50

688 66 5
                                    

Jam makan malam telah terlewati beberapa menit yang lalu, kini ketiga pemuda bermarga Jung telah memasuki kamar mereka masing masing. Si kembar Jung berjanji untuk tidak mendekati kakak mereka terlebih dahulu selama dia sedang mengandung. Mereka hanya akan memastikan kakaknya meminum susunya juga vitaminnya, setelah itu mereka kembali ke kamar masing masing.

Jaehyun berbaring di kasurnya, tubuhnya telah terbalut selimut tebalnya yang menutupi hingga dadanya. Menatap langit langit yang membuatnya terus mengingat ucapan kedua adik bungsunya. Memproses setiap kata yang terdengar di telinganya, yang membuat wajah Jaehyun memanas dan timbul rona merah di sana.

Jaehyun memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri dengan kedua tangannya yang menutupi wajahnya. Jantungnya berdegup tak normal. Sangat cepat, sehingga suhu tubuhnya ikut naik seiring suara Jaemin yang terus terdengar di telinganya. Juga aksi Jeno yang tiba tiba mencium dirinya.

Aksi Jaehyun memiringkan tubuhnya terhenti, menurunkan kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya. Menatap kembali langit langit kamarnya, dan tanpa sadar kedua sudut bibir Jaehyun terangkat dan langsung saja Jaehyun menepis bayangan wajah kedua adiknya.

"Haish... Jung Jaehyun, sadarlah mereka adik mu. Adik adik kandungmu, kau tidak boleh seperti ini!!"

Setelah bermonolog pada diri sendiri, ia memaksakan kelopak matanya untuk terpejam dan berusaha untuk menyelami alam mimpi. Namun, di saat kedua mata Jaehyun mulai tertutup, bayang bayang akan wajah kedua adiknya perlahan muncul kepermukaan. Begitu juga suara mereka yang mulai terdengar lagi di telinganya. Seolah, Jeno dan Jaemin berada tepat di depannya.

Jaehyun segera membukakan matanya, menepis bayang bayang tadi dengan menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri.

"Tidak! tidak! tidak! Aku tidak boleh begini!"

"Jung Jaehyun, kau harus ingat bahwa mereka adalah kedua adik mu!!! Mereka tak bisa menjadi milik mu! Itu tidak boleh!! Itu dilarang!!!" ucapnya pada dirinya sendiri.

Gundah gulana yang sedang dialami si sulung Jung membuatnya tak dapat memejamkan kedua matanya, ia merubah posisinya menjadi duduk lalu menurunkan kedua kakinya dan beranjak dari kasurnya. Jaehyun berjalan menuju pintu, berencana untuk ke dapur mengambil minuman.

Tapi saat gagang pintu akan diraih, pintu kamarnya terbuka sendiri dari luar. Menampilkan adiknya Jung Jeno.

"J-Jeno?! Ke-kenapa kau belum tidur??"

"Kau sendiri, kenapa belum tidur? Ingat kau sedang membawa dua calon anak kami!" ketusnya, lalu berjalan masuk seenaknya ke dalam kamar kakaknya dan membaringkan diri di atas kasur.

"Aku haus, mau mengambil minuman"

Mendengar itu, Jeno kembali bangkit dari kasur besar itu. Kembali berjalan mendekat di mana kakaknya berdiri "ku ambilkan, kau kembalilah di kasur mu!" ujarnya yang kemudian berjalan melalui Jaehyun begitu saja.

Melihat adiknya yang begitu sigap, membuat dada Jaehyun kembali bergemuruh. Biasanya ia akan merasa tak enak hati, dan kurang nyaman, tapi kali ini berbeda. Jaehyun mengulum senyumnya, berjalan kembali ke kasur dan duduk di sana.



Tak butuh waktu lama, Jeno pun tiba dengan gelas berisi air di tangannya jalan mendekat menuju kakaknya dan menyerahkan gelas itu "minum, dan langsung tidur!"

Jaehyun menerima gelas pemberian adiknya dan langsung meminumnya sampai habis. Dan Jeno langsung merebut kembali gelas yang telah kosong tersebut.

"Sudahkan? Cepat tidur!"

"Kenapa kau ketus kepadaku?"

Jeno tak menjawab. Ia malah naik ke atas kasur dan membaringkan dirinya di sana. Dengan posisi miring menghadap ke Jaehyun, Jeno menepuk nepuk kasur di depannya memberi tanda untuk Jaehyun berbaring di sebelahnya.

Mengerti akan kode yang ditujukan kepadanya, Jaehyun langsung membaringkan diri di samping adiknya. Langsung saja, Jeno menarik selimut untuk kakaknya, mendekapnya agar Jaehyun selalu merasa hangat.

"Istirahat lah, kau perlu banyak banyak istirahat" ujarnya sambil mengusap usap punggung kakaknya.

Jaehyun mencoba menyamankan dirinya di dalam dekapan sang adik, memejamkan matanya sambil merasakan deru nafas yang berhembus mengenai ujung kepalanya.

Beberapa menit setelah Jaehyun berhasil menyelam ke dalam mimpi, pintu kamar yang sejak tadi belum tertutup itu kembali menampilkan sosok dari adik kembar yang sedang berbaring bersamanya.

Jaemin, berjalan mendekat, setelah menutup kembali pintu kamar dan langsung menaiki kasur dengan perlahan, agar sang kakak tidak merasa terganggu. Ikut bergabung mendekap tubuh kakaknya.

"Jeno, kau curang!" bisiknya sambil melototi kembarannya.

Jeno yang awalnya sudah memejamkan kelopak matanya, kini harus terpaksa di buka kembali "diamlah! Kau akan membangunkannya!" balasnya.

Jaemin bergeming, enggan membalas ucapan kembarannya, menundukkan kepala nya, menghirup aroma wangi shampo yang biasa Jaehyun gunakan lalu mulai memejamkan matanya.

Malam begitu tenang, tanpa adanya halangan dari apapun. Ketiga saudara itu tertidur dan mulai memasuki alam mimpi mereka masing masing. Janji yang mereka buat sendiri untuk tidak memasuki kamar di saat Jaehyun sedang mengandung, mereka ingkari sendiri.

Sebab, tidur tanpa si sulung membuat mereka resah. Di tambah dua janin yang sedang tumbuh di perut kakaknya.








"Aku mau pulang, aku merindukan mereka bertiga"

"Tapi aku yakin, mereka tidak akan merindukan kita"

"Sayang~"

"Kita akan kembali, setelah urusan di sini selesai"

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang