"Apakah sakit?" Tanya Lorenzo yang terdengar peduli.
"Sakit? Maksudmu sakit di bagian mana? Aku baik-baik saja, sama sekali tidak ada rasa sakit yang aku rasakan." Jawab Carma dengan gemetar dan berusaha terlihat kuat.
"Maafkan aku," ucap Lorenzo membuat Carma terpaku sangat lama.
Carma mengeleng pelan, "maaf untuk apa? Kau tidak bersalah."
"Maaf untuk segalanya,"
"Lorenzo, aku ingin bertanya." Carma berusaha mengalihkan topik.
"Bertanyalah, aku akan menjawab semua pertanyaanmu." Balas Lorenzo.
"Jika aku adalah dewi yang buta dan tidak punya kekuatan apakah kau akan semakin membenciku?" Tanya Carma dengan nada ketakutan.
Lorenzo meneteskan air matanya, "tidak, aku tidak akan membencimu dan tidak akan pernah membencimu." Jawab Lorenzo dengan jujur.
Carma tidak bisa membedakan apakah kalimat yang diucapkan Lorenzo adalah kejujuran atau kebohongan. "Apakah suatu saat nanti kau bisa mencintaiku?" Tanya Carma lagi.
"Iya," jawab Lorenzo yang membuat Carma tersenyum walaupun wanita yang ada didepannya terlihat tidak percaya.
"Kalau begitu, apakah kau tetap akan menikah dengan dewi bulan?" Tanya Carma yang mengigit bibir bawahnya.
"Tidak, jika kau tidak menginginkannya."
"Sepertinya aku belum terbangun dalam mimpiku. Lorenzo tidak akan menjawab pertanyaan yang sesuai keinginanku, ia bahkan melupakan janjinya padaku. Aku bahkan tidak bisa lagi melihat wajahnya. Semuanya sia-sia. Aku lelah. Aku terus menunggunya menepati janji yang tidak akan pernah ia tepati." Carma berbicara pada dirinya sendiri.
Carma menunjuk kearah jantungnya, "disini terasa sakit, sangat sakit. Sakitnya tidak pernah berubah dan tidak pernah berhenti. Aku sangat ingin menghancurkan hatiku sendiri, tapi aku takut akan melupakan rasanya mencintaimu." Lanjut Carma.
"Aku capek," dua kata diucapkan Carma dengan senyuman penuh rasa sakit.
"Aku akan membatalkan pernikahanku dengan Selena." Ucap Lorenzo dengan air mata yang mengalir.
Ia sebenarnya sangat mencintai Carma. Tapi, ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia tidak tau harus berbuat apa dan yang ia lakukan selalu berakhir menyakitinya. Ia tidak berani mengatakan bahwa ia mencintai Carma karena takut akan membuatnya menjadi bahan rudungan dewi lain dan akan memperparah keadaannya. Ia selalu berusaha melindungi Carma dibelakangnya tapi ternyata ia hanya berakhir menyakitinya.
"Tidak, aku tidak ingin kau membatalkan pernikahanmu. Kau adalah dewa yang kuat dan dia adalah dewi yang kuat. Kalian sangat cocok ketika bersatu." Jelas Carma yang tersenyum tipis.
"Tapi, bagaimana dengan kau?" Tanya Lorenzo dengan nada khawatir.
Terdengar suara kekehan dari mulut Carma, "kenapa kau seperti ini? Kau seolah akan mendengarkanku jika aku memintamu untuk tidak menikahinya. Aku bahkan pernah memohon padamu dan kau juga tidak pernah mendengarkanku. Sejak kapan kau peduli dengan perasaanku? Menikahlah dengannya, aku akan bahagia ketika kau menikah dengannya."
"Kenapa kau menjadi seperti ini? Seharusnya kau melarangku untuk menikahinya." Lorenzo tampak bingung dengan perubahan perilaku Carma.
"Aku hanya ingin menjadi wanita yang sesuai keinginanmu dan apakah boleh pernikahanmu dilaksanakan secepat mungkin. Aku ingin mendengar berita bahagiamu dengannya."
Carma bukan ingin mendengarkan berita itu tapi ia sudah merencanakan hal lain. Hal yang bisa membuat semua orang melupakan keberadaannya.
"Kenapa setiap kata yang kau ucapkan seakan-akan kau akan meninggalkan dunia ini?" Tanya Lorenzo dengan curiga.
Carma tersenyum tipis dan menghadap kearah Lorenzo, "lihatlah diriku. Aku buta, tidak terawat dan tampak menjijikan dengan tubuh yang penuh luka. Seharusnya dari awal, aku tidak mengenalmu dan menolak ketika dijodohkan denganmu. Aku tidak pantas berada didekatmu apalagi menjadi istrimu. Aku hanya beban bagimu dan kerajaan langit. Karena inilah aku ingin kau menikah dengan dewi bulan setidaknya mereka tidak akan terlalu memperdulikanku."
Bohong, semua kata yang diucapkan Carma adalah kebohongan. Tidak mungkin ada yang rela suaminya untuk menikah lagi. Tapi, tidak ada pilihan lain hanya dengan begini ia dapat pergi sejauh mungkin tanpa ada yang menyadarinya.
"Kali ini juga aku tidak akan mendengarkanmu. Aku hanya menganggapmu sebagai satu-satunya istriku. Kita bisa memulai semuanya dari awal." Balas Lorenzo dengan mudahnya.
Sakit hati? Tentu saja, tapi ia tidak akan meneteskan air matanya lagi. Memulai dari awal? Itu tidaklah mungkin, setelah semua yang terjadi padanya bagaikan akhir. Ia disuruh untuk memulai dari awal. Dirinya menolak dengan keras.
"Aku akan memulai semuanya dari awal jika kau bisa mengembalikan waktu." Carma tau ini adalah hal yang sangat tidak mungkin terjadi.
Tapi, jika itu Carma. Ia pasti akan mencari segala cara untuk memgembalikan waktu. Bagaimana dengan Lorenzo? Tentu saja tidak, memgembalikan waktu sama dengan menghancurkan dunia. Suaminya tidak akan mungkin melihat dunia ini hancur.
"Baiklah, aku akan menikahinya. Tapi, aku hanya akan menganggapmu sebagai istriku."
KAMU SEDANG MEMBACA
C A R M A
FantasyMereka memanggilku Carma si dewi polos dan lemah yang mendatangkan malapetaka. Kenyataannya aku hanya seorang dewi yang ingin diperhatikan oleh semua orang, tapi itu terlalu sulit untukku yang tidak dicintai oleh siapapun ini. Karena itulah aku memu...