07. Pasar Malam

22 15 0
                                    

happy readinggg!!💗☁️

jgn lupa klik star klo sukaaa

"Kakk aku kangen banget tahu!!!" seru Citra sembari memeluk erat kakak sepupunya itu, melepas rindu selama beberapa tahun belakangan ini karna jarang bertemu.

Tak hanya jarak rumah yang jauh, juga karna Sastra tinggal di Jakarta sementara Citra di Bandung. Lalu rutinitas sehari-hari masing-masing dari mereka yang juga padat, jadi tidak memungkinkan untuk saling bertemu dalam beberapa waktu belakangan ini.

"Hahahaaa aku juga kangen sama kamu." Sastra membalas pelukan Citra itu dengan lembut sambil mengusap rambut perempuan yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.

Setelah puas saling memeluk satu sama lain seperti kakak beradik, mereka lalu duduk di masing-masing kursi rotan itu. Banyak sekali topik yang menanti mereka untuk dibicarakan. Seperti saat ini, Sastra membuka obrolan mulai dari kuliah.

"Gimana kuliah kamu?"

Citra tersenyum dan mengangguk, "Bagus kak lancar, deh. Kalo kakak gimana?"

Sastra mengangguk senang sambil tersenyum, pria tampan berkulit coklat itu sempat terdiam beberapa saat sebelum menjawab.

Umur mereka terpaut 5 tahun, kini Sastra sudah menginjak umur 25 tahun sementara Citra berumur 21 tahun. Sastra adalah anak tunggal kakak dari sang Ibu. Ketika keluarga itu masih tinggal di Bandung, Sastra dan Citra kecil selalu bermain hampir setiap hari, entah itu Sastra yang datang kerumah Citra, ataupun sebaliknya.

Oleh karena itu, hubungan mereka tentunya begitu erat. Karna Citra juga anak tunggal, jadi ia menganggap Sastra seperti kakak kandungnya sendiri. Begitupun sebaliknya, Sastra begitu menyayangi Citra seperti seorang kakak kepada adiknya.

"Yah lancar-lancar aja, sih." raut wajah Sastra tampak sedikit sedih, Citra ikut merasa khawatir.

"Kakak masih pacaran sama kak Bella?" tanyanya dengan was-was, karna setahu Citra kakak sepupunya itu pernah bercerita ditelpon, bahwa dia menjalin hubungan dengan crush-nya dari masa SMA, Bella.

Sastra menghela nafas pelan, "Gak, aku udah putus sama dia."

Citra hanya mengangguk, ia tak mau lagi bertanya lebih jauh. Takutnya kakak sepupunya itu malah merasa tak nyaman, dan menganggap bahwa dirinya terkesan terlalu ikut campur dengan masalah percintaan pribadinya.

"Kakak mau nginep gak disini?" Citra mengganti topik obrolannya, ia menatap Sastra sambil tersenyum. Dilihatnya raut wajah kakak sepupunya itu mulai membaik. Ia tersenyum dan mengangguk kearahnya.

"Kayaknya aku bakalan nginep disini buat semalam. Kalo kamu? Mau nginep juga disini?"

Citra tersenyum lebar dan mengangguk.

"Bagus deh kalo gitu. Eh nanti malem mau jalan-jalan gak?" ajak Sastra sambil mencodongkan sedikit badannya sambil tersenyum

"Jalan-jalan? sama Kakak?" matanya makin berbinar, jika memang nanti ia akan berjalan-jalan dengan Kakak sepupunya itu. Sastra terkekeh, sambil mengelus lembut rambut adiknya itu

"Iyaa nanti kita jalan-jalan berdua."

"Okeee kalo gitu aku mau!!!"

Suara riang gembira dari Citra begitu mengobati kerinduan yang dirasakan Sastra selama hampir 15 tahun mereka tidak bertemu. Aktivitas yang cukup sibuk, terkadang ia menyempatkan untuk menelpon adiknya itu.

Walau sudah banyak mengobrol dalam telepon, namun rasanya begitu berbeda ketika bertemu secara langsung seperti saat ini.

Sastra terkadang masih tak menyangka, bahwa gadis yang dulu rambutnya selalu dikuncir dua dan selalu ingin digendong dipundak lelaki itu, kini ia sudah beranjak dewasa. Tak banyak yang berubah dari sifat adiknya itu, hanya penampilannya saja yang kini sudah dewasa dan semakin cantik.

LAST CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang