Jeongyeon POV
Ini baru hari kedua dan aku merasa sudah bertahun-tahun hidup dengan gadis konyol ini. Terkadang aku bertanya-tanya dari mana asal Nayeon? Dia aneh dan pada titik tertentu terlalu polos. Entah bagaimana dia bisa licik dan pikirannya penuh dengan tipu muslihat yang tak terhitung. Hari ini, aku membawanya ke kantorku. Yah, aku tahu dia bosan di rumah. Selain itu aku meninggalkannya tanpa apa-apa. Maksudku, tidak ada yang bisa dimakan di rumah. Aku tidak sekejam itu membiarkannya mati kelaparan. Faktanya, appa tidak mengizinkan ku mempekerjakan pembantu untuk mengatur pekerjaan rumah tangga dan itu membunuh ku. Aku pikir dia sudah gila tapi appa bilang aku harus berlatih untuk hidup sendiri, apalagi untuk membangun kehidupan pernikahan. Kalau saja dia tahu bahwa hubungan ku dengan Nayeon itu palsu, entahlah bagaimana jadinya nasibku di dunia. Tapi aku tidak peduli. Selama aku tidak harus menikah dengan Jimin, itu lebih dari cukup bagiku.
Oh kembali ke Nayeon, kehadirannya di kantor sudah pasti mengganggu, tapi kurasa aku tidak keberatan. Aku menyesuaikan diri dengan perilaku gadis konyol ini. Kau tahu apa yang dia lakukan sekarang? Nayeon terlalu asyik dengan gambarnya. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan dengan kertas dan pensil yang ku berikan kepadanya sekitar dua puluh menit yang lalu, tetapi ku tebak mungkin dia mencoba membuat sketsa seperti yang ku lakukan untuk proyek milikku.
"Nay, kau sedang apa?" Aku mencoba mengintip kertasnya. Seolah tahu aku mencoba mencari tahu urusannya, Nayeon menutupi kertas tersebut dengan tangan.
"Jangan lihat, ini jelek." Nayeon mendengus.
"Oh, ayolah! Tidak perlu malu." Tanpa dia sadari, aku diam-diam mengambil kertas itu darinya. Nayeon tidak bisa berbuat apa-apa, kertas itu terlepas dari tangannya dalam hitungan detik.
"Jeongyeon-a!" Nayeon menjadi marah padaku tapi seperti biasa, aku akan mengabaikan semua sikap berontaknya.
"Lihat apa yang kita miliki di sini." Aku menyandarkan punggungku ke kursi, meletakkan tangan kiriku di sandaran lengan dan melihat sketsa buatannya seperti bos. Nayeon bergerak gelisah di kursinya di seberangku seperti seorang karyawan yang sedang menunggu persetujuan atasannya.
"Rumah kaca?" Aku mencuri pandang sebelum kembali fokus ke sketsa miliknya. Nayeon mengangguk perlahan dan kemudian mengalihkan pandangannya, menghindari kontak mata denganku.
"Ide yang bagus. Dimana kau ingin membangunnya?" Aku meletakkan kertas itu di atas meja dan mengunci mataku padanya. Aku tidak tahu kalau Nayeon bisa ramah lingkungan seperti ini.
"Di .. Di rumah kita?" Nayeon tergagap. Ada sesuatu yang tidak biasa ketika dia menyebut 'RUMAH KITA'. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya, tetapi aku sangat senang dengan itu. Ini seperti kita sedang membangun masa depan.
"Aku lihat kita punya lahan yang sangat luas di halaman belakang." Nayeon menambahkan dengan mata penuh harapan. Aku tahu, dia ingin meminta ku membangun satu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]
FanfictionIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...