Octagon 3 - 86 : Tiga Mei, The 3rd Movement Pt. 9

238 33 38
                                    

Pada akhirnya, Seonghwa pergi bersama Lino.

Pada akhirnya pula, Hongjoong telah bersiap, bersama dengan Yunho, Mingi dan juga Jongho. Bersiap menunggu di halaman rumah utama Yunho, menunggu kedatangan Hajoon untuk menjemput mereka, dengan pakaian sesuai dengan yang diminta; serba hitam, dan menutupi wajah juga kepala mereka.

Yeosang, San, Wooyoung, Juyeon dan Younghoon adalah yang tinggal. Di mana kelimanya juga menitipkan belasungkawa jika setidaknya ada kesempatan bagi siapapun, untuk menemui siapapun di sana.

Bagaimana caranya mereka menemui siapapun?

Yang akan mereka lakukan bersama Hajoon pun tersembunyi, itu mengapa sulit bagi mereka untuk menunjukan kesedihan mereka, untuk Soobin. Untuk semasa hidupnya yang sangat menyedihkan.

Jongho menyesal karena tak tahu.

Yunho menyesal tak sedekat itu untuk hal yang baik.

Mingi menyesal akan banyak hal yang terjadi di waktu-waktu sebelumnya.

Hongjoong menyesal, membuatnya keluar.

Seluruhnya tertekan, sangat tertekan.

Sampai-sampai ketika Hajoon datang menjemput, rasanya terlalu berat bagi mereka untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Walau, bagaimanapun, mereka akhirnya masuk ke dalam.

Hongjoong duduk di samping kemudi; samping Hajoon. Di baliknya, secara berjajar terdapat Yunho, Mingi dan Jongho.

Hanya diam, dan hening.

Hanya Hajoon yang memastikan, seluruhnya telah tertutup sempurna, sebelum melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Yunho yang sangat luas tersebut. Hajoon pun mengemudikannya dengan tenang di sore itu, pada kepergian mereka pukul lima sore tersebut.

"Semua yang hadir hanya pihak-pihak lingkaran dalam; media pun demikian." Hajoon menjelaskan situasi kembali, agar lebih dapat dipahami. "Jika memungkinkan, kalian bisa di luar mobil, tetapi dalam jarak tertentu. Ingat, ini hanya bentuk penghormatan."

Tak ada yang menjawab.

Hajoon sendiri, yang tahu keadaan, berat mengatakannya. "Kalian tahu sendiri, Sastra benar-benar tersiksa dalam hidupnya. Jadi semua ini adalah bentuk kedamaian untuknya."

Tetapi Hongjoong yang tahu dan yakin, persis, akan apa yang terjadi, langsung menodong ke arah Hajoon. "Jadi, manajer tau dalangnya? Sadewa, 'kan?"

"Sadewa dengan tangan sendiri, atau Sadewa menyuruh orang lain, pada akhirnya, akan berakhir sama, bukan?" Hajoon fokus ke hadapannya, menjawab dengan nada lurus, yang dibuat dengan tegas. "Jika kalian belum tau, Sastra itu berbahaya. Dahulu—"

"Sastra tidak berbahaya." Mingi memotong tak terima.

Baik Hongjoong, maupun Hajoon, melirik dengan ekor mata, selagi Yunho dan Jongho melakukannya langsung.

Namun Mingi yang sangat lelah, atas semua realita yang tengah menyerangnya, berusaha untuk menjaga nama Soobin sebersih mungkin. "Sastra tidak berbahaya. Keadaan yang membuatnya demikian. Sastra hanya seorang anak laki-laki yang ingin merasakan hidup dalam keluarga harmonis, dan saya sebagai anak yang lahir dengan beruntung di keluarga seperti itu, bisa mengerti, betapa tersiksanya jika tak mendapatkan kasih sayang selayaknya anak seharusnya. Terlebih, Sastra adalah anak terakhir. Besar keinginannya untuk dimengerti."

"Itu mengapa, Dimarasetya," Hajoon berucap, membalas tanpa butuh waktu untuk berpikir. "Menjadi bagian dalam lingkaran dalam adalah keuntungan dan kerugian seumur hidup. Ya, Sastra memang tak terlibat. Tapi tiga dari empat anggota keluarganya yang lain, merupakan bagian. Dua ketua, satu budak. Hidup Sastra akan terus tersiksa sepanjang hidupnya."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang