NVJ Part 42

619 109 79
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)












Seorang gadis cantik tengah bergibah ria dengan beberapa santri dari berbagai macam pondok. Gadis tersebut seperti di wawancarai mengenai berita yang beredar tentang salah satu santriwati di pondoknya.

"Apa kamu beneran tau tentang kejadian itu?"

Gadis cantik yang tak lain adalah Nuril tersebut menggeleng, "Enggak sih. Tapi temen aku yang namanya Sekar, ternyata dia dulunya pernah mondok disini. Dan dia dekat sama orang yang di bunuh sama santriwati itu." Katanya.

"Benarkah?"

Nuril mengangguk cepat. "Iya. Dan karna insiden yang menakutkan itu, Dia langsung pindah ke pesantren Darussalam."

Beberapa Santriwati tersebut bergidik ngeri membayangkan betapa takutnya Sekar pada saat itu.

"Tapi kalo gosip itu salah gimana?" Tanya santriwati yang sedari tadi hanya mendengar tanpa merespon.

Nuril menggeleng cepat untuk meyakinkan mereka. Meskipun sebenarnya dia ragu, tapi dia segera menepis pikiran nya itu. Dia sudah kenal Sekar lam, jadi mana mungkin Sekar berbohong.

"Tidak. Sahabat ku tidak mungkin salah, lagi pula untuk apa dia berkata jika itu hanya kebohongan?" Tanya Nuril. "Dia itu baik, pintar, dan di cap sebagai Cinderella pesantren, jadi mana mungkin dia menyebarkan gosip yang tidak jelas kebenarannya?" sambungnya.

Mereka para santriwati yang sedari tadi mendengarkan mengangguk setuju.

Suara tawa dari belakang kerumunan membuat mereka menoleh dan terkejut karena orang yang sedang mereka bicarakan tengah berdiri di belakang mereka bersama keempat Sahabatnya.

"Apa ini yang dinamakan membicarakan orang di depannya langsung, heh?" Kata Nur menatap Sinis mereka semua.

Nuril berdiri, "Ups jadi  kalian sadar ya kalo lagi dibicarakan? Itu tandanya, gosip itu benar dong?"

"Lo--"

"Biarin aja, Nur. Cewek tukang cari perhatian kek dia nggak usah di ladenin." Kata Ana memotong perkataan Nur.

Nur berdecak dan langsung melengos kesal.

Suci tersenyum miring dan berjalan mendekat ke arah Nuril, "Inget, Ril. Jangan pernah mau menjadi lilin yang membakar diri, hanya untuk menerangi seseorang."

Nuril mengerutkan keningnya bingung, "Maksud Lo?"

"CK, bodoh!" Umpat Nur menatap Nuril jijik.

Bukannya menjawab, Suci malah menepuk pundak Nuril dan pergi begitu saja. Arvi, Nur, dan Nabila mengikuti langkah Suci. Sedangkan Ana menatap Nuril dengan senyum miring nya.

"Lo nggak tau, apa yang Lo katakan sekarang, bakalan jadi Boomerang buat Lo di kemudian hari." Kata Ana dan berlalu meninggalkan Nuril yang menatap mereka bingung.

****

NANAS berjalan beriringan sambil berbincang santai. Mereka berdua berjalan menuju gerbang pesantren. Mereka ingin membeli makanan di luar pesantren.

Tak sengaja, langkah Suci berhenti kala tubuhnya dan tubuh Mirza akan bertabrakan. Keduanya sama-sama terdiam, sebelumnya akhirnya saling melengos tidak peduli.

Keempat sahabat Suci dibuat melongo dengan pandangan yang mereka lihat barusan. Mereka langsung bergegas menyusul Suci yang sudah mengantri di stan pop Ice.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang