Bab 6: Masalah infus

129 76 9
                                    

Sebelum membaca cerita ini awali dulu dengan

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Happy Reading
_________________

Spam
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ۞

____________________________________________

Untung belum malaikat izrail yang nyabut

-Gilang Saputra-
_

______________________________________________________



Zahra kini sudah sadar, dan mereka semua sudah mengetahui kalau dirinya amnesia.

Nenek Latif sempat pingsan saat mendengar cucu kesayangannya yang menagalami amnesia, ya walaupun sebentar tapi kan membutuhkan waktu yang lama biar, Zahra kembali mengigat semuanya.

Zahra menatap orang-orang di sekitarnya yang sepertinya khawatir, panik, sesih semuanya terlihat jelas di wajah mereka masing-masing hingga tatapanya terhenti pada gadis yang tak lain ialah, Aurel. Ia bingung mengapa mereka semua sedih? Apa karena dirinya?

Zahra teringat ucapanya dahulu sewaktu di taman bersama dengan sahabatnya, Aurel.

"El, udah jangan nangis, aku nggak apa-apa ko. Kamu, tau nggak? Aku tuh paling nggak suka lihat orang nangis, kamu tahu kenapa?"

"Jika nanti ada yang sedih hanya karena, aku di saat itulah, aku membenci diri ku sendiri, dan juga orang tersebut."

Pikirnaya sekarang apakah ia bersalah? Karena sudah membuat mereka sedih hanya karena, dirinya? Hanya karena dirinya semuanya menangis, "Maaf semua, aku sudah buat kalian khawatir dan juga sedih." ujarnya, semua menatap ke arahnya, Bilqis yang ingin mendekat ke arahnya seketika terhenti, "AKU BENCI DIRI AKU!" teriaknya seraya memukul dadanya dan menangis.

"Dan aku tidak bisa membenci kalian. Maaf, maaf karena sudah membuat kalian khawatir, maaf sudah membuat kalian sedih, hiks maaf." lirihnya, ia tak bisa membenci orang-orang yang ia sayangi tak mungkin juga iya membenci sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai keluarga.

Ia turun dari brankar dan melepas infusnya secara paksa, dan segera keluar dari ruangan itu dengan sedikit sempoyongan karena pusing.

"Zahra!" teriak semua orang panik. Bilqus ingin mengejar anaknya namun di tahan oleh, Aurel.

"Tante, biar aku aja yang susul, Zahra. Tante di sini aja." ucapnya lembut walaupun masih terdengar nafas yang tercekal. Bilqis mengangguk, Aurel yang mendapati anggukan dari, Bilqis ia pun segera menyusul, Zahra.

Zagra ia berlari kecil dengan tangan yang memegangi kepalanya, ia berjalan ke arah belakang untuk menangkan dirinya.

Ternyata ada seorang pria yang melihatnya, pria itu menyipitkan matanya. "Itu, kan, zahra? Dia kenapa bisa disini? Apa dia sakit?" dia adalah Arfa dirinya bisa disini karena ingin menjenguk sang, ibu yang sedang sakit.

Arfa melihat, Zahra yang memegangi kepalanya dan juga berjalan sedikit sempoyongan membuat ia sedikit khawatir.

"Zahra, kamu di mana sih?" teriak, Aurel. Arfa yang mendapati, Aurel ia segera menghampiri gadis itu.

Akulah Takdirmu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang