01. gendut

34 9 3
                                    

"Aku gendutan ya, Ta?"

Pertanyaan ini keluar setiap lima menit dari mulut Hanyu. Anta udah puyeng di tempatnya.

Hanyu sendiri terkapar di lantai kamar Anta. Dia kembali teringat ejekan main-main dari Ibay. Hanyu tuh sensitif kalau udah bahas berat badan. Hatinya panas seketika.

"Ambilin minum lagi, dong, Ta."

Nggak tau diri emang, bisa-bisanya si tuan rumah dijadiin babu.

Anta mah manut aja. Dia langsung berdiri keluar dari kamar. Balik-balik dia udah bawa jus jeruk sama banyak cemilan yang udah dia stok jauh-jauh hari, jaga-jaga kalau si pujaan hatinya dateng ke rumah kayak sekarang ini.

Sekali lagi. Hanyu merengek. "Aku gendut banget ya, Ta?"

Dia udah ubah posisinya; ngerusuh di kasur Anta sampai ngebuat sprainya berantakan, berguling dari ujung ke ujung. Bantal-bantal Anta udah dia tendang jatuh ke bawah.

Nggak ada respon dari si tinggi.

Hanyu duduk. Bibirnya manyun. "Ini semua gara-gara kamu!"

"Lah, kok aku?"

"Kamu kasih aku makan mulu, sih." Sebelum ketemu Anta badan Hanyu nggak semelar ini. Salahin Anta yang nawarin dia jajan tiap main.

Anta menggeleng kecil. "Jangan kemakan omongan orang, Han. Kamu cukup kemakan rayuanku aja. Ngerti?"

"Kamu nggak malu emang?"

Anta mengernyit. Benar-benar benci kalau pujaannya itu udah ngomong begitu.

"Harus emang? Kamu itu persis delman di kota pada hari minggu, Han; istimewa."

"Alah tai kucing." Hanyu berdiri. Rapiin bajunya. Lalu pergi ke luar kamar.

Nggak lama dia balik lagi, ada banyak bungkus keripik di pelukannya. "Stok jajanku habis, beli lagi sana!"

Anta tertawa dalam hati. "Uangnya mana?"

Hanyu rabah dompet kulit di kantong celananya. "Nih!" dia nyerahin dua lembar uang warna merah ke Anta.

"Itu dompetku, Han."

Hanyu naikin alisnya. "Ya terus?"

Anta menggeleng. Dia lalu kasih kecupan kilat di pipi Hanyu, ngebuat yang lebih pendek bales pake pukulan bertubi-tubi di lengan cowok itu.

"Ampun, Han!"

"Suka sembarangan cium pipi anak orang! Mau cari mati kamu?"

"Aku cuma suka kamu, Sayang!"

"Sayang-sayang gigimu goyang."

Dering ponsel milik Anta ngalihin perhatian mereka. Hanyu tarik tangannya ke belakang. Perhatiin nama yang tertera di layar ponsel Anta.

"Pacarmu nelfon, tuh."

Anta cepat-cepat ambil hapenya di atas nakas. Dia tempelin ke telinganya. Jalan menjauh. Tutup pintu kamarnya dan ninggalin Hanyu yang berdiri jauh di belakangnya.

"Halo, Sayang?"

Hanyu pegang dadanya. Ada perasaan aneh menyelinap.

"Kok dada gue aneh ya?"

.
.
.

Tbc.

ANTA [bl]Where stories live. Discover now