@Bengkel J&B
"Jinyoung-a! Park Jinyoung!"
Nayeon meneriakkan nama itu saat melangkah ke sebuah bengkel kecil. Dia berjingkat hati-hati di lantai yang licin; ada tumpahan oli dimana-mana belum lagi baut dan mur yang berserakan.
Yah, itu bengkel mobil. Tak aneh menemukan benda tersebut di sekitar sana.
"Jinyoung-a?" Nayeon memanggil lagi karena tidak mendapat jawaban dari siapapun.
"Bambam?" kali ini mencoba memanggil orang lain. Bambam adalah adik Jinyoung. Mereka menjalankan bengkel bersama. Bengkel J&B, menyiratkan kombinasi nama mereka. Sejauh yang Nayeon tahu, bengkel ini adalah bisnis keluarga Park.
"Kemana sih mereka?" Nayeon menghela nafas, menyandarkan tubuhnya ke salah satu mobil untuk mengurangi lelah.
Dia pergi ke sana dengan berjalan kaki dan sekarang sudah hampir tengah hari. Butuh beberapa menit baginya mencapai tempat itu dan Nayeon telah berjalan di bawah terik matahari langsung, 29°C.
Korea memang bukanlah negara tropis, tapi ketika musim dingin berganti menjadi musim panas, maka panasnya akan lebih buruk dari negara tropis.
Panasnya Korea melekap; tidak ada angin sedikitpun, dan rasa panasnya seolah membakar langsung menembus kulit hingga ke tulang. Nayeon sudah terbiasa tapi hari ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya; cuaca ekstrim jelas akan membunuhnya.
"Nayeonie?"
Dia mendengar suara Jinyoung memanggil. Pandangan Nayeon mengedar ke sekeliling, mencari. Namun, Nayeon kecewa karena tidak bisa melihat sosoknya. Mobil-mobil menghalangi pandangan.
Terlahir seperti itu, sifat genetik telah menentukan Nayeon untuk berhenti tumbuh setinggi 163cm. Nayeon tahu betul, dia tidak bisa ditempatkan di jajaran model Victoria Secret. Tingginya terlalu jauh untuk mencapai tinggi rata-rata wanita idaman di Korea!
"Nay?" Jinyoung memanggilnya lagi.
Nayeon mencoba melihat lewat kaca jendela mobil yang transparan. Jinyoung mungkin berada di sisi lain.
"Jinyoung-a? Kamu dimana?"
"Aku di sini." Jinyoung berkata. Suaranya begitu dekat sehingga Nayeon bisa merasakan pria itu ada di belakangnya. Nayeon melirik ke balik bahu, tapi sekali lagi, sosok Jinyoung tidak terlihat.
"Yak, aku sedang ngga ingin bercanda sekarang!"
"Aku sungguh di sini. Mundurlah selangkah."
Nayeon melakukan seperti yang disuruh. "Jinyoung-a?"
"Yak Park Jinyoung!" kesal, Nayeon menghentakkan kaki. Kesabarannya makin tipis dan tekanan darahnya kian tinggi di luar kendali.
"Sudah ku bilang, aku di sini." Jinyoung berujar dan entah dari mana, sebuah tangan mencengkeram kaki Nayeon tanpa peringatan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]
FanfictionIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...