Bagian 5

1 2 0
                                    

Tak sampai lima menit indah keluar dengan membawa seteko air es.

"Air apaan tuh?" Tanyaku dengan nada lelucon.

"Ooh, ini air leci. Tadi sekalian beli jasjus leci. Enak tau, indah aja suka" jawab indah.

                  "/"/"/"/"/"/"/"/"/"/"/"

Selang beberapa menit, aku dan indah keluar untuk latihan. Pagi ini matahari terasa hangat seakan mendukung kegiatan kami.

Dikarenakan jarak antara rumah indah dan mesjid yang tidak terlalu jauh, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki, yaaa itung-itung buat pemanasan.

Banyak hal yang kami obrolkan saat berjalan, mulai dari makanan dan minuman yang disukai sampai tempat tempat liburan yang disukai.

Kami sampai dimesjid kurang dari 9 menit. Aku melirik jam dan ternyata sudah pukul 9.51. Aku menaruh handphone, jam dan botol air yang aku bawa, begitu juga dengan indah.

Kami memulai pemanasan terlebih dahulu dan ditambah dengan latihan split dan meroda. Setelah selesai kami baru mengambil alat dan menghapal gerakan.

"Indah, ngapain?" Aku bertanya kepada indah, mengapa dia meletakkan handphone didepan tempat latihan kami.

"Ooh ini, enggak kok, cuma ngerekam aja. Buat kenang-kenangan. Kamu oke kan?" Jawab indah dengan tersenyum.

"Ohh okeeh".

Kami latihan selama 3 jam dan dilanjutkan dengan sholat Zuhur dimesjid tersebut.

Sebelum pulang, indah menelpon ayahnya untuk menjemput sekaligus meminta mengantarkan motorku.

Kami terlalu lelah untuk kembali berjalan pulang walaupun jarang yang tidak terlalu jauh. Tak berselang lama, ayah indah dan adik nya datang membawakan motorku.

Tanpa ba-bi-bu kami langsung beranjak pulang. Indah pulang bersama ayahnya dan aku pulang dengan adiknya.

Setelah sampai rumah indah, kami langsung membanting tubuh ke sofa diruang tamu. Kami sempat berbincang tentang latihan tadi.

"Put, mau air?" Disela sela pembicaraan indah bertanya.

"Sebenarnya mau sih, tapi malu mau bilang kamuu" Jawabku dengan nada pelan.

"Astaghfirullah, ngapa ga bilang putra Guntur Wibawa. Bentar aku ambilin"
Indah bangun dari sofa dan pergi menuju dapur, sedangkan aku hanya duduk dengan perasaan malu.

Tak berselang lama, indah datang dengan air es ditangan kanannya dan dua buah gelas ditangan kirinya.

"Masyaallah, terima kasih indaaaaaah yang baik hati dan tidak sombong" Ucapku saat indah sampai.

"Yee, lain kali kalau mau apa apa tu bilang" Jawabnya.

Kami bersenda gurau dan bercerita tentang banyak hal. Tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 13.58, sudah hampir jam 2.

Aku harus bergegas pulang, tapi aku masih ingin melakukan hal ini bersama indah. Aku tak ingin pergi, tapi aku bukan siapa-siapa bagi dirinya.

" Ehh indah, dah mau jam 2 ni. Aku ijin pulang dulu ya. Makasih minumannya, seger banget." Ucapku sambil meletakkan gelas yang sedari tadi aku pegang.

"Hah, masa sih. Aku kira masih jam 1. Ya udah hati hati yaa, jangan lupa dihapalin gerakannya" sahut indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In The Colour Guard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang