17 - Menyesal

3.5K 356 28
                                    

"TIDAKKKKKKKKK," Teriak Lorenzo yang lansung ikut menerjunkan dirinya untuk menyelamatkan Carma.

"Carma, aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Aku mohon kembalilah, aku tidak akan menyakitimu lagi." Lorenzo melihat kearah Carma sambil meneteskan air matanya. Tangannya berusaha meraih Carma.

Carma tersenyum tipis, "Sayangnya, aku tidak bisa melihat wajahmu ketika kau mengatakan hal itu. Aku telah buta. Semuanya telah terlambat." Batin Carma dengan tubuh yang semakin penuh dengan luka.

"CARMAAAAAAAAAAAA!!!!" Teriak Lorenzo yang meraih tangan Carma dan memeluknya dengan erat.

Dewa laut mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengendong Carma kembali ke atas dengan tubuh yang penuh luka. Jurang penghancur bagaikan magnet yang terus menarik mereka kebawah.

"ARGGHHHHHHH!!!!!" Teriaknya dengan sekuat tenaga hingga kembali keatas.

Lorenzo berusaha dengan kuat membangunkan Carma, tapi semuanya percuma wanita yang ia cintai sudah tidak bernafas. Ia mengecup kening Carma, "Di kehidupan manapun aku tetap akan memilihmu dan menikah denganmu. Kau milikku dan hanya akan menjadi milikku untuk selamanya. Jika kau menyukai orang jahat, aku akan menjadi orang jahat untukmu. Jadi, hiduplah."

Setelah Lorenzo mengatakan hal itu, ia terjatuh tepat disamping Carma dengan tubuh yang penuh luka.

*****

Beberapa minggu kemudian, Lorenzo tersadar setelah diselamatkan oleh kaisar langit. Wajahnya pucat dan terus berkeringat dingin. Didalam mimpinya ia terus memanggil nama Carma dan berharap ia kembali.

"Carma, Carma, Carma." Panggilnya hingga ia tersadar.

Beberapa pelayan yang berada di luar ruangan mengatai Carma tanpa henti.

"Kasihan sekali dewi bulan yang tidak menjadi menikah."

"Ini semua adalah kesalahan dewi Karma."

"Dewi karma pasti sengaja bunuh diri agar dewa laut tidak jadi menikahi dewi bulan."

"Dasar dewi yang tidak memiliki hati."

Lorenzo mengepalkan tangannya dengan erat. "Siapa kalian yang berani mengatai istriku seperti itu?" Amarah Lorenzo lansung neluap

Semua pelayan lansung menundukan kepala tidak berani menatap kearah Lorenzo.

Lorenzo lansung berjalan kearah ruang kerjanya dan mencari gelang merah polos pemberian Carma, "aku tidak memakainya karena aku takut gelang pemberianmu akan rusak." Batinnya sambil melihat kearah gelang merah.

Gelang merah itu berdekatan dengan surat yang pernah ia tulis untuk Carma. Tapi, ia telalu pengecut untuk memberikan surat itu. Ia memakai gelang itu dengan sangat erat hingga darah menetes keluar dari tangannya. Ia ingin membuat bekas luka dari gelang merah polos itu agar ia tidak akan pernah melupakannya.

"Dewa laut, apa yang anda lakukan?" Tanya Selena yang lansung menghentikan Lorenzo.

"Minggirlah," usir Lorenzo.

"Dewi karma tidak akan mau melihat keadaanmu yang seperti ini. Ia tidak akan membiarkanmu terluka." Ucap Selena dengan wajah serius.

"Aku ingin ia melihat keadaanku yang seperti ini. Itu lebih baik daripada meninggalkanku disini sendiri. Aku bisa melindungi seluruh dunia tapi aku tidak bisa melindunginya. Pria bodoh seperti apa aku ini?" Lorenzo meneteskan air matanya.

Ini pertama kalinya Selena melihat dewa laut yang menunjukan emosi yang seperti ini.

"Aku bahkan menyuruhnya menyembuhkan orang lain dan mataku tanpa tau ia yang akan mengantikan semua luka itu. Seberapa sadisnya aku?  Aku juga baru tau ia mengantikanku menerima hukuman karena telah melukai manusia d--da--" lorenzo tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"--dan disaat itu aku malah menyuruhnya untuk menyelamatkanmu. Ia takut mati dan rela menggantikanku agar aku tidak merasakan sakit tapi aku malah menambahkan rasa sakitnya. Aku tidak tau bagimana rasa sakit dan penderitaan yang telah dia rasakan. Ia sangat takut dengan kematian tapi ia bunuh diri. Berarti rasa sakit yang ia alami sangat dalam mengalahkan rasa takutnya." Lorenzo menangis sejadi-jadinya.

"Aku tau seberapa besar kau mencintainya, kau selalu memuji dan menceritakan semua hal tentangnya padaku. Tapi, ini bukanlah cara terbaik untuk mengenangnya." Selena adalah orang yang selalu mendengar semua hal tentang Carma dari Lorenzo. Pria itu benar-benar mencintai Carma hanya saja ia terlalu bodoh untuk mengungkapkan cintanya.

"A-a-aku bahkan membuat rumor akan membuatmu menjadi selirku. Awalnya aku hanya ingin ia memintaku untuk tidak menikahimu dan memohon padaku, tapi ia malah ingin aku menikah agar dihari itu ia dapat bunuh diri tanpa ada yang memedulikan keberadaannya. Aku tidak tau seberapa sakit dan seberapa lama ia menungguku untuk menepati janjinya. Awalnya aku ingin mengodanya tapi aku tidak tau ia akan benar-benar ingin mendengar kalimat itu dari mulutku. Aku sungguh tidak dapat dimaafkan. Aku benar-benar sampah." Air matanya tidak dapat berhenti mengalir.

"Ini bukan salahmu Lorenzo." Selena berusaha menguatkan Lorenzo.

"Lantas, ini adalah salah siapa? Ia memberikan segalanya untukku. SEGALANYA. Dan aku hanya bisa menyakitinya."

"Aku yang memohon kepada Kaisar Langit untuk menjodohkannya padaku tapi aku hanya bisa membuatnya memberi harapan yang tidak bisa aku penuhi." Lanjut Lorenzo yang terus menangis. Ia terlihat seperti pria cengeng tapi ia tidak peduli.

******

Hallo semuanya, gimna kabarnya? Kalau jadi kalian, kalian milihnya apa nih?

A. Menyelamatkan dunia 🌏

B. Hidup bersama orang yang dicintai ❤

Hehe, sekian dulu ya gaes. Terima kasih. Luv u gaes 💕

C A R M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang