Bahagia tak Bahagia

50 10 1
                                    

Sesampainya di depan rumah Lia, Lia dengan cepat keluar dari mobil, dan mengucapkan terima kasih pada Nathan.

"Lia kalo ada apa-apa kamu hubungi aku ya, balas chat ku dengan cepat juga" kekhawatiran Nathan bahkan sangat terlihat dari raut wajahnya.

"iya.. Nathan. Udah balik nih panggilan aku kamu nya? Ga mau pake gua lo lagi? Udah balik juga posesifnya? Ga ngambek lagi?" ejek Lia saat melihat wajah Nathan yang sangat menggemaskan. "ih rese." Rajuk Nathan pada Lia.

"oh baru pulang? Kemana aja lo? Gua tungguin lo tuh dari jam 5 tau ga? Dan lo baru pulang jam 7? Oh ya, itu lo pulang sama siapa? Cowo? Jadi lonte lo?" suara yang cukup keras dan membentak membuat Lia terkejut bukan main.

"cukup ayah, Lia bukan kaya yang ayah bilang, Lia juga bukan tanpa alesan pulang jam segini." Jawab Lia berusaha menenangkan dirinya yang gemetar saat melihat amarah pada diri sang ayah.

"apa lagi alesan lo? Lo tuh sama kaya ibu lo, yang kerjanya Cuma pergi keluyuran ga jelas, yang ujungnya ninggalin suaminya demi orang lain. Dan lo bangga? Bisa pulang malem bareng laki-laki, lo dikasih tempat tinggal enak bukannya bersyukur, ini kelayaban terus" laki-laki itu berbicara dengan tangan yang terus mendorong Lia ke tembok dan terus mencekik leher Lia yang membuat Lia kesulitan bernafas.

"ayah, ini Lia, bukan ibu, Lia beda sama ibu Lia ga sama kaya ibu ayah, Lia Pulang telat karena Lia tadi ke Rumah Sakit, badan Lia sakit, dan laki-laki itu pacar Lia ayah, dia baik, ga akan sakitin Lia" dengan nafas tersenggal lia berusaha menyelesaikan kalimatnya. Dengan sekuat tenaga Lia mencoba menelpon Nathan tanpa gerakan mencurigai agar sang ayah tidak melihatnya. Namun, baru saja Nathan angkat telepon dari Lia, ada benda tajam yang menusuk perut Lia.

 "Ayah...kenapa kau lakukan ini pada ku... aku bahkan sangat menyayangimu ayah. Nathan datanglah aku membutuhkanmu." Detik selanjutnya Lia tak Sadarkan Diri. "Lia... Hallo..Lia jangan bercandaa, aku akan segera datang."

Singkat cerita, kini Lia sudah berada di Rumah Sakit, ia kehilangan banyak darah sehingga ia membutuhkan donor darah, untungnya saat itu nasib baik Lia, ia mendapatkan donoran darah tepat pada stok terakhir di Rumah Sakit. Hari demi hari, Lia mulai membaik. Sedangkan, di sisi lain, ayahnya Lia sedang dalam proses pengadilan dan pengobatan akibat depresi yang ia alami.

"Nathan, aku liat di internet besok malam yang cerah, malam yang penuh banyak bintang, kamu maukan temenin aku ke rooftop Rumah Sakit, melihat bintang-bintang itu." Ucap Lia pada Nathan.

"Kamu cuma mau itu aja Li? Padahal aku udah siap loh dimintain banyak ama kamu" jawab Nathan sambil tersenyum.

"Nanti aja aku mintanya, kalo aku udah jadi bagian dari bintang itu. Jadi, aku bisa liat kamu bener ga turutin permintaan ku" Jawab Lia dengan senyum getir yang tidak dapat diartikan.

"kamu ngomong apasih Li, daripada ngomong ga jelas, mending kamu tidur ini udah malem biar besok malem kita lihat bintang bareng" ucap Nathan sambil berdiri dan memasangkan lia selimut.

"Nath, temenin aku disini ya, malem ini aku mau kamu di samping aku" tangan Lia menahan Nathan untuk pergi.

"Tumben banget sih cewe ku manja gini" Nathan tertawa sambil mencubit hidung Lia.

Pagi menjelang, kini Nathan dan Lia menghabiskan waktu sarapan bersama. Bahkan, pada hari itu Lia tidak mengizinkan Nathan meninggalkan Lia bahkan sedetik pun. Mereka mengahabiskan waktu pada hari itu dengan berfoto bersama sebanyaknya. Bahkan Lia sesekali meminta Nathan memvideokannya saat ia memberi kalimat I Love You pada Nathan.

Cuplikan video :

Hallo Nathan! Aku karalia Audytama mau bilang jaga selalu kesehatan, kamu harus bahagia, jangan lupa makan banyak...Harus yang lahap tapi... pokoknya aku karalia Audytama sayang Nathan Roger Ragatama selalu.... I Love you.

Bahkan Semesta Tak MengizinkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang