Dongeng di Malam hari

16 4 4
                                    


                     Happy Reading

"Di suatu negeri. Di lain dimensi, lain dunia. Ada satu peradaban yang hidup, peradaban itu penuh dengan sesuatu yang ajaib, dan tidak masuk akal untuk manusia yang berlogika. Dimensi  yang penuh keajaiban itu disebut dengan Alhamora, nama dari sebuah dunia sihir. Di dalamnya ada wilayah-wilayah yang terbagi menjadi beberapa bagian besar. Seperti di Dimensi manusia pada umumnya bagian-bagian besar dari wilayah-wilayah tersebut di sebut sebagai Grama. Grama sama halnya seperti negara. Negara indonesia, cina, dan negaranya Doraemon. Setiap pulau Grama dipisahkan oleh lautan biru safir yang luas," ujar seorang pria berumur senja.

Ia bercerita dengan begitu semangat. Nada suaranya terdengar seperti orang tua yang membacakan dongeng pengantar tidur untuk anak-anaknya di malam hari.

"Ada Grama musim semi, Grama musim gugur, grama musim panas dan Grama musim dingin. Ada dua Grama musim semi di Alhamora. Sesuai dengan musim dan kondisi alam negerinya, penduduknya pun terlahir dan menguasai sihir yang berasal, dan sesuai dari alam negeri mereka. Agar mereka dapat menyeimbangkan, mengembangkan, dan menjaga alam Grama mereka. Terdapat 4 elemen dasar alam, yang melahirkan kekuatan sihir. Dan oleh para penyihir terpilih, elemen berbeda yang disatukan, akan melahirkan kekuatan yang baru."

"Penduduk Grama musim semi mempunyai sihir elemen tanah atau bumi dan air. Penduduk Grama musim gugur menguasai sihir elemen udara, dan tanah. Penduduk Grama musim panas menguasai elemen Api dan udara. Penduduk grama musim dingin menguasai elemen air dan udara."

"Mengapa penduduk grama musim dingin tidak menguasai elemen es, kakek?" tanya seorang gadis cilik. Berpipi temben dan bergigi jendela dua yang terbuka. Alias, dua gigi depannnya di samping kiri dan kanannya ompong. Dipinjam mama katanya.

Pria berkeriput yang memiliki iris mata indah, berwarna hijau sehijau musim semi ini tertawa kecil sambil berkata, "Savera tahu? el--"

"Save tidak tahu, kek." Gadis itu menjawab dengan cepat, ia tidak tahu kalau baru saja menyela.

Pria tua itu tersenyum tenang. "Nah, maka kakek kasih tahu. Elemen air dan udara yang bersatu bisa menghasilkan elemen es. Dari keempat elemen dasar, bisa menghasilkan elemen turunan lainnya. Para penduduk elemen grama musim dingin mengeluar air dan alam yang dingin akan merubahnya. atau mereka mengeluarkan udara dan itu akan menjadi tiupan udara dingin yang akan membekukan," jelasnya.

"Mereka tak bisa mengeluarkan es langsung dari tubuh mereka?" tanya Savera penasaran dengan manik hijaunya yang berkilau indah karna  pancaran rasa penasarannya.

"Tidak. Kecuali mereka para penyihir terpilih, yang bisa menguasai lebih dari dua kekuatan elemen dasar. Dan mampu menyatukannya seperti alam, dan melahirkan elemen turunan dari sihir mereka. Mengembangkan sihir mencapai level tertinggi."

"Para penyihir terpilih? kedengarannya hebat," imbuh Savera merasa tertarik. Dengan pupil matanya yang kini membesar.

"Siapa itu mereka penyi--"

"Save ... kau belum tidur?" Sebuah suara menyela dari arah pintu kamar yang kini terbuka.

"Belum, Mama. kakek sedang menceritakan dongeng," jawab Savera menoleh ke arah pintu. Suara itu agak mengagetkan gadis cilik ini tadi.

"Dan kau seharusnya menutup matamu dan mendengarkan dongeng kakek dalam diam sampai habis, bukannya menyela. Sekarang ayo tidur, kakek akan menceritakannya lagi, besok malam. Ayo," ujar wanita itu sambil berjalan ke arah tempat tidur. Membenarkan posisi tidur 'harta karun kecilnya'.

Savera menunjukan protesnya dengan bibir yang mengerucut cemberut.

"Bapa juga udah ngantuk'kan. Haha," tawa kecil Wanita ini, melihat roman ayahnya yang sebenarnya menahan kantuknya. Sangat kontras dengan suaranya yang begitu segar di dengar saat bercerita.

The Young MagiciansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang