Chapter 10

147 14 3
                                    

Sementara itu di ruang kesehatan, Petra sedang mencari perban sementara Eld mencoba menghentikan pendarahan di tangan Luther.

"Yang kau lakukan itu gegabah sekali, Luther."

Petra menemukan perban yang ia cari lalu ia duduk di samping Luther. Petra memegang tangan Luther dan mulai mengobati lukanya.

"Ouch."

"Maaf, tahan lah sedikit."

Di saat Petra mengobati luka Luther, Luther terus menatap pintu keluar. Pintu itu dijaga oleh Gunther dan Olou.

"Tapi syukurlah mereka tidak-"

"Kapan kau selesai? Aku ada urusan penting setelah ini."

Petra seketika berhenti. Setelah beberapa detik, ia melanjutkan mengobati luka Luther. Petra mencoba mengalihkan pembicaraan mereka namun Luther tetap bersikeras.

"Luther, dengan luka seperti ini apa kau bisa memegang pedang? Mungkin lebih baik aku bicara dengan-"

"Sidangnya sudah dimulai kan? Mau sampai kapan kalian menahan ku disini?"

Gunther, Eld, dan Petra saling menatap satu sama lain. Memang benar mereka mendapat perintah tegas dari Erwin dan Levi untuk tidak membiarkan Luther menghadiri sidang Eren.

"Luther, kapten Levi meminta kita untuk-"

Sebelum Eld menyelesaikan ucapannya, Luther tiba-tiba beranjak bangun. Petra segera menghentikan Luther dengan memegang lengannya namun Luther menarik lengannya dengan kuat.

Luther berjalan kearah pintu namun Gunther dan Olou menghalangi jalannya.

"Minggir."

"Tenang dulu bocah. Kau tidak lihat tanganmu itu terluka?" Ucap Olou.

"Lalu?" Ucap Luther dengan dingin.

"Apa maksudmu lalu?! Dengar ya, aku tahu kau pasti-"

"Kau tahu? Pfft, jangan bercanda. Aku tahu sebusuk apa polisi militer itu. Jika aku hanya diam disini, Eren akan-"

"Lalu apa yang akan kau lakukan kalau kau ada disana? Apa kau punya rencana? Atau mungkin kau ingin memotong tangan mu untuk membuktikan loyalitasmu?" Ucap Gunther dengan tegas.

"..."

"Kalau itu dapat meyakinkan mereka, maka ya."

Luther mengangkat kepalanya dan menatap Gunther dan Olou. Tatapannya terasa sangat dingin. Tidak ada satupun cahaya terpancar di matanya.

"Aku katakan sekali lagi. Menyingkirlah."

Suasana ruangan seketika berubah. Petra melihat Luther mengepalkan tangannya. Luka yang baru saja ia obati seketika terbuka kembali. Darah mengenai perban dan menetes ke lantai.

"Luther, ini perintah kapten Levi dan komandan Erwin. Jika kau melanggar maka-"

"Terserah jika kalian ingin mengadukan ku pada komandan, aku akan terima hukuman apapun itu. Tapi, aku tidak akan diam saja melihat babi-babi itu membunuh adik ku."

Luther melangkah pergi meninggalkan Petra, Gunther, Olou, dan Eld. Eld menghela nafasnya sementara Olou mengangkat tinjunya dan memukul pintu di belakangnya. Sekarang bagaimana? Erwin dan Levi sudah meminta mereka untuk mencegah Luther pergi bagaimana pun caranya.

"Perlu kita kejar dia?" Tanya Eld.

"Tapi, aku mengerti maksud Luther. Ia hanya tidak ingin kehilangan keluarganya lagi." Gumam Petra.

"Sejak dulu dia selalu saja begini. Jika itu tentang adiknya, sifatnya seketika berubah seperti ini. Benar-benar merepotkan. Karena itulah aku tidak suka bocah." Ucap Olou.

My Wings || Attack On Titan || Shingeki No KyoujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang