6

2.4K 280 10
                                    



Tok tok tok!


Hanbin yang sedang memakan setangkup roti di mini pantri itu pun mendongak. Sedangkan Zhang Hao yang sedang mengganti baju itu hanya bersikap cuek seolah tidak mendengar apa-apa.


Hanbin segera bangkit dan berjalan memutar untuk bisa mencapai pintu.


Hanbin membuka pintu dan tampaklah Seowon dan juga Matthew.



" Kau lama sekali membukanya, Binnie." Gerutu Seowon yang langsung menerobos masuk melewati Hanbin.


" Ma..." Belum juga Hanbin menyelesaikan ucapannya, Matthew juga sudah ikut menerobos masuk.


" Wahh. Jadi seperti ini kamar dua manusia berkepribadian dingin." Seowon berdecak sembari berkacak pinggang mengamati seisi kamar.


" Aroma citrus? Ah. Nyaman disini." Kali ini Matthew yang berbicara sembari menghempaskan bokongnya di sofa, lalu semenit kemudian berjalan ke arah sudut kamar yang full kaca menampilkan view langit dan rindangnya kawasan sekolah elit itu.


" Wahh disini bagus." Matthew berdecak.


Hanbin bersidekap dada mengamati tingkah laku kedua orang itu. Sedangkan Zhang Hao melirik mereka dengan tatapan tak suka.


" Jadi mau sampai kapan kalian mengomentari kamarku?" Hanbin berucap datar. Matthew yang sedang menatap pemandangan itu pun menoleh begitupun juga dengan Seowon yang berkacak pinggang menatap seisi kamarnya.


" Tunggu sebentar. Ini momen langka tau. Akhirnya aku bisa melihat isi kamar Pangeran es kita." Ujar Seowon sembari menyengir lebar. Matthew mengangguk.



" Lalu apa yang kau dapat?" Tanya Hanbin jengkel.


" Rasa puas." Jawab Matthew dan Seowon bersamaan dan kompak pula mengangkat tangannya membentuk pelangi imajinasi.


" Baiklah ayo kita pergi. Hey HaoHao, kau mau ikut bersama kami?" setelah puas kini Seowon menatap Zhang Hao yang sedang duduk di kasurnya sembari mengikat tali sepatu.



Seakan tidak mendengar pertanyaan Seowom, Zhang Hao masih saja fokus pada sepatunya. Seowon pun mendengus, merasa terlalu terbiasa di acuhkan pemuda es itu.


" Kajja!" Ujarnya kepada kedua temannya itu.


*
*
*

Hanbin dan Seowon berjalan bersisian sedangkan Matthew berjalan di depannya sembari bersenandung kecil.


" Hanbin-ssi?" Panggil Seowon.


" Hm?"



" Kau masih membenci Zhang Hao?"


Hanbin menoleh, menatap Seowon tak mengerti.


" Apa maksudmu?"


Seowon menghela nafas pelan.



" Ku harap kamu tidak terlalu membencinya."



" Aku tidak membencinya." Jawab Hanbin akhirnya. Karna mau bagaimanapun, Sikap Zhang Hao sedikit banyaknya bisa di pahaminya.


" Syukurlah."


*
*
*


" Kalian bergeraklah sebagai satu tim." Zhang Hao menunjuk lima orang, termasuk Hanbin. Tentu saja Zhang Hao yang mengurus bagian Basket, karna ia adalah kapten basket sekolah. Jadi Science A merasa sangat percaya diri karna kapten tim basket dan 2 orang anggota inti basket sekolah ada di kelasnya.


Monochrome | Haobin vers. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang