Gadis itu mendongak, Orochimaru melepaskan borgol yang melekat pada badan [Name].
"Orochi..."
Orochimaru menatapnya lekat dan memeluknya erat. Ia mengelus-elus rambut panjang [Name] dan menggendongnya ala koala.
Tidak ada yabg membuka pembicaraan, badan [Name] terasa sangat sakit bahkan beberapa kali ia mendesis kesakitan.
Tubuhnya mulai bereaksi terhadap racun, tiba-tiba Orochimaru berhenti berjalan membuat [Name] mendongak melihat siapa yang menghentikan langkahnya.
Sasuke, Naruto, dan Sarada menatap Orochimaru seperti orang aneh, sedangkan Sakura menatap kearah [Name] dengan mata yang sembab.
"Orochimaru, apa kau yakin ingin mengadopsi anak itu?" tanya Naruto sekali lagi.
Orochimaru mengangguk setuju, ia makin mengeratkan gendongannya pada [Name]. Siluman ular itu melirik kearah Sasuke lalu ke Sakura.
"Apa sudah selesai bicaranya? [Name] akan mati karna racun jika tidak diobati dengan cepat, aku harus pergi ke Laboratorium sekarang juga." Orochimaru berucap pelan membuat semua orang terkejut termasuk Naruto.
"[Name] terkena racun?! Kenapa kau tidak bilang dari awal?!" pekik Sakura panik menghampiri Orochimaru dan [Name]. Orochimaru memundurkan langkahnya kemudian tersenyum simpul.
"Bukankah dari ekspresi wajahnya dan badannya sudah terlihat jelas? Kenapa masih bertanya? Kenapa Konoha menjadikan wanita ini sebagai kepala departemen Rumah sakit tapi kenapa tidak tahu anaknya sedang susah payah bertahan hidup?"
Sakura bungkam seketika, mulutnya terasa ditutup dan hatinya terasa ditusuk oleh ribuan jarum. Hatinya sakit ketika Orochimaru mengatakan hal itu.
Sarada berjalan kearahnya dan menghalangi pandangan Sakura pada Orochimaru.
"Orochimaru-san! Itu terlalu kasar! Mau bagaimanapun juga [Name] itu anaknya Mama!" sentak Sarada.
"Tapi apa pernah [name] menganggap kalian sebagai keluarga?" tanya Orochimaru sekali lagi membuat semua orang terdiam mendengar ucapan Orochimaru.
Siluman ular itu menghembuskan nafasnya lalu berjalan pergi dan melewati Sasuke yang termenung memikirkan kesalahannya.
"Kau gagal, Sasuke." bisik Orochimaru tepat ditelinga Sasuke.
****
[Name] kini berada di Laboratorium milik Orochimaru, dirinya kini dipenuhi dengan perban dan disampingnya terdapat tabung oksigen yang terhubung dengan mulutnya.
Karin berjalan kearah ranjang [Name], ditangannya terdapat beberapa bunga yang baru saja ia beli di desa terdekat.
Wanita itu menaruhnya di vas berwarna navy dengan corak putih dan menaruh bunga chamomile diatasnya.
Senyuman manis muncul diwajah Karin, ia mengelus-elus kepala [Name] dan mengecup keningnya secara singkat.
Karin kemudian duduk dikursi yang telah disiapkan dan membuka laci paling bawah, terdapat sebuah buku dongeng khas anak-anak kesukaan [Name].
FLASHBACK ON
"Karin-san!" panggil [Name] membuat Karin membalikkan badannya dan menengok kearahnya.
"[Name]-chan? Ini sudah malam lho, kenapa tidak tidur?" tanya Karin bingung, terdapat semburat merah kecil dipipi [Name].
Gadis itu menyodorkan sebuah buku dongeng khas anak-anak, [Name] memainkan ujung telunjuknya.
"Eumm, boleh tidak nanti Karin-san membacakan dongeng? M-maksudku, nanti saja kalau Karin-san tidak sibuk." tanya [Name] yang kemudian panik sendiri.
Karin terdiam sejenak kemudian terkekeh geli dan mengelus Puncak kepala [Name] sbari tersenyum manis.
"Hahaha, iya, ayo aku bacakan dongeng ini, kebetulan aku sedang senggang"
Mata [Name] seketika berbinar, ia menganggukkan kepalanya dan menarik tangan Karin dengan semangat menuju kearah kamarnya.
"Ayo!"
****
Kriiieeettt
Pintu kamar [Name] dibuka, Kabuto berkacak pinggang menatap Karin dan [Name] yang menatap kearahnya dengan tatapan bingung.
Intinya sekarang mereka pada tatap-tatapan.
"Kau seperti anak kecil saja" celetuk Kabuto membuat Karin melotot kearahnya.
[Name] kemudian menarik tiba-tiba tangan Kabuto. Pria itu melotot kaget kearah gadis Uchiha.
"Hoi!"
"Kalau mau mendengarkan dongeng itu ikut saja, jangan pura-pura tidak mau." ucap [Name] yang kini berada ditengah-tengah mereka.
Karin disamping kanan [Name], ia memegang buku dongeng dan didepannya terdapat sebuah nama.
Milik [Name]
[Name] berada ditengah-tengah, dan dirinya diselimuti dengan selimut lembut dengan parfum lavender khas loundry.
Sedangkan Kabuto berada disamping kiri [Name], ia ikut tiduran disamping [Name] dan sesekali menguap ngantuk.
"Aku lanjutkan lagi. Ya, ceritanya." kata Karin yang akhirnya membuka suara.
[Name] mengangguk paham, matanya kini mulai berat dan sesekali menguap ngantuk.
Karin mulai membacakan dongengnya dan sesekali melirik kearah [Name] dan Kabuto, ia terkekeh melihat mereka berdua yang tertidur nyenyak mendengarkan dongeng.
Karin menarik pelan selimutnya dan membenarkan selimutnya agar terbagi semua, tangannya bergerak mengelus [Name] dan Kabuto.
Saat mengelus kepala Kabuto, ia memalingkan wajahnya dan di wajahnya terdapat semburat kecil berwarna merah.
Karin berdehem pelan kemudian ikut tertidur dan mematikan lampu yang berada disampingnya.
Ahahahaha tampak seperti keluarga cemara bukan?
FLASHBACK OFF
"Dahulu kala, ada seorang Putri yang cantik bernama Putri [Name], memiliki paras yang sangaatt cantik." ucap Karin yang tiba-tiba menutup kembali laci dan menaruh buku dongeng.
"Putri [Name] memiliki rambut panjang berwarna hitam yang berkilau, lalu mata hitam yang siapapun yang menatapnya pasti akan terpaku,"
"Putri [Name] yang sangat disayangi oleh semua orang termasuk para rakyatnya"
Tbc...
Dahlah ini cerita makin aneh aja caffek guweh
Mana gak dapet thr lagi njing
:(
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...