25. sweet moment

9.4K 967 32
                                    

VOTE & KOMEN MEMPENGARUHI AUTHOR BUAT UPDATE. 🌚🔞

***

"Ck! Apa-apaan ini, aku tidak mau berbagi tempat tidur bersamanya, Lalisa." Jennie menekan kalimatnya, sedaritadi gadis bermata kucing itu tengah mengoceh tidak terima karena suatu hal.

"Honey, hey. Kau dengar sendiri, hotel ini sudah terisi penuh dan dia juga tidak enak badan, aku tidak ingin memaksanya untuk mencari hotel lain atau melanjutkan perjalanan pulang, jadi.. tidak  ada salahnya berbagi kamar dengannya hari ini'kan?" Lalisa sedikit menurunkan volume suaranya, iya. Jennie sedang kesal tidak terima dikarenakan malam ini dirinya harus berbagi kamar dengan Sharon Mina yang bekerja sebagai sekertaris Lalisa, dia terus menerus mengoceh bahwa ia sama sekali menolak semua ini yang membuat Lalisa harus terus memberinya penjelasan, sementara Mina sedang berada di kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya serta mengganti pakaiannya untuk tidur.

Jennie berdecih dan melipat kedua tangannya. "Kau terlalu sibuk memikirkan keadaan dirinya, kalau begitu aku akan menghubungi daddy untuk meminta seseorang menjemputku disini." Ucapnya dengan kesal.

"Dan.. kau akan membiarkan aku tidur berdua dengan dirinya, hm?" Lalisa bermaksud untuk menggoda Jennie untuk sedikit memberikan ketenangan dalam perasaan Jennie, namun ternyata hal itu hanya sia-sia karena sekarang, kedua mata kucing milik Jennie mendelik tajam ke arah Lalisa, tatapannya seolah mengatakan bahwa dia bisa menghabisi Lalisa kapanpun jika Lalisa terus berkata yang tidak-tidak dan hal itu membuat Lalisa menelan ludahnya samar. "A-aku hanya bercanda, sayang.."

"Bagaimanapun, dia bekerja untukku, untuk perusahaanku, jadi.. kesehatan dia termasuk tanggung jawabku, aku tidak ingin mendapat julukan sebagai CEO yang kejam karena tetap memaksakan sekertarisku yang sedang sakit." Sambungnya lagi sambil berdeham di akhir dan Jennie memutar kedua bola matanya jengah.

"Yasudah kalau begitu dia yang tidur di sofa, kau tetap tidur di ranjang denganku." Ucap Jennie.

Lalisa menyentuh kedua bahu Jennie.
"Honey, kau tahu dia sedang sakit 'kan? Biarkan dia beristirahat di ranjang bersamamu, hanya malam ini, hm?" Lalisa berkata dengan suara yang begitu lembut.

"Sikapmu berlebihan untuk seorang CEO ke sekertarisnya, Lalisa." Jennie menekan kata-katanya dan Lalisa menyeringitkan dahinya bingung.

"Dimana letak berlebihanku? Dia sedang sakit, kenapa kau tidak pengertian sama sekali?" Ucap Lalisa yang lagi-lagi memancing Jennie semakin tersulut dengan emosinya, gadis bermata kucing itu menaikan satu alisnya dan terkekeh.

"Mwo, mworago? Aku tidak pengertian katamu? Aku sudah mau menginap di kota ini karena kau bilang dia sedang sakit dan tidak memungkinkan untuk kita melanjutkan perjalanan pulang, tetapi kau masih mengatakan aku tidak pengertian?" Ucap Jennie dengan raut wajah yang sangat kesal.

Lalisa mengusap wajahnya dengan kasar. "Okay, sudah cukup, aku sudah tidak mau berdebat lagi, suka atau tidak suka, kau malam ini harus berbagi ranjang bersamanya dan aku akan tidur di sofa." Ucap Lalisa dan Jennie hendak menjawab namun pintu kamar mandi terdengar sudah terbuka dan tentu saja memperlihatkan Mina yang beru saja keluar dari kamar mandi, sontak kedua mata Lalisa dan juga Jennie bersamaan mengarah ke arah tersebut, tetapi untuk beberapa detik lamanya Lalisa segera memalingkan wajahnya dan berdeham sementara Jennie membelalakan kedua matanya dan sedikit mengumpat dengan kesal, setelah itu dia menutupi kedua mata Lalisa menggunakan telapak tangannya.

My Responsibility, JENLISA (GxG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang