"Orang tua Asmara tidak bisa menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Eri. Jadi, kami membuat keputusan besar jika Eri tidak bisa melanjutkan sekolah lagi di sini."
Baekhyun menahan diri supaya tidak menangis. Iya. Hati Baekhyun itu lembut, walau kita tahu jika cowok itu jago taekwondo. Berbeda dengan Kyungsoo, laki-laki itu hanya diam ketika mendengar apa yang kepala sekolah mereka ucapkan dari dalam kantor.
"Gue gagal cegah Eri..." Ujah Baekhyun dengan sedih. Mungkin, ini akan menjadi hari terakhir mereka bersama di sekolah ini. Dan lagi... Baekhyun tidak tahu tindakan apa yang akan Suho berikan pada Eri.
"Ini semua salah kita, Baek." Ujar Rahma penuh rasa bersalah.
"Iya... Tolong jangan salahin diri lo sendiri, Baek." Lala masih menenangkan Rahma yang menangis sejak tadi.
"Eri keras kepala." Ini Kyungsoo. "Dia terlalu penuh tekanan di rumah, tapi cara dia melampiaskan juga salah."
"Kami bisa bayar. Berapa pun."
"Mohon maaf sebesar-besarnya, Pak Suho. Kami hanya menjalankan peraturan yang sudah ditulis oleh undang-undang sekolah."
.
.
.
"Lo pergi beneran? Mau ninggalin gue dari sekolah ini?" Baekhyun bertanya ketika Eri keluar dari kantor.
Eri menatap Kyungsoo sekilas. Kemudian beralih menatap Baekhyun.
Semua orang suka Asmara. Tapi kenapa lo juga sih, Hyun?
"Gue pulang dulu ya." Ujar Eri. Dia juga melihat ada Jong In di sana. Menatap Eri dengan tatapan tidak suka.
I'm so sorry, Hyun. Tapi kalau satu-satunya cara bikin Kak Jong In sekolah di luar negri, gue harus jadi anak nakal dulu supaya Kak Jong In ikut gue ke Shang Hai bareng Kak Lay.
"Gue capek bangㅡ"
Baekhyun menarik Eri, memeluknya untuk beberapa detik. Waktu adalah hal yang berharga buat Baekhyun hari ini. Karena, mungkin ia sudah tidak bisa melihat Erinya lagi untuk beberapa lama ke depan.
"Tolong kabarin gue. Apa pun yang terjadi sama lo di sana. Dimana pun lo berada. Dan ketika lo udah nemuin mimpi dan harapan hidup lo. Gue ada buat lo, Ri..."
Baekhyun menatap Kyungsoo. Cowok itu hanya diam, membatu seperti biasanya. Jarang sekali cowok itu berbicara termasuk saat ini.
"Nanti kalau gue butuh kalian, gue akan telepon." Eri menarik napas lama. Menghirup aroma tubuh Baekhyun sesaat sebelum melepaskan pelukan mereka. Suho sudah menunggu dengan tatapan garang.
"Eri! Ayo cepat pulang!"
Suho pergi dulu, jadi Eri menatap teman-temannya sambil menyunggingkan senyum kecil.
"Kalau gue nggak telepon kalian, gue antara baik-baik aja atau mati. Tapi kalau gue matiㅡ"
"Jangan coba-coba, Ri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME
FanfictionMereka bilang; menjadi adik terakhir dan satu-satunya perempuan di sebuah keluarga itu menyenangkan. Well, big no!! Dia akan menarik kata-katanya lagi setelah masuk ke keluarga gue. Gue berani jamin itu!