15 : 30

37 8 0
                                    


◇◇◇◇◇

◇◇◇◇◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"ikal?", panggilku dari jendela kamar samping rumahku begitu terbuka.

"ikaaaall?", teriakku sekali lagi.
Namun tidak ada sahutan atau tanda-tanda sedikit pun bahwa ia ada di dalam kamarnya.
Kuperhatikan sekeliling, rumahnya tertutup pertanda mungkin penghuninya sedang tidak ada di dalam rumah sekarang.

Kulirik Jam tanganku, masih jam 3 kurang. Pertandingan basketnya kan masih jam setengah 4, hmm rajin sekali dia?
Bunda haikal sedang berada di Manado karena sebuah urusan dan baru berangkat pagi ini, jadi pantas saja haikal telat berangkat sekolah karena ia harus mengantarkan bundanya ke bandara dulu.

Kurogoh hpku dari dalam saku dan mengecek nomor hp haikal apakah ia sedang aktif atau tidak.

.....

"kal, kamu dimana?", tanyaku begitu telefon tersambung dengannya.

"kenapa?",

"Lah katanya mau berangkat bareng?, gimana sih paimen, capek-capek ara tungguin juga..", gerutuku.

"nggak papa ra, pergi aja dulu ke perpustakaan kota bareng Sasha, tugasnya dikumpulin lusa kan?",

"woi, kal... kamu ma~",

Pats,

Panggilan diakhiri secara sepihak lebih dulu oleh haikal.

Ah.. si alan,

Kuketuk-ketukkan jari jemariku ke pagar besi balkon kamar. Entah mengapa aku merasa bersalah sekarang tapi kan ini hanyalah sebuah hal kecil dan apakah hanya kerena itu Haikal marah?

But... i know who is he,
Haikal bukan tipe cowok baperan terus tiba-tiba kirim santet seperti itu, hm.. palingan juga kerjaan si Mr. paimen padaku.
Bjir, si pantat bekantan 1 itu..

Kuhembuskan nafas berat sambil melangkah masuk ke dalam kamar dan meraih tas kecil doraemon hadiah ulang tahun dari Sasha dulu.
Aku duduk di tepi ranjang sambil mengetik sebuah pesan singkat kepada Sasha agar ia segera menjemputku sekarang.

Sambil menunggu pesan balasan dari si wibu itu aku beralih ke nomor salah satu temanku yang lain, edgard. Dia adalah kapten tim basket sekolah, mungkin saja ia tahu tentang haikal.
Ah iya, aku teringat dengan dengan luka-luka lecet di tangan dan kaki haikal, hmm.. astaga, dasar si maniak basket itu minta dihajar juga lama-lama,

"edgard?", panggilku cepat begitu telefonku diangkat.

"hm..?", terdengar suara edgard malas.

"ada Haikal nggak?", tanyaku to the point.

Hening terdengar sesaat,
"nggak ada tuh",

"lah kamu kan kapten timnya, masa' anak buah sendiri nggak tahu, gimana ah?", tanyaku protes.

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang