MSIAGD 9 - A Rival

327 115 113
                                    

Begitu Lamborghini putih Jeongyeon menghilang seluruhnya dari pandangan, Nayeon tahu dia sendirian lagi di rumah besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu Lamborghini putih Jeongyeon menghilang seluruhnya dari pandangan, Nayeon tahu dia sendirian lagi di rumah besar itu. Keheningan yang mematikan membunuhnya di dalam. Pikirannya melayang ke adik perempuannya, Tzuyu. Bagaimana dia sekarang? Dari sosok adik perempuannya, perlahan beralih ke Jennie sahabatnya yang penuh keceriaan. Senyuman hangat Suzy tiba-tiba hinggap di ingatannya, Nayeon ingat dengan jelas bagaimana wanita itu akan menyambutnya di kiosnya setiap kali Nayeon mampir. Jinyoung dan Bambam adalah teman baiknya juga. Bagaimana kabar mereka sekarang? Nayeon sendiri tidak yakin apakah orang-orang itu menyadari bahwa dia telah hilang selama hampir seminggu.

Menjelajahi daftar kontak di ponsel yang diberikan Jeongyeon padanya, Nayeon berniat menelepon Tzuyu. Dia sangat merindukan adik perempuannya. Sejauh yang Nayeon tahu, Tzuyu free hari ini.

Panggilan itu dijawab oleh Tzuyu setelah dering ketiga.

"Yeoboseyo?" Nayeon mendengar suara ragu Tzuyu. Yang lebih muda bahkan tidak tahu bahwa Nayeon memiliki ponsel sekarang karena Nayeon tidak pernah memberi tahu adiknya.

"Bangun pemalas! Kamu masih tidur jam segini?" Suara Nayeon menyerbu seperti angin topan melalui telepon.

"N-nayeon eonni?" Alih-alih kesal karena ada yang merusak paginya, Tzuyu justru memberikan reaksi sebaliknya pada si penelepon. Dia terkejut dan pada saat yang sama bingung dengan pendengarannya sendiri.

"Bagus kalau kamu masih mengenali suara eonnimu heheh."

"Mworaguyo? Kau seharusnya tidak mengatakan itu padaku, tapi akulah yang harus mengatakan ini padamu . . ." Tzuyu menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan pembicaraannya. "B-bagus kalau kamu masih ingat punya adik!"

"Owh~ santai sist ㅋㅋㅋ" Nayeon terbahak dengan senyum kelincinya. Jauh di lubuk hati, Nayeon tahu dia bersalah karena tidak menelepon dan tak mengabari Tzuyu tentang keadaannya beberapa hari terakhir ini.

"Apakah ini nomor teleponmu, eonni?" tanya Tzuyu.

"Ya, simpan. Kau bisa menghubungi ku melalui nomor ini."

"Bagaimana kabarmu?" Mereka berdua bertanya pada saat bersamaan.

"Eonni duluan." Tzuyu memutuskan.

"Aku baik-baik saja di sini. Bos ku juga baik-baik saja. Semuanya berjalan baik." Nayeon menggambarkan secara dangkal kehidupannya. Dia merujuk BOS ke Jeongyeon dan tentu saja sikap Jeongyeon masih tidak terduga untuk sekarang.

"Apa eonni berhasil menyesuaikan diri dengan pekerjaan?" Tzuyu tidak puas dengan apa yang dikatakan Nayeon.

"Aku masih berusaha tapi jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." Kata Nayeon dengan percaya diri.

Yang dia katakan kepada Tzuyu sekarang semuanya adalah kebohongan putih. Memangnya apa pekerjaan yang dia lakukan? Nayeon bahkan tidak punya. Apakah menjadi tunangan palsu untuk gadis sombong dianggap sebagai pekerjaan? Kemungkinan besar ya karena Jeongyeon membayarnya untuk itu.

My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang