holaaaaaaaaaaa
jangan lupa tinggalkan jejak⭐💬
-happy reading-
Setelah selesai membuat berbagai macam makanan, kini Zerro dan Muzza duduk di sofa yang tersedia di kamar yang mereka tempati untuk malam ini.
"Lo yakin bakal laku, Zer?" Tanya Muzza ragu.
"Modelan lo aja laku," Ucap Zerro acuh tak acuh kemudian kembali menatap buku di tangannya.
"Ck, sialan!" Dengus Muzza, meraih handphone nya kemudian menunjukkan sesuatu kepada Zerro.
"Liat, makanan orang-orang pada cakep-cakep." Dengus Muzza jujur ia insecure melihat makanan teman-temannya yang lain.
"Biasa aja, jangan pandang penampilan aja Za, kita harus pandang juga rasa nya." Ucap Zerro melirik handphone Muzza sekilas.
"Tapi ini bukan tentang makanan," Lirih Muzza membuat Zerro terbahak. "Ya penampilan nya aja kayak gitu, gimana rasanya monyet?"
"Pernah ada pepatah yang berbunyi gini, 'lo ganteng lo aman' nah kita mah cakep-cakep jadi udah pasti laku." Bangga Zerro.
"Ya itu kalo lo mau jual muka lo, ini kita mau jual makanan!" Kesal Muzza menarik kembali handphone yang tadinya ia sondorkan pada Zerro.
"WOEEEEE EPRIBADEHHH!!"
Teriakan heboh itu membuat Zerro menghentikan aktivitas bacanya, menatap Muzza yang juga tengah menatapnya heran.
BRAK
Pintu kamar terbuka membuat Zerro dan Muzza menghentikan aktivitas masing-masing, menatap heran ke arah pintu.
Terlihat Lidia berdiri di depan pintu dengan sisir di tangannya yang ia jadikan sebagai mikrofon dan di belakangnya terdapat dua pasukannya.
"THAT SHOULD BE ME, HOLDING YOUR HAND. THAT SHOULD BE ME, MAKING YOU LAUGH. THAT SHOULD BE ME, THIS IS SO SAD. THAT SHOULD BE ME, THAT SHOULD BE ME!!"
"ASEKK, AYO SEMUANYA ANGKAT TANGAN NYA!!!"
Suara Lidia dipadukan dengan suara Alora serta Claira membuat kedaan semakin ricuh.
Lidia melompat ke atas kasur lalu kembali melanjutkan suara emasnya, "THAT SHOULD BE ME, FEELING YOU KISS. THAT SHOULD BE ME, BUYING YOU GIFTS. THIS IS SO WRONG. I CAN'T GO ON. TILL YOU BELIEVE. THAT SHOULD BE ME, THAT SHOULD BE ME!!"
"YUHUUU SAWERANNYA OM!!"
Muzza menatap Zerro yang ternganga melihat konser dadakan dihadapannya, Muzza menepuk bahu Zerro dua kali.
"Kita harus hargai kegilaan mereka," Muzza ikut berdiri dan ikut bernyanyi dengan suara peraknya.
"THAT SHOULD BE ME, THAT SHOULD BE ME!!" Teriak keempat nya, Zerro yang tertarik pun ikut menggila.
"THAT SHOULD BE ME, THAT SHOULD BE ME!!!"
BRAK!
Sontak kelima remaja itu menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu dengan wajah datarnya.
"Berisik!" Hardik orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Arshaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] 2. Zerro
Novela Juvenilpart masih lengkap! "apa kamu tau perbedaan antara rasa suka dan cinta?" tanya Zerro menatap Lidia. "engga, emang beda ya?" tanya balik Lidia heran. "beda sayang, ibarat kalo kamu suka sama bunga kamu bakal metik bunga itu dan ngebiarin dia layu...