YOSEPYosep
Ze! Angkat telpon gue!
Penting!Yosep
Zegas anjg!Zegas segera menghubungi Yosep setelah ia selesai meeting, pasalnya Yosep sudah menghubunginya sejak dua jam yang lalu entah membawa kabar apa.
Tak lama Yosep menjawab panggilannya di sebrang sana, "Kemungkinan Naka anak kandungnya Maurio Agam, soalnya Ibunya Naka cuma pernah pacaran sama bokap lo dan Maurio Agam aja."
"Maurio Agam ini punya bengkel di kota B, udah cerai sama istrinya dan cuma tinggal sama anak cowoknya, namanya Maurio Dion 24 tahun."
"Maurio Agam mantan preman di kota B, dia udah sering keluar masuk penjara dan berakhir buka usaha bengkel. Kita datengin rumah mereka besok pagi, siapa tau ada petunjuk tentang Naka atau Shian."
"Menurut lo apa Maurio Agam berani ngebunuh orang?" Tanya Zegas dengan suara purau, jantungnya berdebar sangat keras setelah mendengarkan penjelasan Yosep di sebrang sana.
"Dari kasusnya dulu dia udah sering bacokin orang, tapi tetap bebas karena orang yang dia bacok masih idup, keluarga yang dibacok juga narik tuntutan gara-gara diancam sama temen preman Agam."
"Tapi, Sep. Gue takut Naka apa-apain Shian kalau kita berusaha nyari mereka secara terang-terangan."
Yosep mendengus kasar di sebrang sana, "iya sih, tapi bukan berarti lo nyerah gitu aja, besok kita tetap ke sana, atau mau ngintai dulu juga gak apa-apa."
"Yaudah, gue masih di luar kota, besok sekitar jam 8 gue ke rumah lo," sahut Zegas.
"Okay.."
Setelah 3 bulan, akhirnya Yosep mampu mendapatkan informasi tentang keluarga kandung Naka, walau belum tentu benar, mereka harus memastikannya besok dengan hati-hati.
Zegas harap semuanya baik-baik saja, ia sudah tak memikirkan bagaimana caranya ia menjebloskan Naka ke penjara, yang ia inginkan saat ini hanya Shian, ingin Shian kembali padanya, adik kesayangannya.
**
Shian menikmati kue tart yang dibelikan oleh Naka, sesekali mengusap air matanya yang menetes karena sedih merindukan Karez dan Zegas.
"Kenapa?" Tanya Naka yang baru saja tiba di ruang makan, ia mengambil minuman segar dan menuangkannya ke dalam gelas, kemudian menaruhnya di depan Shian.
"Kenapa nangis?" Tanya Naka lagi sambil mendekat.
"Aku kangen kak Karez sama kak Zegas, boleh gak aku video call sekali aja?"
"Nanti."
"Kapan? Kak Naka selalu bilang nanti."
"Pokoknya nanti. Kuenya enak? Bentuknya aneh," tanya Naka sambil tertawa pelan, ia melirik kue yang tersisa setengah.
"Enak, kak Naka mau?" Balas Shian walau masih ada isakan lirih di sela ucapannya.
Naka menganggukkan kepalanya, kemudian ia menerima suapan dari Shian, ia tahu Shian berusaha untuk tidak menangis keras hingga bibir bawahnya terlihat gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days With The Boss ✔️
Romance🔞 Tentang Acha dan ketiga majikannya! - Sleep With The Devil - Sleep With The Boss