Jaga Dia!

245 17 0
                                    

Denada dan Ana adalah saudara tiri, mereka lahir dari rahim yang berbeda namun memiliki ayah yang sama dan jarak usia hanya 2 tahun. Denada memiliki sifat yang sombong dan angkuh, apapun yang dimiliki Ana, Denada selalu menginginkannya. Berbeda dengan sifat Ana, ia selalu mengalah terhadap adik tirinya.

Mereka tinggal satu atap, ayah mereka sudah meninggal dua tahun yang lalu. Suatu hari, sang ibu menjodohkan keduanya kepada dua laki-laki yang dipilihnya karena menurut sang ibu, Meta. Mereka sudah cocok untuk menikah, maka ia mencarikan jodoh untuk putrinya. 

Dan pertemuan itupun ditentukan oleh Meta, Denada janji temu dengan laki-laki pilihannya di sebuah restoran elite di kotanya. Sedangkan, Ana janji temu dengan laki-laki pilihan ibunya di sebuah kafe biasa.

"Sudah menunggu lama?" Tanya Ana sopan kepada laki-laki yang memakai kaos denim dilapisi jas formal warna hitam serta kacamata hitam.

"Tidak, aku baru saja tiba!" Jawab laki-laki itu sopan, "Aku Rendra!" Dia mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Ana.

Ana menyambutnya hangat, "aku Ana!" Keduanya bersalaman, saling mengenalkan nama.

"Apa ibumu sudah menceritakan apa yang harus kamu lakukan?" Laki-laki itu kembali bersuara.

"Maksud kamu?"

"Kita bertemu disini untuk membahas pekerjaan, apa kamu sudah setuju?"

"Apa? Pekerjaan!"

"Iya, ibumu sudah menandatangani kontrak kerja kamu dengan saya!"

"Ta-tapi, bukankah kita bertemu untuk-"

"Kamu pikir, aku tidak laku, sampai harus di jodohkan segala, hmm?"

Ana terdiam, ia tersenyum miris. "Aku mengerti!"

"Bagus, besok aku tunggu kamu di alamat ini!" Rendra menyodorkan kartu nama berisi alamat rumahnya.

Tak jauh dari tempat mereka, seorang laki-laki berjas hitam menghampiri Rendra dan membantunya berjalan. Ana menatap aktifitas mereka dan menghembuskan nafas kasar.

"Jadi, ibu berbohong tentang perjodohan ini? Aku paham maksud ibu!" Ana berdiri dan menyambar kartu nama yang disodorkan Rendra lalu pergi meninggalkan cafe.

Ana tidak lekas pulang, ia lantas berjalan-jalan sejenak.

"Sekarang aku mengerti, kasih sayang ibu tiri itu sangat jarang ada yang benar-benar tulus!" Gumamnya menyeka air matanya.

Keesokan harinya, Ana mendatangi alamat dalam kertas yang di pegangnya.

Ia menatap pagar tinggi yang menjulang, hingga seorang satpam menghampiri. "Mba mencari siapa?" Tanyanya,

"Ini pak, apa benar rumah ini milik pak Rendra Gunawan?"

"Benar, apa mba sudah ada janji temu?"

"Iya, saya sudah membuat janji. Saya Ana!"

Satpam itu mengangguk lalu membuka gerbang, karena memang Rendra sudah mewanti-wanti jika ada yang mencarinya bernama Ana.

"Silahkan masuk!" Satpam itu mengantarnya sampai ke tempat dimana Rendra berada.

"Tuan, gadis yang anda tunggu sudah datang!"

"Terima kasih, pak Hilman. Oh ya, dimana Yuda?"

"Pak Yuda tadi katanya ada urusan!"

"Baiklah, silahkan kembali!" Titah Rendra pada pak Hilman.

Ana kembali terdiam, ia menunggu apa saja yang harus dikerjakannya.

Kumcer (Kumpulan Cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang