Ksatria | ×Rafel×

1K 89 34
                                    

Req: PraishaArbaatyaa
Genre: Angst
AU: ChildhoodFriend

---

Saya serius menggarap cerita ini :)

---

"Y/N! Y/N nanti mau cita-cita jadi apa?"

"Cita-cita?" Y/N berpikir keras. "Mungkin jadi dokter, perawat atau lainnya. Gak tau juga, nanti kalo misalkan Y/N lulus sekolah baru dipikirin."

Rafel ber-oh ria. "Kalo Rafel mau jadi ksatria!" Itulah alasan mengapa ia mengajak Y/N berbicara tentang cita-cita, sebab ia ingin memberitahu cita-citanya itu.

"Ksatria?" Y/N mengangkat kepalanya. "Ksatria itu kan adanya di kerajaan, sekarang kan udah gak ada di kerajaan," tanyanya sambil memiringkan kepalanya.

"Kata film yang Rafel tonton. Siapapun bisa jadi ksatria, jika mereka memiliki hati ksatria! Ksatria itu tugasnya melindungi, membela kaum yang tertindas dan berani berkorban!" Rafel mengerem dulu perkataannya.

"Jadi?"

"Rafel mau ngelindungin Y/N mulai sekarang!"

Y/N membulatkan matanya. "S- serius? Tapi kan... badan kamu... agak kecil..." Bahkan Rafel lebih pendek darinya.

"Gak papa! Justru Rafel gak boleh menyerah! Walaupun lawan Rafel badannya gede-gede, Rafel harus berani membela kalo mereka menindas kaum yang lemah!"

Y/N hanya tersenyum oleh kepolosan Rafel. Mereka berdua pun telah sampai di rumah masing-masing.

---

"HUWAA!! AKU GAK MAU NINGGALIN Y/N!"

"Sudah, Rafel. Kita harus pergi sekarang." Ibu Rafel mencoba menenangkan Rafel yang tak mau meninggalkan Y/N, sedangkan Y/N yang sudah mengetahui berita itu serta menyembunyikan kesedihannya juga ikut menenangkan Rafel.

Y/N memegang tangan Rafel dengan lembut. "Rafel, Y/N gak papa kok, ditinggalin sama kamu-"

"T- tapi... Nanti gak ada yang ngelindungin Y/N!" Rafel tetap menolak.

"Tenang, Y/N bakal nemu ksatria lain yang mau ngelindungin kayak Rafel juga! Juga, Rafel harus menjadi ksatria ke orang lain di sana ya!"

Perkataan Y/N membuat Rafel berubah pikiran, ada benarnya juga. Tidak hanya Y/N saja yang perlu dilindungi, orang lain juga membutuhkan dirinya!

Maka, setelah itu, mereka berdua saling melepaskan dalam senyuman tulus, lambaian tangan, dan doa-doa.

---

3 tahun berlalu.

Hari pertama yang begitu buruk bagi Y/N, lagi-lagi ia pulang dengan luka fisik serta batinnya. Y/N meremas lengannya sendiri, menahan tangis akan sakit yang didapatkannya.

Y/N kini hanya tinggal sendirian di rumahnya, kedua orang tuanya telah berpisah oleh kejadian tragis yang tak diingatnya lagi. Y/N pun hidup mandiri, mengurus dirinya, mencari uangnya sendiri demi bertahan hidup.

Cita-cita? Mimpi? Dia tidak memikirkan itu lagi. Yang ia pikirkan adalah apakah ia masih hidup besok?

Selesai mandi, Y/N memasak makanan. Makanan itu pun hanya seadanya saja, juga tak seenak masakan mamanya dulu. Y/N sudah terbiasa dengan masakan tidak enaknya itu, awalnya waktu pertama kali ia terpaksa memasak, ia menangis merasakan masakannya yang hambar. Tetapi ia tetap menghabiskannnya.

Y/N mengelap meja makannya terlebih dahulu, ia menatap siluet dirinya di meja kaca itu. Y/N mencoba tersenyum, dirinya jadi terlihat lebih manis dengan berbagai tempelan plester di wajahnya dan lebam. Ia sendiri tak tahu mengapa teman-teman sekelasnya senang melihat wajahnya yang dihiasi tempelan-tempelan itu. Apalagi mereka malah menambahi pukulan-pukulan sehingga Y/N ikut menambahi plesternya.

Setangkai Mawar Sebelum Tidur🌹 |=Ytmc x Readers! AU=|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang