Dua anak Adam sedang berjalan kaki bersama. Salah satunya ia membawa sepeda keranjang dan yang satunya lagi berjalan menunjukkan arah di depan.
Sekarang sudah pukul lima pagi, suara ayam berkokok sudah mulai terdengar. Langit juga sudah mulai cerah. Tapi dua anak Adam itu sedari tadi tidak bisa berhenti bergurau melemparkan lelucon.
"Ikan, ikan apa yang bunyinya kaya jam?"
"Apa tuh?"
"Ikan sardeng deng deng."
"Hahahahaha apasih Minh-"
"Rhino."
"Ah ya, Rhino."
Sekiranya begitulah lelucon garing mereka. Tidak terpikirkan oleh mereka untuk berboncengan menaiki sepeda agar sampai dengan cepat dan mereka juga masih bisa bergurau. Tapi, Han juga tidak bisa membonceng Rhino yang lebih besar darinya. Selain itu kaki mereka berdua juga lecet akibat berusaha memanjat tebing.
"Nggak tau Sunwoo! Tiba-tiba dia ngilang gitu aja, harus-" langkah mereka berdua telah sampai di kediaman kecil milik Han. Nampak Seungmin tengah menelpon seseorang, yang jelasnya Sunwoo, sambil mondar-mandir menunjukkan raut panik.
Suara langkah kaki membuat Seungmin menoleh dan langsung mematikan sambungan teleponnya dengan Sunwoo. Alisnya menukik tajam melihat Han pulang dari tempat yang entah dia tidak tau. Dia menghampiri Han dan memarahinya.
"Jangan buat panik bisa?! Tolong Han Jisung, kalau ada apa-apa gimana?! Kalau kaya kemarin gimana Han?! Astaga.." Seungmin mengusap wajahnya kasar.
"Maaf tidak memberi tahu dirimu sebelumnya. Aku berpikir bahwa kau akan melarang ku." Han memegang tengkuknya tanda ia sedang gugup. Yang dibalas decakan oleh Seungmin.
Seungmin memalingkan wajahnya, fokusnya berganti ke sosok laki-laki yang memegang sepeda milik Han dengan topless. Matahari belum sepenuhnya muncul, jadi dia tidak bisa melihat dengan begitu jelas. Hanya rambut ungu yang terlihat, mau tak mau dia sedikit memajukan tubuhnya.
"Kau?! Bagaimana bisa?!"
°°°
"Han Jisung, tolong jelaskan. Bagaimana bisa orang mati hidup kembali?" Seungmin menatap mereka berdua dengan tajam. Rhino dan Han duduk berdua dicerca berbagai pertanyaan sedari tadi oleh Seungmin.
"Ah.. itu, aku- aku-" Han tergagap.
"Yang jelas Han Jisung!" Seungmin membentaknya.
"Hei, ku rasa kau tidak perlu berperilaku seperti itu kepadanya." Rhino berdiri, mengatakan penolakan akan cara Seungmin mengintrogasi Han. Itu membuat Seungmin memijat kepalanya, pusing mendera kepalanya.
"Dengar orang mati, dia ini hendak menyusul dirimu ke alam kematian kemarin sore. Bagaimana bisa aku tidak khawatir dengannya?" Rhino kemudian kembali duduk dan menatap Han.
"Benarkah?"
Han sendiri menghela nafas. Dia bingung harus bagaimana. Jawaban dari pertanyaan Seungmin begitu rumit bak soal matematika yang sulit dipecahkan oleh orang dewasa.
"Hei? Apakah itu benar?" Rhino kembali bertanya. Suaranya ia pelankan agar sosok manis yang sedang duduk itu tidak terintimidasi.
"Benar ... Aku melihatmu di laut kemarin sore." Suaranya mengecil, ia menunduk dengan lesu. Seperti sedang dimarahi oleh orang tuanya.
"Oh ... kemarin sore ya ... hmm, sepertinya saat aku mencari kerang." Rhino membuat pose berpikir seolah-olah berusaha mengingat kegiatannya kemarin sore.
"Tidak penting. Sekarang jelaskan bagaimana ini bisa terjadi dan mengapa kau err-setengah telanjang?" Seungmin menarik Han. Menyembunyikan tubuh mungil Han dibalik tubuhnya. Sedangkan ia menatap Rhino dengan aneh.
"Jangan terlalu kencang menarik tangannya!" Rhino berusaha melepas tautan tangan Seungmin dan Han.
"Jelaskan dan akan ku lepaskan."
"Baik-baik akan aku jelaskan. Tapi tolong jangan sakiti dia." Mendengar suara Rhino hanya membuat Seungmin memutar bola matanya malas. Apakah terlihat dia seperti kriminal yang akan menyakiti sahabatnya sendiri? Sungguh aneh.
"Aku dan dia sama-sama terdampar di bibir pantai. Kami berdua sempat tenggelam, namun kami bisa menyelamatkan diri dan akhirnya bisa terdampar di pantai." Penjelasan Rhino membuat Seungmin mengernyitkan dahi, seperti ada yang mencurigakan.
"Han Jisung. Sepertinya kamu berniat untuk lompat ke dalam lautan." Seungmin menyindir dengan telak.
"Dan coba jelaskan bagaimana hidupmu selama dua tahun menghilang?" Seungmin masih berambisi mengorek seluruh informasi kepada Rhino.
"Dua ... tahun? Tunggu dulu, sebentar. Sepertinya kau salah orang. Aku bukan Minho Lee Minho yang kalian kenal itu. Aku adalah Rhino."
"Hah? Kalian berdua mirip. Jangan bercanda." Seungmin menatap tajam Rhino.
"Jika aku memang Minho. Mana mungkin aku tidak mengenali kalian berdua dan malah bersikap seperti ini?" Omongan Rhino ada benarnya. Tapi Seungmin perlu memastikan sesuatu dengan Han.
"Sepertinya ada yang perlu ku pastikan terlebih dahulu bersama dengan Han. Minho–maksudku Rhino, kau bisa pergi ke kamar nomor dua setelah tangga yang ada di lantai atas. Kau bisa membersihkan diri dan memakai baju yang ada disana, 100% akan lebih baik daripada penampilanmu sekarang. Benar 'kan, Han?" Seungmin mengusir pelan Rhino. Membiarkannya masuk ke dalam kamar milik Minho. Sepertinya ada yang tengah disembunyikan oleh Han.
Setelah Rhino benar-benar masuk ke dalam kamar milik Minho. Seungmin mulai membuka obrolan.
"Jadi ... berminat untuk menceritakan sesuatu? Aku tau kamu sedang menyembunyikan suatu hal." Omongan Seungmin membuat Han gelisah. Seungmin selalu bisa menebak apa yang tengah ia pikirkan. Meskipun sebenarnya Seungmin juga bukanlah seorang cenayang.
"Aku tenggelam dan dia yang menyelamatkan ku. Aku tidak ingat bagaimana bisa dirinya muncul menyelamatkan diriku. Sesaat setelah aku sadar dari pingsan, aku terkejut dan berpikir bahwa dia adalah Minho. Tapi nihil, dia selalu berkata dia adalah Rhino." Akhirnya Han pun jujur, meskipun yang dia katakan hanyalah sebagian dari peristiwa yang menimpanya tadi.
"Hmm .. apa mungkin Rhino memang lah Minho? Tapi dia kehilangan ingatan akibat kecelakaan dahulu kala? Aku rasa aku memiliki perasaan yang mengganjal mengenai Rhino. Dia terlalu mirip dengan Minho, bahkan seperti kembar. Han, apakah ada hal lain lagi yang menimpamu semalam?"
Dengan segera Han menggeleng dengan cepat. Dia berusaha membuat Seungmin percaya kali ini. Dia tidak ingin menceritakan bagian mengenai kakinya yang berubah menjadi ekor seperti ikan.
>>> #8 Serpihan memori
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeux Violets [Minsung]
FantastikMinho telah meninggal dua tahun yang lalu. Meninggalkan Han sendirian hidup sebatang kara. Jasadnya tidak pernah ditemukan, laut seakan menyembunyikannya. Namun, beberapa hari setelah hari peringatan kepergian Minho, Han melihatnya. Matanya menangka...