"Shea, ayah kamu polisi, ya?"Sheana ketawa, "apa lagi sih, Hil?"
"Soalnya kamu udah nangkap hati aku."
"Lo suka sama ayah gue?"
Hilmy langsung menggeleng, "nggak. Nggak gitu maksudnya!" Serunya panik.
Sheana tidak lelah, walau Hilmy sudah menggombalinya selama beberapa kali. Ia tetap tertawa dengan gombalan yang Hilmy berikan.
"Tapi tumben lo di kelas gue, biasanya juga mabar sama Natta sama Anan." Ucap Sheana heran.
Sheana anak rajin, ia selalu datang saat gerbang baru saja dibuka. Hilmy tahu karena Sheana sering bercerita. Tapi, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dan biasanya di jam seperti ini Hilmy akan bermain game bersama temannya di kelas.
"Dulu gue gak pacaran, jadi bosen. Sekarang kan udah ada lo."
"Gombal mulu," cercah Sheana kemudian.
"Hi, Shea!" Abigail mengambil tempat di samping Sheana, menggeser Hilmy dari tempat duduknya. "Lo jangan godain Shea, ya, Hil." Sambung Abigail kemudian.
Sheana hanya tertawa saat dirinya dirangkul oleh Abigail. Nabiru hanya menggeleng melihat itu.
"Lo kemana kemarin?" Nabiru mengintrogasi Hilmy yang berada di depannya.
"Mau tau aja Lo," ujar Hilmy apatis.
"Hil," Abigail memanggil membuat pemuda itu berbalik padanya."Nabiru udah berusaha yakinin orang tua lo kalau Lo lagi pergi belajar sama Natta, Anan. Harusnya Lo gak ngomong gitu ke Biru." Ungkap Abigail kemudian.
"Beneran?" Kini manik Hilmy berbalik pada Nabiru. Yang ditatap hanya membuang wajahnya dari Hilmy. "Lo beneran yakinin mama sama papa?!" Ujar Hilmy lagi dengan suara lantangnya. Kemudian pemuda itu memeluk Nabiru dengan erat. "Lo emang adek gue yang paling top, yang lain mah beng-beng."
"Lepas, Hilmy monyet! Gue gak bisa napas!" Pekik Nabiru. Pasalnya, Hilmy memeluknya erat di bagian leher.
"Lo kenapa sih, Hil? Kenapa? Natta sama Anan gue liat di kelas juga pada buang muka." Abigail bertanya lagi.
"Ya, nggak kenapa-napa. Lagi pada bosen kali,"
"Bosen cocor Lo! Anan sibuk main game, Natta sibuk belajar, mana bangkunya jauhan lagi, Lo malah main di kelas gue." Tambah Abigail.
Sheana malah planga-plongo, heran dengan apa yang sedang terjadi dengan mereka. Ia juga baru tersadar saat tak sengaja berpapasan dengan Anan tadi, tatapan pemuda itu sangat tajam sampai membuat Sheana merinding.
Krriinng
Suara bel berbunyi menandakan mereka harus segera masuk ke dalam kelas. Abigail mengusir Hilmy seperti mengusir kucing sedangkan yang diusir kini mencuri pandang untuk melihat Sheana, Hilmy berkedip centil membuat Sheana tertawa. Abigail melihat itu dan rasanya ia ingin melempari Hilmy dengan buku yang ada di depannya.
"Jangan godain Shea, Hilmy anjir!" Pekik Abigail kesal.
"Lo kenapa sih sama gue?!" Seru Hilmy tak kalah kesal.
—
Sebelum pelajaran dimulai hingga jam pulang sekolah berakhir, ketiga sekawan itu masih belum berbicara satu sama lain. Natta sendiri bingung bagaimana cara agar Anan dan Hilmy berbaikan. Pemuda itu sampai dibuat overthinking dan kini masih terduduk di atas sepedanya. Tanpa sadar, murid sekolah sudah pulang satu persatu.
"Natta?" Natta terkejut bukan main saat namanya disebut, ia berbalik dan mendapati Nabiru yang terlihat keheranan. "Lo kenapa?"
"Oh, nggak. Kok masih belum pulang?" Natta bertanya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys