Sextans

179 27 9
                                    

🌠🌠🌠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌠🌠🌠

"Sialan lo, Orion ...," makinya. Mencengkeram dadanya yang begitu sesak.

Beberapa menit ia berada di dalam.

Setelah keluar dan membasuh wajah di wastafel, Aksa merogoh ponsel di saku celana. Terkadang masih terdengar sesenggukan dari mulutnya. Beruntung bagi Aksa toilet ini tidak ada orang.

Magenta.

Satu nama muncul di layar ponsel. Secepatnya kabar ini harus diberitahukan kepada Magenta, sahabat Orion.

"Halo?"

Aksa menarik napas panjang. Dari pantulan cermin, ia bisa melihat dirinya yang tersenyum.

"Orion siuman!"

🌠🌠🌠

Orion memang sudah membuka mata. Namun emosinya sangat tidak stabil. Ia terus berteriak kala ada orang yang memasuki ruangan, menyuruh mereka pergi sejauh mungkin.

Tiga kali para perawat harus memasang ulang infus yang ditarik paksa. Cowok itu juga terpaksa diberikan obat penenang agar bisa beristirahat.

Bagi Luna, ini menyakitkan. Ia tidak bisa membayangkan seberapa sakitnya Orion. Gadis itu teringat akan ucapan Aksara beberapa waktu lalu.

"Orion itu sakit, Orion itu luka. Dia adalah bintang sekarat yang bisa mengalami supernova kapan saja. Bedanya ... kita bisa menyaksikan indahnya cahaya super terang pada bintang sesaat setelah ia meledak sebelum mereka benar-benar kehilangan cahaya dan hancur. Sedangkan pada Orion, kita hanya bisa melihat kehancurannya saja."

Ya. Aksara sepenuhnya benar. Luna hanya bisa melihat kehancuran Orion.

"Pergi!"

Hari ke-lima. Luna masih seperti orang-orang lainnya yang tidak bisa menyentuh Orion. Cowok itu tak segan-segan melukai siapapun yang tidak menuruti kata-katanya.

Pernah sekali, Genta dilempar gelas yang tersimpan di meja nakas. Atau Neon yang panik lantaran menyaksikan bagaimana Orion mencabut infus secara paksa dan hendak menghentikan aksi itu, namun yang ia dapatkan justru pukulan keras pada kepala menggunakan tiang infus.

Satu-satunya orang yang bisa masuk selain tenaga medis adalah Helmi. Itupun ia tidak berani mengatakan sepatu kata pun karena takut membuat Orion marah seperti hari-hari sebelumnya.

"Pergiii!!"

Sebelum Orion melempar gelas berisi susu yang mulai dingin, Luna memilih undur diri. Namun sebelum itu, ia menyempatkan diri untuk meminta maaf seperti sebelum-sebelumnya.

Semesta Bercerita (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang