Jika satu ego bisa membutakan semua rasa, maka satu cintamu bisa membuat pelangi dengan jutaan bahagia
-Al Zaydan Faheza
****
Seorang gadis berambut coklat tengah mendrible bola kanan-kiri menuju ring basket kala pelajaran olahraga berlangsung, hanya gadis itu saja yang bermain. Anggota kelas perempuan yang lain hanya memilih duduk di tepi lapangan karena suasana panas saat ini tengah mengincar kulit mereka. Sedangkan anggota kelas laki-laki memilih ke kantin, untuk sekedar menggoda gadis kelas lain yang juga pergi ke kantin.
"Queen, udah mainnya! Hari terlalu panas, lo bisa dehidrasi! Buruan kesiniii!" Sorak seorang gadis berkulit sawo matang, suara cemprengnya membuat penghuni kelasnya menutup telinga dan mengkode - kode orang yang di sahuti sang gadis agar segera kemari agar gendang telinga mereka tak pecah.
"Iya iyaa,"Queen, begitu sapaan teman-temannya padanya gadis ramah yang tak segan menebar senyum pada siapapun. Dengan lesung pipi dan rambut pirang coklat miliknya membuat gadis itu terlihat manis dan sedikit imut.
Meski begitu tak ada yang berani menganggu sang gadis yang terlihat lemah itu, selain seorang kapten tim basket cewek gadis itu juga terkenal dengan ilmu beladirinya yang lumayan dan sering membawa nama besar SMA 1 Sephora saat mengikuti berbagai tingkat perlombaan.
"Queen ya? Dia cewek yang pernah nolongin lo kan Al?" Aksa Damian Axello, menatap ke arah pandang Zaydan yang sedaritadi tak berkedip.
"Iya,"jawabnya singkat, tatapan yang sangat dalam dari laki-laki itu membuat para siswi perempuan yang lewat histeris dan mendambakan Zaydan diam-diam.
"Kenapa gak di samperin?"Aksa bertanya penuh minat pada Zaydan yang hanya diam melihat dari jauh.
"Takut dia risih, gak ada yang jamin kalau dia masih inget sama gue."
"Terlalu naif, cinta itu di kejar Al. Bukan di liatin, kalau gak pernah coba gimana lo tau bakal gagal?"tanya Aksa, tak ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Zaydan yang menurutnya hanya alasan menghindar laki-laki itu berlalu pergi.
"Queen, temen gue minta nomor elo!!" Sorak Aksa sebelum pergi, gadis berambut pirang coklat itu yang duduk di pinggir lapangan langsung menoleh ketika di panggil namanya. Tatapan keduanya bertemu, Zaydan dan Queen.
Mereka berdua larut dengan pikirannya masing-masing, sebelum Queen beranjak berjalan menuju Zaydan yang masih tak sadar akan dirinya yang nenuju kesana.
"Lo minta nomor gue?" Zaydan terkejut kala manik matanya kembali bertemu dengan gadis itu, namun kali ini jauh lebih dekat.
'Awas lo Sa!' Kesal Zaydan dalam hati.
"Iya, kalau boleh." Queen menyodorkan sebuah kertas yang berisi nomor hpnya.
"Hp gue di kelas, kebetulan nomornya ada di kertas ini." Zaydan hampir menganga tak percaya, ternyata mengetahui nomor sang gadis pujaannya segampang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Queen
Romance"AWASS!!" Teriakan seorang gadis menyelamatkan dua nyawa yang tak sadar tengah terancam. "Nama lo siapa?"tanya laki-laki yang nyawanya sudah di selamatkan oleh sang gadis. "Queen,"ujar gadis itu datar. "Sayang banget ya, nama gue bukan Raja atau ki...