering main ke apartemen bareng sama Kak Stacie juga," ujar Aurora membuat Billy mengangguk dengan bibirnya yang membentuk huruf O.

"Kok tadi gak bilang sih! Kalau aku tau dia mantannya Kak Audrey, udah aku jambak sampe rontok rambutnya! Cowok anjing!"

"Eh gak boleh ngomong kasar," ujar Billy membuat Aurora tersadar lalu tertawa kecil.

"Hehe ya maaf. Abisnya aku kesel banget dulu sama dia. Kamu jangan selingkuh dari aku, ya?"

Billy tertawa melihat Aurora yang menatapnya seperti Cimori saat masih bayi. Menggemaskan.

"Ngapain? Dapet kamu aja susah, kok malah aku lepas."

Walaupun hanya kalimat yang sederhana tapi tetap saja Aurora merasa senang mendengarnya. Meskipun sedikit ada rasa was-was mengingat Billy ini masuk salah satu daftar tipe ideal banyak wanita.

"Kamu kayak obat nyamuk deh."

"Loh kok?"

"Liat satu detik, bapernya 10 jam."

Setelah itu meledaklah tawa Aurora melihat Billy terdiam dengan wajah yang memerah hingga ke telinganya.

***

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang